TEMPO.CO, Bandung - Lebih dari seribuan orang menari Ketuk Tilu di depan Gedung Sate, Bandung, pada Minggu, 3 November 2019. Para penari itu campur baur, dari penari profesional sampai orang awam, dari anak 5 tahun sampai 70 tahun.
Tarian massal Ketuk Tilu diadakan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda sekaligus mengisi West Java Festival 2019. Pendiri Komunitas Rumpun, Marintan Sirait mengatakan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Memiliki lebih dari 300 suku, 700 bahasa, dan enam agama resmi, Indonesia adalah bangsa yang kaya dengan identitas lokal dan keberagaman. "Sudah sepatutnya kita menjaga semua itu dari ancaman dari dalam maupun dari luar," kata Marintan.
Di tengah kegelisahan terhadap intoleransi, kegiatan menari bersama ini bertujuan merawat keberagaman, persatuan, dan memajukan kebudayaan lokal. Ketuk Tilu adalah salah satu tarian masyarakat Jawa Barat yang masuk ke dalam kategori tari pergaulan.
Tarian yang menjadi cikal bakal tari Jaipongan itu memiliki gerakan dinamis. Ada gerakan dasar dari pencak silat yang menyatu dengan unsur tarian, nyanyian dan tetabuhan. Istilah Ketuk Tilu merujuk pada tiga buah ketukan pada alat musik bonang sebagai pengiring utama. Instrumen lainnya yaitu rebab, kendang indung yang besar dan kulanter yang kecil. Tarian ini biasanya dibawakan ketika warga menyambut panen padi.
Lebih dari seribu orang mengikuti tari Ketuk Tilu di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Minggu 3 November 2019. Mereka datang dari Jakarta, Bogor, Cirebon, Bandung, hingga Pangandaran. TEMPO | Anwar Siswadi
Para penari mayoritas warga Bandung. Puluhan lainnya berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bogor, Cirebon, hingga Pangandaran. Pada awal September 2019 pernah diadakan tari massal Ketuk Tilu. Saat itu pesertanya sekitar 700-an orang. "Hari ini yang mendaftar 1.237 orang," kata Ifa Hanifah Misbach, anggota panitia dari Komunitas Rumpun.
Sejak pagi, peserta yang hampir seluruhnya perempuan berdatangan dengan kostum kebaya, kain, juga selendang. Beberapa lelaki juga turut menari dengan selendang pinjaman. Warnanya beragam hingga terlihat semarak. Mereka bisa menari sendiri atau mengikuti gerak pemandu tarian Ketuk Tilu di panggung.
Lokasi menari bertempat di Jalan Diponegoro depan Gedung Sate yang ditutup selama tiga hari untuk acara West Java Festival pada Jumat sampai Minggu, 1-3 November 2019.