Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Lagi Kuliner Lezat Banyuwangi, Geseng Bangsong

image-gnews
Geseng Entok adalah makanan khas Dusun Wijenan Kidul, Desa Singolatren, Singojuruh. Makanan ini biasanya dihidangkan saat acara-acara keagamaan umat Islam, seperti Maulid Nabi, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha. TEMPO/David Priyasidharta
Geseng Entok adalah makanan khas Dusun Wijenan Kidul, Desa Singolatren, Singojuruh. Makanan ini biasanya dihidangkan saat acara-acara keagamaan umat Islam, seperti Maulid Nabi, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha. TEMPO/David Priyasidharta
Iklan

TEMPO.CO, Banyuwangi - Banyuwangi terus melengkapi dirinya untuk menjadi destinasi kelas wahid. Setelah memiliki Arabian Street Food (Arasfo), ikon kuliner yang wajib dituju wistawan adalah Pasar Wit-Witan di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.

Di pasar itu, wisatawan bisa menikmati berbagai kuliner tradisional, termasuk geseng bangsong atau entok khas Singojuruh, yang dikudap di bawah pepohonan yang rindang.

Pasar kuliner tradisional ini buka setiap hari Minggu pagi, mulai pukul 06.00 - 10.00. Geseng Entok adalah makanan khas Dusun Wijenan Kidul, Desa Singolatren, Singojuruh. Makanan ini biasanya dihidangkan saat acara-acara keagamaan umat Islam, seperti Maulid Nabi, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha.

Selain geseng bangsong, di pasar tersebut juga dijajakan rawon alas, sego cawuk, hingga aneka kudapan tradisional seperti tiwul, gatot. Untuk minuman, mulai dari jamu hingga es cendol juga ditemukan di sini. 

Tak hanya itu, para pedagang makanan juga diwajibkan mengenakan busana adat khas masyarakat Using Banyuwangi. Di pasar ini juga tak boleh ada wadah dan sampah plastik. Para penjual makanan menggunakan daun pisang hingga tempurung kelapa untuk makan dan minum.

Selain geseng bangsong, Pasar Wit-Witan juga menjajakan rawon alas, sego cawuk, hingga aneka kudapan tradisional seperti tiwul, gatot. TEMPO/David Priyasidharta

Menikmati aneka kuliner masa lampau di tempat ini memang beda suasananya. Karena berada di kawasan hutan kecil yang penuh dengan pepohonan. Tempat duduk juga dari bangku bambu, sendok yang digunakan juga dari kayu.

Pasar yang ramai dikunjungi ratusan wisatawan ini, memberi berkah bagi para pedagangnya yang semuanya adalah warga setempat. Seperti yang dirasakan Lamhatin salah satu pedagang geseng entok. Wanita yang memiliki usaha warung Geseng ‘Mbak Tin’ ini mengaku bisa meraup keuntungan lebih tinggi saat berjualan di Pasar Wit-Witan.

“Kalau jualan di rumah, saya biasanya habis 6-7 ekor entok per hari. Namun di Pasar Wit-Witan ini, saya bisa masak hingga 24 ekor entok. Itupun dua jam saja sudah ludes. Alhamdulillah,” kata Tin, sapaan akrabnya, Minggu, 3 November 2019..

Hal serupa juga diungkapkan Sundari, pembuat aneka dodol. “Setiap minggu berjualan di Wit-Witan, omsetnya mencapai Rp5-6 juta. Angka ini setara dengan yang saya dapatkan kalau berjualan dodol dari rumah selama satu minggu. Jadi ini sangat bermanfaat bagi keluarga kami," ujar Sundari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pun berkesempatan mengunjunginya. Anas mengaku sangat menikmati kekhasan saat makan di pasar tersebut, terutama geseng bangsong (itik jantan), "Nikmat sekali rasanya. Rasa pedas bercampur asam dari daun wadung yang menjadi campuran bumbunya sungguh nikmat," ujar Anas.

Bupati Anas mengapresiasi langkah masyarakat desa yang mendukung pariwisata daerah, sekaligus menggerakkan perekonomian warga setempat.

“Sepertinya memang sederhana, tapi ini bisa menjadi kekuatan ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Kami pun terus mendorong agar ke depan setiap kecamatan bisa memiliki satu pasar tradisional yang menjual kuliner khas dan menampilkan kesenian daerah setempat,” kata Anas.

Ihwal penggunaan alat atau wadah non plastik juga telah menjadi komitmen dan kesepakatam bersama di antara para pedagang.

Para pedagang di Pasar Wit-Witan kian kreatif menyiasati larangan penggunaan plastik, misalnya tempurung kelapa atau potongan bambu sebagai mangkok dan gelas. Juga Cobek dari tanah dengan alas daun. TEMPO/David Priyasidharta

"Ini memang ketentuan yang sudah disepakati oleh panitia, yaitu ibu-ibu PKK Desa Alasmalang. Bahkan mereka sangat ketat, agar penjual tidak menggunakan tempat atau wadah dari plastik," ujar Camat Singojuruh, Mochamad Lutfi. Para pedagang juga kian kreatif menyiasati larangan penggunaan plastik, misalnya tempurung kelapa atau potongan bambu sebagai mangkok dan gelas. Juga Cobek dari tanah dengan alas daun.

"Alhamdulillah mendapat sambutan positif, karena pengunjung tambah banyak dan mereka yang ingin bergabung pun juga tambah banyak. Namun demikian, panitia tetap menyeleksi dengan ketat mulai dari olahan yang ditawarkan, hingga kemasan dan penampilan penjualannya," tambah Lutfi.

DAVID PRIYASIDHARTA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

8 jam lalu

Pantai Pulau Merah Banyuwangi, Jawa Timur (TEMPO/Lourentius EP)
126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

Destinasi yang paling banyak dikunjungi di Banyuwangi selama libur Lebaran salah satunya Pantai Marina Boom


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

20 jam lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

1 hari lalu

Penari Seblang mengenakan omprok (hiasan kepala) dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar untuk menutup kepala dan wajah. Tradisi ini digelar 15-21 April 2024 (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

2 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

3 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

4 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

6 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

8 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

11 hari lalu

Anis Hidayah, komisioner Komnas HAM turun ke Pakel Banyuwangi, terkait konflik lahan antara warga dengan PT Bumisari. Istimewa
Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

Komisoner Komnas HAM Anis Hidayah turun untuk meninjau lokasi dan situasi konflik lahan di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

16 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.