TEMPO.CO, Jakarta - Kabupaten Manggarai Barat di Pulau Flores memang surga selam dunia. Di kabupaten itu terdapat Taman Nasional Komodo. Tapi, daratan Flores tak semata soal wisata bahari. Di daratan banyak spot menawan yang bisa dieksplorasi.
Warga Manggarai yang umumnya petani, memiliki sawah berwarna-warni. Bahkan, sawah seperti ini tak ditemukan di wilayah Asia lainnya. Sawah terasiring berundak, membentuk garis-garis memanjang dan bertemu pada satu titik membentuk jaring laba-laba raksasa.
Kemiripan dengan sarang laba-laba yang indah ini tidak disengaja, melainkan hasil dari pertanian komunal tradisional masyarakat adat Manggarai. Berabad-abad yang lalu, tanah yang ditanami -- yang dikenal sebagai lingko -- dibagi oleh seluruh warga desa. Ladang-ladang komunal berbentuk lingkaran, dengan lodok di tengahnya, sebagai tempat ritual upacara yang diadakan sekitar masa panen.
Dalam sistem sawah adat ini, setiap keluarga diberi jatah sawah. Dari titik lodok, tanah pembagian yang dijadikan sawah terus bertambah. Merambat ke luar membentuk sarang laba-laba. Setiap pemberian sawah kepada warga, ditandai dengan prosesi pengorbanan seekor kerbau.
Sawah membentuk jaring laba-laba karena tak disengaja. Pembagian tanah kepada keluarga dimulai dari titik tengah atau lodok, membentuk jaring laba-laba. Foto: Atlas Obscura/Paul Arps
Semakin banyak sumber daya yang dimiliki keluarga, semakin besar pembagian sawah bagi mereka. Mulanya sawah membentuk lingkaran atau pie. Belakangan, sawah-sawah itu kemudian dibagi lagi dengan para pemilik asli, yang mengarah ke bentuk lingko yang mirip sarang laba-laba.
Sawah jaring laba-laba ini dapat dilihat di desa Cancar, sebelah barat Ruteng. Bemo dan mobil dapat disewa dari Kota Ruteng. Driver akan tahu sudut pandang terbaik untuk memotret sawah ini. Bila Anda ingin sedikit suasana berbeda setelah mengamati terumbu karang, melihat sawah di Ruteng bisa jadi pilihan terbaik.