TEMPO.CO, Jakarta - Banyak selebritas terjun ke bisnis. Uang yang melimpah memang paling bagus diinvestasikan. Nama besar mereka biasanya digunakan untuk brand kuliner dan hotel. Nah, Robert de Niro yang suka menikmati hidangan dan restoran memilih terjun ke bisnis hotel.
Robert de Niro memulai bisnis hotel 25 tahun lalu, dengan brand Nobu. Lalu mengapa ia tertarik terjun dalam dunia hospitality? Pada awal 1990-an, peraih Oscar itu berkunjung ke Los Angeles. Ia mengunjungi restoran Matsuhisa, dan langsung jatuh cinta pada hidangan sushi buatan Chef Nobu Matsuhita, "Makanannya luar biasa," kenang De Niro.
"Aku langsung berpikir, makanan Jepang tradisional di New York dan London,” ujar De Niro. Ia lalu menyalami Matsuhita dan menawarkan membuka cabang di Manhattan. Tapi, tidak jawaban Matsuhita. Dan itu bukan jawaban yang menyenangkan bagi De Niro. Namun ia menghormatinya. Daro perbincangan singkat itu, De Niro mengetahui Nobu Matsuhita adalah seorang yang perfeksionis.
Matsuhita hanya mau membuka restoran kedua, bila kondisi rumah makannya di Los Angeles itu baik sebelum membuka gerai baru. Namun akhirnya Matsuhita mengiyakan ajakan De Niro. Keduanya lalu mengajak pebisnis kawakan Meir Teper. Mereka kemudian membuka restoran Nobu di New York City dan kemudian yang ketiga di London. Kota-kota lain segera menyusul: Las Vegas, Cape Town, Mexico City, dan Beijing.
Langkah selanjutnya pada 2013, mereka ekspansi membangun Hotel Nobu. Kini Hotel Nobu berjumlah sembilan, termasuk Nobu Ryokan di Malibu, yang juga memiliki lahan pertanian tersendiri – untuk kebutuhan hotel. De Niro, Matsuhita, dan Nobu ternyata belum cukup. Mereka laly mengundang Trevor Horwell kelahiran Inggris, seorang veteran Hyatt dan Como, untuk menjalankan operasional hotel.
De Niro tak menampik, popularitas mendorong pelanggan berdatangan. Namun ia yakin, bila bisnisnya tak benar, orang hanya datang sekali lalu tak pernah kembali. Restoran dan Hotel Nobu ternyata memikat pelanggan: hotel yang estetik selaras selera De Niro dan cita rasa hidangan Matsuhita, membuat brand Nobu digemari.
Hotel Nobu di Marbella, Spanyol, memiliki layanan terbaik dengan hidangan yang lezat. Foto: Nobu Marbella
Selain itu De Niro mengurus Nobu sepenuh hati. Ia tidak memanfaatkan nama besarnya atau tak mau berdiskusi, lalu ambil untung dan pergi. Namun De Niro benar-benar mencintai bisnis restoran dan hotelnya itu.
De Niro, meyakini, nama besarnya tanpa pebisnis seperti Teper, atau ahli manajemen hotel seperti Horwell, maka usahanya bersama Matsuhita tak akan berjalan dengan baik, “Konsep restoran Nobu, yang kami yakini berempat adalah 60 persen pelayanan dan 40 persen makanan. Karena pelanggan kebanyakan mengingat pelayanan,” kata Teper.
Teper melanjutkan: "Kami mengadaptasi filosofi yang sama untuk hotel yaitu, saya pikir yang paling penting adalah layanan. Anda meminta layanan kamar, Anda tidak ingin menunggu satu jam sampai hanya untuk mendapatkan sarapan atau secangkir kopi. Anda dapat memiliki kamar hotel yang paling indah, perabotan yang paling indah dan jika Anda menunggu lama untuk layanan, itu satu-satunya hal yang Anda ingat.”
Sementara bagi Matsuhisa, namanya dijadikan sebuah brand hotel membutuhkan waktu untuk membiasakan diri. Tapi sekarang? De Niro menggoda, "Dia selalu mengeluh itu tidak dieja dengan benar, itu harus lebih besar."
Hotel Nobu di Malibu, California, memiliki pertanian sensiri, sebagai destinasi wisata agrobisnis dan untuk mencukupi kebutuhan hotel. Foto: Nobe Ryoken
Restoran Nobu kini berusia 25 tahun, level mereka terus meningkat. Tepat pada 5 Agustus 2019 lalu, pada hari ulang tahun mereka, Nobu mengumumkan akan membuka properti baru di di Toronto pada tahun 2021.