Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wana Tirta, Penjaga Hutan Mangrove dari Kulon Progo

image-gnews
Wisata hutan mangrove di Kecamatan Temon, Kulon Progo, Yogyakarta. TEMPO/Shinta Maharani
Wisata hutan mangrove di Kecamatan Temon, Kulon Progo, Yogyakarta. TEMPO/Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pantai Kulon Progo siang itu benar-benar terik. Pepohonan di hutan mangrove itu menawarkan keteduhan kepada semua pengelana. Termasuk rombongan wartawan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta. 

Cahaya matahari nya menerobos ranting-ranting kering bakau yang rapat. Keong hitam menyebar di sekitar akar yang mengambang di air payau. Hama itu ada hampir di setiap kanan kiri jalan setapak berpayung dedaunan mangrove yang menggerumbul.

Masuk ke hutan mangrove serasa berada di dalam gua, temaram dan sejuk. Hijau dedaunan mangrove menyegarkan mata. Para anggota AJI itu datang bersama pegiat organisasi non-pemerintah Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) untuk belajar konservasi, mitigasi bencana, serta melepas penat di kawasan pesisir pada Rabu, 6 November 2019, "Reportase sekaligus piknik ringan-ringan," kata jurnalis Tirto, Zakki Amali.

Perlu 90 menit untuk menjangkau kawasan wisata hutan mangrove, yang tumbuh di Dusun Pasir Mendit, Jangkaran, Temon, Kulon Progo tergolong endemik. Mangrove jenis sonneratia yang merupakan mangrove endemik tumbuh pada lahan seluas tiga hektare.

Untuk menjaganya tetap lestari, komunitas pelestari mangrove dan pesisir Wana Tirta yang beranggotakan warga Dusun Pasir Mendit mengkonservasi mangrove sejak 2009. "Kami terus menanam mangrove dan sekarang bertambah luas menjadi 10 hektare," kata Ketua Wana Tirta, Warso Suwito.

Masuk ke hutan mangrove serasa berada di dalam gua, temaram dan sejuk. Hijau dedaunan mangrove menyegarkan mata. TEMPO/Shinta Maharani

Warso bersama 20 anggotanya berjibaku menghijaukan kawasan pesisir Kulon Progo. Mereka terus menanam mangrove dan mengajak masyarakat peduli pada kelestarian tanaman penahan gelombang tinggi dan tsunami ini. Sekarang setidaknya ada 20 jenis mangrove yang tumbuh di sana. Selain jenis sonneratia, ada mangrove rhizopora dan api-api.

Kelompok Wana Tirta membuka wisata edukasi atau minat khusus untuk pengunjung sejak 2015. Mereka memasang jalur-jalur di sekitar mangrove untuk wisatawan. Jalur-jalur itu berupa jembatan yang dibuat dari bambu. Dengan jalur itu, wisatawan bisa melihat kanan kiri dan menerobos hutan mangrove.

Di jalur-jalur itu pengunjung berswafoto dengan latar hijaunya mangrove. Komunitas itu juga membangun pondok-pondok persinggahan dari bambu di sekitar hutan bakau. "Wisata mangrove menjadi ramai dan favorit pengunjung sejak 2017," kata Warso.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak saat itu wisata mangrove Wana Tirta mendapat kunjungan rata-rata 1.000 orang setiap bulan. Tapi, kini jumlahnya menurun menjadi 200 pengunjung per bulan karena di sekitar Wana Tirta bermunculan wisata mangrove dengan pengelola yang berbeda.

Di pesisir Kulon Progo kini terdapat tiga pengelola hutan mangrove. Selain Wana Tirta, ada wisata mangrove Kadilangu dan Jembatan Api-api. Ketiganya saling bersaing untuk menggaet pengunjung.

Komunitas Wana Tirta fokus menggarap wisata edukasi minat khusus. Pengunjungnya banyak dari kalangan siswa sekolah, mahasiswa, peneliti, dan akademisi. Tiga mahasiswa dari Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang Jawa Barat misalnya saat ini sedang belajar bagaimana Wana Tirta melakukan konservasi mangrove.

Deputi Advokasi dan Jaringan Kiara, April Perlindungan mengatakan usaha konservasi kelompok masyarakat perlu mendapat dukungan yang kuat, melalui kebijakan yang diturunkan melalui peraturan desa. Keberadaan mangrove sangat penting sebagai penahan bencana alam, seperti tsunami.

Kelompok Wana Tirta yang terdiri dari 20 orang membuka wisata edukasi atau minat khusus untuk pengunjung sejak 2015. TEMPO/Shinta Maharani

Menurut dia, yang ideal untuk menahan tsunami adalah keberadaan mangrove, padang lamun, dan terumbu karang. Di pesisir Kulon Progo gelombang tinggi ditahan gumuk pasir, sungai Pasir Mendit, dan mangrove. "Ketiganya harus dipertahankan untuk mitigasi bencana," kata April.

