Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Aktivitas di Sekitar Taman Nasional Tambora

image-gnews
Seorang pendaki melihat kawah dari puncak Gunung Tambora, Bima, NTB, 12 Maret 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Seorang pendaki melihat kawah dari puncak Gunung Tambora, Bima, NTB, 12 Maret 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki dua gunung sekaligus geopark ikonik: Taman Nasional Rinjani dan Taman Nasional Tambora. Sama-sama menyandang status geopark kelas dunia, namun Taman Nasional Tambora memiliki bentang alam yang unik. Savana yang tampak tak bertepi, menjadi pemandangan yang unik di kaki Gunung Tambora. Berikut berbagai kegiatan wisata di sekitar Taman Nasional Tambora.

Wisata Kaldera

Kaldera Gunung Tambora merupakan salah satu dari tiga gunung api aktif selain Gunung Rinjani dan Gunung Sangiang. Gunung Tambora terbentuk awalnya pada 200 juta tahun yang lalu. Mulanya gunung ini hanya berupa aliran lava kawah pusat, yang membentuk gunung api perisai dengan ketinggian di atas 1.800 mdpl (di atas perrmukaan laut).

Karena adanya aktivitas lava, ketinggian Gunung Tambora mencapai 4.300 mdpl – setara dengan Gunung Semeru. Pada fase ini gunung Tambora lebih bersifat eksplosif, menghasilkan material lepas diselingi aliran lava yang mengalir ke arah lereng timur-tenggara, selatan dan barat daya.

Pada April 1815 terjadi letusan yang sangat dahsyat yang disertai pembentukan kaldera. Letusan itumenghasilkan material berupa jatuhan dan aliran piroklastik dengan volume sekitar 650 kilometer kubik yang menutupi hampir seluruh gunung api, termasuk tiga kesultanan yaitu kesultanan Tambora, Pekat dan Sanggar yang terletak di sekitar lereng Gunung Api Tambora.

Letusan itu menciptakan kaldera dengan garis tengah mencapai tujuh kilometer dengan kedalaman kurang lebih 1 kilometer. Pada dasar kawah Gunung Tambora telah muncul gunung api baru, yang diberi nama Doro Api Toi.

Seorang pendaki saat menuju puncak Gunung Tambora, Bima, NTB, 12 Maret 2015. Gunung Tambora meruapakan salah satu gunung berapi yang masik aktif di Indonesia. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

Pendakian

Kaldera Gunung Tambora merupakan kaldera gunung api yang tergolong salah satu kaldera terbesar di dunia. Untuk menuju kaldera atau puncak Gunung Tambora dapat melalui empat pintu masuk yaitu jalur pendakian Piong (Kore),  jalur pendakian Kawindato’i di Kabupaten Bima atau dapat melalui jalur pendakian Doro Ncanga dan jalur pendakian Pancasila di Kabupaten Dompu. Jalur Pancasila ini menarik dan diminati pendaki.

Kepala Sub Bag Tata Usaha Taman Nasional Tambora Deny Rahardi menyebutkan jalur pendakian dari Desa Pancasila disukai wisatawan karena memiliki penginapan dan pemandu pendakian serta kesiapan masyarakatnya. Tidak seperti di Kawinda Toi, Piong dan Doro Ncanga. ''Dari Desa Pancasila ini, bsa mencapai puncak tertinggi Tambora 2.851 mdpl,'' ujarnya.

Untuk jalur pendakian ini dan juga dari Kawinda Toi, diperlukan waktu minimal tiga hari dua malam. Sedangkan dari Doro Ncanga bisa menggunakan kendaraan bermotor (off road) dari pintu masuk hingga Pos 3 yang waktu tempuhnya 2,5 sampai tiga jam, jika berangkat pagi bisa pulang pada malam harinya.

Kaldera Tambora saat ini menjadi objek wisata menarik khususnya bagi wisatawan yang senang berpetualang. Kegiatan yang dapat dilakukan di kaldera tersebut antara lain hunting foto, pengamatan aktivitas gunung api baru Doro Api Toi pada dasar kawah dan lain-lain.

