TEMPO.CO, Jakarta - Ancaman efek rumah kaca memang menjadi masalah dunia, tak terkecuali bagi industri pariwisata -- khusus kapal pesiar. Industri berleha-leha ini memang bernilai triliunan dolar, namun juga meninggalkan jejak karbon yang luar biasa. Mengutip laman vice.com, lembaga nirlaba di bidang lingkungan Nature meneliti aliran karbon yang terkait indiustri pariwisata.
Penelitian itu dilakukan di 160 negara yang memiliki destinasi wisata. Hasilnya, industri pariwisata menyumbang 8 persen dari total jejak karbon dunia. Pesawat dan kapal pesiar merupakan dua alat transportasi, yang dituding menjadi salah satu penyebab utama. Lalu apa langkah kapal pesiar?
Daur Ulang Limbah Padat
Komisi Eropa bekerja sama dengan manajemen kapal pesiar Costa Cruises mengelola proyek Suistainable Cruise, dengan cara mengurangi dan mendaur ulang limbah padat – termasuk sampah plastik – di kapal pesiar.
Di kapal Costa Cruises terdapat instalasi mesin pengolahan sampah. Sebelum diturunkan di pelabuhan, sampah-sampah itu didaur ulang terlebih dahulu menjadi material kasar. Lalu, saat diturunkan di pelabuhan, sampah-sampah itu siap dibawa ke pabrik pengolahan lanjutan. Sementara untuk limbah makanan, Costa Cruises mengolahnya menjadi pupuk.
Minyak goreng. palmoilhealth.org
Mendaur Ulang Minyak Goreng
Sampah organik dari kapal Norwegian Cruise Lines biasanya dibuang di laut, yang dapat diurai oleh alam – bahkan jadi makanan biota laut. Namun, manajemen Norwegian Cruise Lines membuat kebijakan unik. Dapur kapal dilarang keras membuang minyak goring bekas ke laut.
Minyak goreng itu diturunkan di pelabuhan-pelabuhan Amerika Serikat untuk diolah menjadi bio-diesel. Sementara itu, penggunaan plastic telah dilarang di kapal dan pelabuhan-pelabuhan pribadi milik Norwegian Cruise Lines, di Great Stirrup Cay di Bahama dan Harvest Caye di Belize.
Hebatnya lagi, limbah air mandi, toilet, dan laudry diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut, untuk memastikan kapal pesiar hanya membuang air bersih ke laut.
Sedotan jadi benda yang dilarang di kapal pesiar. Sumber: dailymail.co.uk
Mengurangi yang Bisa Dikurangi
Berhemat mungkin terlalu konservatif, namun manajemen Disney Cruise Lines dan Holland America Cruises menerapkan efisiensi fasilitas, agar tak terbuang percuma. Sebagai contoh Disney Cruise menggunakan lampu hemat energi dan membatasi muatan kapal, sehingga bahan bakar dan beban untuk mesin juga berkurang.
Mereka membentuk Splash Academy yang mengajarkan anak-anak dan keluarga mereka untuk menghargai air bersih. Bahkan saat turun di pelabuhan, mereka membuat acara amal dengan membersihkan pantai. Sementara itu Holland America Cruises menerapkan penggunaan handuk berkali-kali dan mengurangi kederasan air pancuran kamar mandi. Dengan begitu air bisa dihemat. Kapal ini juga mengolah limbah airnya sebelum dibuang ke laut.
Berhemat juga dilakukan oleh Royal Caribbean Cruise Line. Kapal-kapal mereka pada saat pelayaran musim dingin, hanya menggunakan satu mesin karena penyejuk ruangan banyak yang dimatikan. Dengan begitu, mereka bisa menekan penggunaan bahan bakar.
Kapal pesiar Cruise Silver Shadow setibanya di Pelabuhan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Sabang, Aceh, 2 Januari 2016. ANTARA
Menyingkirkan Kemasan Tak Ramah Lingkungan
Royal Caribbean Cruise Line menyetop penggunaan peralatan sekali pakai, dengan menggunakan pembungkus makanan yang bisa dipakai berulang. Sehingga sampah pun bisa dikurangi, terutama plastik. Langkah yang sama dilakukan manajemen Silversea Cruises, menyimpan gelas-gelas plastik mereka dan diganti dengan gelas kaca.
Kapal pesiar juga memberikan botol minum aluminium agar tamu bisa mengisi ulang saat berlabuh, sehingga tak mengotori destinasi wisata yang didatangi. Manajemen Silversea Cruises juga menempatkan sistem navigasi canggih pada Silver Shadow, Silver Spirit dan Silver Whisper.
Alat itu bisa mengukur keadaan laut yang dilewati, sehingga mesin dapat bekerja sesuai kondisi perairan yang sedang dilalui. Walhasil, penghematan bahan bakar bisa dilakukan dengan baik. Silver Spirit juga menggunakan mesin diesel-listrik modern, yang memungkinkannya mematikan mesin setiap kali kapal melaju pelan, sehingga semakin mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi.
Panel surya. REUTERS/Laurence SiMeng Tan
Panel Surya
Kapal pesiar Celebrity Cruises memiliki 216 panel surya yang mengalirkan energi untuk sistem lampu LED di seluruh kapal, sehingga kapal lebih hemat bahan bakar. Selain menggunakan panel surya, kapal ini memiliki sistem penyaringan air untuk mengubah air air limbah menjadi air bersih sebelum dibuang kembali ke laut. Panel surya pada kapal pesiar ini secara signifikan mengurangi penggunaan bahan bakar solar untuk mesin mereka. Dengan begitu, jejak karbon pun bisa dikurangi signifikan.