Selepas mengelilingi hutan mangrove, para jurnalis mampir ke warung untuk menyantap udang dan ikan kakap bakar yang diambil dari laut selatan Kulon Progo. Sayurnya lodeh jantung pisang, rebung, dan sambel bawang. Hmmm sedap.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

3 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

14 hari lalu

Proses relokasi seekor buaya yang ditangkap di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-BBKSDA NTT
Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.


97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

41 hari lalu

Rumah tertimpa tiang listrik yang roboh akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta (ANTARA/HO-BPBD Bantul)
97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

Sebanyak 97 rumah rusak akibat cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di DIY pada Kamis. Masih berpotensi terjadi sampai 16 Maret


Pertamina Rehabilitasi Mangrove di NTT

45 hari lalu

Pertamina Rehabilitasi Mangrove di NTT

Pertamina melalui Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Hutan Pertamina, pulihkan lingkungan melalui rehabilitasi mangrove di Nusa Tenggara Timur (NTT).


Ganjar Tanya Pilih Sekolah Gratis atau Makan Gratis? Ini Jawaban Ibu Lilik

29 Januari 2024

Calon Presiden Ganjar Pranowo berorasi di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Minggu (28/1). (ANTARA)
Ganjar Tanya Pilih Sekolah Gratis atau Makan Gratis? Ini Jawaban Ibu Lilik

Saat kampanye akbar di Kulon Progo, Ganjar bertanya kepada salah seorang ibu: Pilih sekolah gratis atau makan gratis? Ini jawabannya.


Kampanye Ganjar-Mahfud di Kulon Progo, Yenny Wahid: Kita Hormati Pemimpin Negara tapi Lebih Cintai Rakyat Jelata

28 Januari 2024

Putri Gus Dur, Yenny Wahid menghadiri Hajatan Rakyat di Alun Alun Wates Kulon Progo Minggu (28/1). Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampanye Ganjar-Mahfud di Kulon Progo, Yenny Wahid: Kita Hormati Pemimpin Negara tapi Lebih Cintai Rakyat Jelata

Di negara hukum, ujar Yenny Wahid yang hadir dalam kampanye Ganjar-Mahfud, tidak ada yang boleh diistimewakan.


Destinasi Wisata di Banyuwangi, Surga di Ujung Timur Pulau Jawa

26 Desember 2023

Wisatawan sedang berselancar di gulungan ombak Pantai Plengkung Taman Nasional Aas Purwo, Banyuwangi. Ombak di Pantai Plengkung terkenal nomor dua terbaik di dunia setelah Hawaii. Tempo/Ika Ningtyas
Destinasi Wisata di Banyuwangi, Surga di Ujung Timur Pulau Jawa

Dengan keindahan alam yang memukau dan keanekaragaman budayanya, Banyuwangi menjadi salah satu tujuan favorit bagi banyak wisatawan dan pelancong.


Kepala BRGM: Tidak Semua Pantai Memerlukan Mangrove

24 Desember 2023

Kepala BRGM: Tidak Semua Pantai Memerlukan Mangrove

Koordinasi dengan BRGM untuk penananam mangrove agar lokasi tepat sasaran


Rekomendasi 5 Wisata Alam di Pinggiran Jakarta untuk Libur Nataru

17 Desember 2023

Wisatawan melakukan selam permukaan (snorkeling) di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu 9 September 2023. Sudin Parekraf Kepulauan Seribu.mencatat ada 295.221 wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke Kepulauan Seribu sepanjang Januari hingga Agustus 2023, kunjungan tersebut meningkat karena promosi media sosial serta program hiburan lainnya yang dilakukan pihak Pemprov DKI Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Rekomendasi 5 Wisata Alam di Pinggiran Jakarta untuk Libur Nataru

Berbagai destinasi wisata alam di Jakarta kerap ramai dikunjungi saat libur Nataru


Jembatan Pandansimo Sepanjang 1,9 KM jadi Penghubung Kawasan Pantai Selatan Yogyakarta

12 Desember 2023

Wisatawan di Pantai Parangtritis Bantul Yogyakarta pada Sabtu, 5 Maret 2022. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Jembatan Pandansimo Sepanjang 1,9 KM jadi Penghubung Kawasan Pantai Selatan Yogyakarta

Jembatan Pandansimo ini diharapkan dapat menjadi ikon inovasi dan eksplorasi potensi pariwisata Kawasan Pantai Selatan Yogyakarta.