Suasana makam raja Kerajaan Sanggar di Desa Sanggar, Bima Nusa Tenggara Barat, 15 Maret 2015. Dikabarkan, letusan gunung Tambora telah melenyapkan tiga kerajaan di Sumbawa yakni, Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat dan Kerajaan Sanggar. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

Jungle Tracking

Kegiatan menjelajah hutan atau sering dikenal sebagai jungle tracking dapat dilakukan di kawasan Gunung Tambora. Kegiatan ini didukung kondisi tutupan vegetasi yang masih cukup rapat, dengan jalur penjelajahan yang cukup sejuk dan nyaman. Kegiatan jungle tracking tersebut dapat dilakukan pada empat pintu pendakian yaitu Piong (Kore), Kawindato’i, Doro Ncanga dan Pancasila.

Masing-masing jalur penjelajahan memiliki keunikan dan tantangan tersendiri yang mampu memenuhi kebutuhan rekreasi dan wisata alam. Sepanjang jalan wisatawan dapat menikmati keindahan formasi hutan yang masih rapat dan memiliki keragaman jenis yang tinggi.

Pada lokasi tertentu, pengunjung dapat menjumpai pohon dengan ukuran raksasa menjulang tinggi antara lain jenis kalanggo, soka, samba, kelicung/huja api, rida, jambu hutan, dan berebagai spesies tanaman yang jumlahnya mencapai 277 jenis yang teridentifikasi pada 2013.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada ketinggian 2.000 mdpl pengunjung akan menemukan komunitas pohon cemara gunung pada hamparan yang cukup luas. Sepanjang perjalanan pengunjung juga dapat berfoto, pengamatan satwa (Animal Wacthing) seperti kera abu-abu, dan rusa timor.

Selain itu, Gunung Tambora merupakan destinasi pengamatan burung (Bird Wacthing) karena kawasan ini merupakan habitat kakatua kecil jambul kuning, nuri pipi merah, kipasan flores, gosong kaki merah, isap madu topi sisik, caladi tilik, paok la’us, ayam hutan, cikukua tanduk, Kacamata Wallace (Zoosterops Wallace), punglor kepala hitam, sepah kerdil, elang laut perut putih dan berbagai jenis burung lainnya.

Sejumlah warga mandi di mata air Tampuro di Desa Piong, Kecamatan Sanggar, Bima, NTB, 15 Maret 2015. Mata air ini dapat dikunjungi sebelum atau setelah mendaki Gunung Tambora, lewat jalur Sanggar. TEMPO/Iqbal Ichsan

Wisata Tirta

Gunung Tambora berfungsi pula sebagai wilayah tangkapan air, yang memiliki beberapa alur sungai salah satunya adalah Sungai Oi Marai yang ada di Desa Kawinda Toi.

Sungai ini memiliki air yang sangat jernih dan airnya mengalir sepanjang tahun dengan debit yang cukup besar. Masyarakat memanfaatkannya sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau mikrohidro dengan daya 20.000 MW, yang saat ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik Desa Kawindato’i.

Keberadaan sungai tersebut dapat dikembangkan sebagai objek wisata antara lain wisata jelajah sungai, lokasi bird watching, bermain kano, river tubing, hunting foto, dan lain-lain.

Wisata Minat Khusus

Taman Nasional Tambora memiliki peluang pengembangan pariwisata seperti panjat tebing, paralayang, offroad, jungle tracking dan lain-lain yang memacu adrenalin pengunjung.

Wisata Ilmiah

Selain wisata alam Taman Nasional Tambora juga bisa dikembangkan sebagai pusat wisata ilmiah, seperti interpretasi jenis tumbuhan dan atau satwa yang ada di kawasan Tambora. Pengembangan wisata ilmiah dapat dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan, pengenalan jenis tumbuhan dan satwa liar yang ada, pengembangan laboratorium alam, pengembangan demplot atau kebun koleksi tumbuhan dan lain-lain.

Pengembangan wisata minat khusus tersebut sangat memungkinkan. Pasalnya Taman Nasional Tambora juga memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar yang sangat tinggi. Kepala Balai Taman Nasional Tambora, Murlan menjelaskan rencananya pada bulan November 2019 digelar kegiatan Sapu Jagat bekerja sama dengan Komunitas TrashBag. "Sekaligus dilakukan kampanye pengendalian sampah,” ujarnya kepada TEMPO, pada pertengahan September 2019 lalu.

