TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mengatakan daya tarik wisata harus dikelola dengan lebih kreatif agar kian diminati wisatawan. Menurut dia, pariwisata dan ekonomi kreatif adalah bisnis inti bangsa Indonesia ke depan, sehingga harus dikelola dengan baik agar menghasilkan devisa.
"Selain promosi dan infrastruktur, dibutuhkan kemampuan lebih kreatif untuk mengelola daya tarik wisata," kata Wishnutama seusai acara serah terima jabatan dari Menteri Pariwisata periode 2014 - 2019, Arief Yahya pada Rabu, 23 Oktober 2019.
Wishnutama menjelaskan, kreativitas tidak hanya dibutuhkan dalam mengelola produk ekonomi kreatif seperti film dan musik, melainkan juga pariwisata. Intinya, bagaimana membuat destinasi wisata memiliki daya tarik yang luar biasa.
"Alam Indonesia yang menarik sebagai anugerah Tuhan. Tinggal bagaimana kreativitas kita untuk menjadikannya sebagai daya tarik yang luar biasa agar dikunjungi wisatawan," kata Wishnutama. Mantan bos Net TV ini lantas mencontohkan ajang karnaval bunga Pasadena yang dikunjungi oleh pelancong dari berbagai penjuru dunia.
Kereta BD Singpoli Amerika berjalan di sepanjang rute Parade Bunga Mawar Pasadena ke-129 di Pasadena, California, 1 Januari 2018. Mobil ini meraih penghargaan Sweepstakes. AP
Parade bunga Pasadena merupakan karnaval bunga mawar dunia yang diselenggarakan di Pasadena, Los Angeles, California, Amerika Serikat. Karnaval bunga Pasadena ini berlangsung setiap 2 Januari sekaligus menyambut pergantian tahun.
Tak hanya menyuguhkan parade kendaraan yang dihias penuh bunga dan menarik wisatawann, Wishnutama mengatakan karnaval bunga Pasadena ini ditayangkan oleh lebih dari 220 stasiun televisi. Inilah yang menjadi daya tarik lebih dan membuat wisatawan berbondon-bondong datang ke Amerika.
Adapun di Indonesia, menurut Wishnutama, sudah punya banyak Calender of Event yang tak kalah menarik. "Ke depan kita pilih dan fokus pada beberapa agenda wisata dengan daya tarik yang luar biasa agar banyak mendatangkan wisatawan," kata Wishnutama.