TEMPO.CO, Jakarta - Api masih membakar hutan dan padang sabana di lereng Gunung Semeru. Titik kebakaran hutan dan lahan terpantau di Landengan Dowo dan pos 1. Petugas gabungan dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBNTBTS) belum bisa menjinakkan api.
Sedangkan sejumlah titik api berhasil dipadamkan meliputi kawasan Gunung Kepolo, Arcopodo, Kelik, Watupecah, Waturejeng, Ayek-ayek, Pusung Gendero, Ranu Kumbolo, Pangonan Cilik, Oro-oro Ombo, Watu Tulis, Gunung Lanang, Cengkleng dan Bantengan. Luas lahan yang terbakar mencapai 102 hektare.
"Bantuan personil pemadaman kebakaran datang dari berbagai pihak. Total 660 personil," kata Kepala sub bagian data evaluasi dan pelaporan BBTNBTS, Sarif Hidayat,
Petugas juga menggelar salat istisqo’ di halaman Posko Ranupani, Lumajang. Memanjat doa agar turun hujan memudahkan proses pemadaman. Selama proses pemadaman, mereka terus berkoordinasi dengan tim teknis untuk menangani kebakaran hutan.
Para relawan menggunakan aneka peralatan antara lain jetshooter, garu, sabit, parang, flame freeze, dan truk. Kebakaran di permukaan sulit dipadamkan karena dedaunan tebal dan rumput mengering, yang menjadi media yang efektif untuk api membakar hutan.
Relawan, aparat, dan petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBNTBTS) menggelar salat Istisqa atau salat memohon hujan. Foto: BBNTBTS
Fokus pemadaman dengan mendekati titik api yang terjangkau. Lantas api dipadamkan dengan jetshooter, gepyok dan ranting. Serta membuat sekat bakar di daerah yang memiliki medan datar agar api tak meluas.
"Prinsip pemadaman dan pengendalian kebakaran hutan mengutamakan keselamatan jiwa," katanya. Dilakukan pememadaman area yang terjangkau serta memperhatikan arah dan kecepatan angin. EKO WIDIANTO