Adegan penari Rai Saida yang bergelimpangan akibat meletusnya Gunung Tambora di Savana Doro Ncanga, Dompu, Nusa Tenggara Barat, 11 April 2015. TEMPO/Eko Siswono

Cara Menuju Taman Nasional Tambora 

Untuk menuju Taman Nasional Tambora dapat diakses melalui beberapa rute perjalanan sebagai berikut:

  • Rute Perjalanan Darat dan Laut dari Mataram melalui Pelabuhan Kayangan (Lombok Timur) menggunakan kendaraan darat roda dua atau roda empat dengan jarak tempuh sekitar 80 kilometer membutuhkan waktu 2 jam.
  • Pelabuhan Kayangan (Lombok Timur) - Pelabuhan Poto Tano (Sumbawa) menggunakan penyeberangan kapal feri dengan waktu tempuh 150 menit.
  • Dari Pelabuhan Poto Tano (Sumbawa Barat) - Dompu (Cabang Banggo) menggunakan kendaraan darat roda dua atau roda empat, dengan jarak tempuh sekitar 200 kilometer membutuhkan waktu tempuh sekitar enam jam.
  • Dompu (Cabang Banggo) - Kawasan Taman Nasional Tambora menggunakan kendaraan darat roda dua atau roda empat dengan jarak tempuh 60 - 80 kilometer membutuhkan waktu tempuh 2 - 4 jam.
  • Jika perjalanan menggunakan pesawat udara,  dari Lombok Internasional Airport (Praya) - Bandara Sultan Salahuddin (Bima) menggunakan pesawat tipe ATR dengan waktu tempuh 30 - 40 menit.
  • Selanjutnya melakukan perjalanan darat dari Bandara Sultan Salahuddin (Bima) - Dompu (Cabang Banggo) mengunakan kendaraan roda dua atau roda empat dengan jarak tempuh 40 kilometer membutuhkan waktu tempuh 1,5 - 2 jam.
  • Dompu (Cabang Banggo) - Kawasan Taman Nasional Tambora menggunakan kendaraan darat roda dua atau roda empat dengan jarak tempuh 60 - 80 kilometer membutuhkan waktu tempuh 2 - 4 jam.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lima Tempat yang Hilang di Indonesia, Dua di Antaranya Masih Dianggap Mitos

28 Juli 2022

Warga berdoa di kawasan Lumpur Lapindo di titik 21 Desa Siring, Kec. Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 16 Juli 2015. Warga berziarah untuk mendoakan keluarga dan kerabat yang makamnya telah tenggelam oleh Lumpur. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Lima Tempat yang Hilang di Indonesia, Dua di Antaranya Masih Dianggap Mitos

Tempat yang hilang di Indonesia itu menjadi sebuah legenda di antara fakta dan mitos, juga dibumbui cerita yang tersebar dari mulut ke mulut.


Potensi Wisata Gunung Tambora yang Disebut Bisa Saingi Eropa

6 Juni 2022

Seorang pendaki saat menuju puncak Gunung Tambora, Bima, NTB, 12 Maret 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Potensi Wisata Gunung Tambora yang Disebut Bisa Saingi Eropa

Momentum Festival Pesona Tambora 2022 merupakan bagian dari peringatan meletusnya Gunung Tambora 207 tahun lalu dan HUT Dompu.


Meriahnya Festival Pesona Tambora 2022, Terselip Pesan Menuju Wisata Kelas Dunia

6 Juni 2022

Suasana penyelenggaraan Festival Pesona Tambora 2022. Dok. Pemprov NTB
Meriahnya Festival Pesona Tambora 2022, Terselip Pesan Menuju Wisata Kelas Dunia

Festival Pesona Tambora 2022 dilaksanakan selama dua hari pada 4-5 Juni 2022 di Pos 1 Tambora Via Doro Ncanga, Dompu.


