TEMPO.CO, Jakarta - Seiring maraknya film-film horor berlatar kota Jakarta, kian besar pula minat warga Jakarta menelusuri wisata hantu atau wisata horor.
Nah, salah satu operator wisata horor Jakarta Mystical Tour menawarkan sembilan tempat yang dianggap memiliki cerita seram. TEMPO berkesempatan mengikuti uji nyali pada Jumat, 1 November 2019.
Tur kali kedua yang diadakan Biang Overlander itu mengunjungi Museum Taman Prasasti, Toko Merah, Museum Sejarah Jakarta, Jembatan Ancol, Lintasan Rel Tragedi Kereta Bintaro, Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut, Taman Langsat, Menara Saidah, Terowongan Casablanca.
Perjalanan tur ini dimulai mengunjungi Museum Taman Prasasti. Kemudian dilanjutkan Museum Sejarah Jakarta atau dikenal juga sebagai Museum Fatahillah di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
Saat berkunjung ke Museum Sejarah Jakarta, pihak penyelenggara acara menentukan tempat untuk memasuki bunker atau ruang bawah tanah. Kemudian acara dilanjutkan menuju Toko Merah yang masih berada di kawasan Kota Tua.
Rombongan wisata horor Jakarta Mystical Tour saat berkunjung ke Toko Merah di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat (1/11). TEMPO/Bram Setiawan
Ketika tiba di Toko Merah para pengunjung hanya berada di luar saja untuk sekadar berfoto. Beberapa di antara mereka ada pula yang mengintip dari jendela untuk melihat ruangan bangunan itu. Saat TEMPO berada di seberang Toko Merah untuk mengambil gambar, seorang juru parkir sempat keheranan, "Itu maksudnya mau foto-foto di tempat angker? Aneh," ujar juru parkir itu.
Toko Merah memang dianggap memiliki cerita horor. Saat TEMPO berada di sana, kesan atau cerita horor sama sekali tak muncul termasuk dari orang-orang yang biasa berada di sekitar Toko Merah.
Bila mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dijelaskan bahwa Toko Merah dibangun pada 1730 sebagai kediaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda Gustaaf Willem Baron van Imhoff. Ia menjabat pada periode 1743 hingga 1750.
Sempat beberapa kali berganti kepemilikan, bangunan tersebut pernah menjadi kediaman beberapa Gubernur Jenderal lainnya, di antaranya Jacob Mossel, Petrus Albertus van der Parra, dan Reinier de Klerk.
Rombongan wisata horor Jakarta Mystical Tour saat berada di dalam bunker are Museum Sejarah Jakarta, Kota Tua, pada Jumat (1/11). TEMPO/Bram Setiawan
Pada 1851, bangunan ini dibeli oleh Oey Liauw Kong, seorang kapten Cina di Batavia. Bangunan itu digunakan untuk tempat tinggal dan toko. Kemudian dicat warna merah, hingga akhirnya bangunan itu disebut sebagai Toko Merah.
Setelah singgah di Toko Merah itu, kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Jembatan Ancol. Lokasi Jembatan Ancol tak disinggahi, bus yang mengangkut rombongan Jakarta Mystical Tour hanya sekadar melintas. Pemandu Jakarta Mystical Tour dalam bus sambil menuturkan cerita horor tentang Jembatan Ancol saat melintasi lokasi tersebut.