TEMPO.CO, Tanjung Lesung - Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka secara resmi perhelatan akbar Festival Tanjung Lesung pada Jumat, (27/9). Perhelatan itu dibuka dengan seremoni tradisional dengan menumbuk lesung. Pembukaan Festival Tanjung Lesung itu dihelat di kawasan Lalassa Beach Tanjung Lesung.
Festival Tanjung Lesung ini dihelat pada 27 - 29 September 2019 di Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung. Dalam seremoni itu, Arief Yahya didampingi Bupati Pandeglang Irna Narulita, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati, Direktur PT. Jababeka Tbk, Basuri Tjahaja Purnama dan Direktur Utama PT. Banten West Java (Pengelola KEK pariwisata Tanjung Lesung), Poernomo Siswoprasetijo.
“Banten memiliki tiga event besar yang menjadi perhatian; Festival Tanjung Lesung, Seba Baduy dan Festival Cisadane. Pemerintah menghargai komitmen kuat masyarakat Banten dan mendukung penuh pariwisata Banten yang telah pulih dan bangkit setelah peristiwa bencana Desember 2018 lalu,” ujar Arief Yahya.
Arief Yahya menegaskan, terus mendukung Kawasan Ekonomi Kreatif Pariwisata Tanjung Lesung untuk bangkit dan tampil lebih, dengan mengajukan Ujung Kulon sebagai UNESCO Global Geopark pada 2020. Arief juga menyebut, perhelatan ini bakal mudah diakses wisatawan dengan keberadaan jalan tol baru Serang – Panimbang – yang selesai pada 2022. Tol ini memungkinkan jarak tempuh Jakarta – Tanjung Lesung hanya tiga jam.
Festival Tanjung Lesung merupakan perhelatan yang memadukan wisata olahraga dan budaya, dan masuk dalam Kalender 100 Event Nasional. Perhelatan ini dimeriahkan oleh pertunjukan tarian kolosal bertajuk Kuda Leumpang. Tarian tersebut dibawakan dengan apik dan megah oleh 150 penari anak-anak dari sekolah-sekolah di Pandeglang.
Festival Tanjung Lesung menghadirkan dua acara utama: Rhino Cross Triathlon, yang merupakan lomba triathlon yang ketiga kalinya. Rhino Cross Triathlon juga merupakan lintas alam pertama di Indonesia, yang terdiri dari lomba berenang, balap sepeda, dan lari. Lomba ini melintasi keindahan alam yang justru menjadi tantangan alam di Tanjung Lesung.
Menpar RI Arief Yahya membuka Festival Tanjung Lesung & Rhino X-Tri 2019 di Lalassa Beach Jumat pagi 27 September. Foto: Vox Populi Publicists.
Rhino X-Tri digelar dalam dua kategori: kategori Rhino yang melombakan nomor renang 1.000 meter, balap sepeda 20 kilometer, dan lari 10 kilometer. Sedangkan kategori Bull melombakan renang 500 meter, balap sepeda 10 kilometer dan lari 5 kilometer. Di ajang Rhino Mountain Bike XCM akan dipertandingkan kategori-kategori; Women Open, Men Open, Men Junior dan Men Master.
Sementara itu, Bupati Pandeglang, Irna Narulita menjelaskan bahwa Festival Tanjung Lesung menjadi momen penting kebangkitan dan pulihnya Pariwisata Banten pascaperistiwa bencana tahun lalu, “Selain Rhino Cross Triathlon dan Mountain Bike Cross Country Marathon. Festival ini juga menghadirkan Pasar Kolecer,” imbuh Irna.
Pasar Kolecer menghadirkan Pasar Kuliner, Pasar Kriya, Pasar Tani, Fish Food Market, Pentas Musik, Pergelaran Seni, Festival Kolecer dan Festival Peteng, yaitu layang-layang khas Banten yang memiliki aneka bentuk yang elok.
Rumah Wisata Ladda Bay Village
Dalam perhelatan itu juga diresmikan Rumah Wisata Ladda Bay Village. Menurut Direktur Utama PT. Banten West Java (Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung), Poernomo Siswoprasetijo menyampaikan Rumah Wisata Ladda Bay Village.
Ladda Bay Development merupakan proyek unggulan di kawasan yang sedang berkembang yaitu Bayside District. Ladda Bay Village mengusung konsep homestay. Ada dua tipe homestay yang ditawarkan: satu kamar tidur dan dua tidur dengan luas tanah 84 m2. Tipe yang ditawarkan Viriya dan Tara dengan desain bergaya modern minimalis.
Menpar Arief Yahya didampingi Bupati Pandeglang, Irna Narulita, Kadispar Banten, Eneng Nurcahyati, Direktur PT. Jabaeka Tbk., Basuri Tjahjaya Purnama, Komisari PT. Banten West Java, Setiawan Mardjuki, Direktur Utama PT. Banten West Java Poernomo Siswoprasetijo saat peresmian Rumah Wisata Ladda Bay Village di Kawasan KEK Tanjung Lesung. Foto: Vox Populi Publicists
Homestay tersebut dijual mulai Rp500 jutaan, yang nantinya dapat disewakan serta dikelola oleh manajemen Banten West Java dengan sistem bagi hasil. Direktur Utama Banten West Java, Poernomo Siswoprasetijo menuturkan tahap satu pembangunan sudah terbangun 36 unit homestay dan terjual 80 persen.
“Ladda Bay Village diproyeksikan akan menjadi titik pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata di kawasan ini. Selain itu juga dibangun UKM Center yang mengarah ke Pantai Ladda," sebut Poernomo.