Peringatan 207 Tahun Meletusnya Gunung Tambora, Ada Festival Pesona Tambora

28 Mei 2022

Seorang pendaki melihat kawah dari puncak Gunung Tambora, Bima, NTB, 12 Maret 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Peringatan 207 Tahun Meletusnya Gunung Tambora, Ada Festival Pesona Tambora

Festival Pesona Tambora juga digelar untuk mengingatkan generasi muda tentang Gunung Tambora yang punya sejarah mendunia.


Peringatan 207 Tahun Gunung Tambora Meletus, Ini yang Dibutuhkan Pulau Sumbawa

18 April 2022

Seorang pendaki berjalan menuju puncak Gunung Tambora, Bima, NTB, 12 Maret 2015. Gunung Tambora pernah beberapa kali meletus, dan letusan terbesarnya yakni pada 1815 yang masuk dalam skala tujuh Volcanic Explosivity Index (VEI). TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Peringatan 207 Tahun Gunung Tambora Meletus, Ini yang Dibutuhkan Pulau Sumbawa

Popularitas Gunung Tambora sudah mendunia karena letusannya yang amat dahsyat pada dua abad lalu.


Pendakian Gunung Tambora Kembali Dibuka, Simak Aturan untuk Pendaki

6 April 2022

Seorang pendaki saat menuju puncak Gunung Tambora, Bima, NTB, 12 Maret 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Pendakian Gunung Tambora Kembali Dibuka, Simak Aturan untuk Pendaki

Karena situasi pandemi Covid-19, jumlah pendaki dibatasi sebesar 30 persen dari daya tampung wisata Taman Nasional Gunung Tambora.


Gubernur NTB Zulkieflimansyah ke IKN: Kami Membawa Air Awet Muda

14 Maret 2022

Presiden Joko Widodo alias Jokowi dalam ritual Kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin, 14 Maret 2022. Acara ini diikuti seluruh gubernur atau perwakilan dari 34 provinsi dan juga 15 tokoh masyarakat dari Kalimantan Timur. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Gubernur NTB Zulkieflimansyah ke IKN: Kami Membawa Air Awet Muda

Gubernur NTB Zulkieflimansyah membawa air dari Taman Narmada di Kabupaten Lombok Barat ke IKN. Masyarakat Lombok percaya ini air awet muda.


4 Letusan Gunung Berapi Terdahsyat di Dunia, Ada Gunung Tambora dan Krakatau

7 Desember 2021

Erupsi Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa 1 Januari 2019. Gunung Anak Krakatau mulai diketahui tumbuh pada 20 Januari 1930 hasil dari letusan Gunung Krakatau pada Agustus 1883. Anak Krakatau muncul akibat erupsi kompilasi pada 11 Juni 1927 dengan komposisi magma basa muncul di pusat komplek Krakatau. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
4 Letusan Gunung Berapi Terdahsyat di Dunia, Ada Gunung Tambora dan Krakatau

Setidaknya ada empat letusan gunung berapi terdahsyat yang menyebabkan banyak kematian serta kerugian. Dua di antaranya gunung berapi di Indonesia.


Letusan Gunung Tambora 206 Tahun Lalu, Buat Napoleon Bonaparte Kalah di Waterloo

10 April 2021

Suasana puncak gunung Tambora difoto dari pesawat, Bima, Nusa Tenggara Barat, 9 Maret 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Letusan Gunung Tambora 206 Tahun Lalu, Buat Napoleon Bonaparte Kalah di Waterloo

Gunung Tambora yang terletak di Pulau Sumbawa, NTB, tepat hari ini 10 April, 206 tahun lalu berdampak pada dunia. Napoleon Bonaparte kalah.


Wisatawan Belanda Cedera Saat Turun dari Gunung Tambora

16 November 2020

Seorang pendaki saat menuju puncak Gunung Tambora, Bima, NTB, 12 Maret 2015. Gunung Tambora meruapakan salah satu gunung berapi yang masik aktif di Indonesia. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Wisatawan Belanda Cedera Saat Turun dari Gunung Tambora

Saat turun dari Gunung Tambora, wisatawan Belanda ini mengalami cedera kaki sampai tidak mampu berjalan.