Setelah pertemuan di KBRI Den Haag, para anggota DPR mengunjungi Universitas Leiden. Dalam perjalanan menuju Leiden, Delegasi DPRD NTB melewati sebuah Jalan bernama Lombok Straat, yang letaknya tak jauh dari kawasan kedutaan negara-negara sahabat di pusat kota Den Haag.
Menurut informasi yang diperoleh KBRI, bahwa nama Lombok Straat tersebut cukup terkenal di Belanda, karena berada di kawasan elit pusat kota Den Haag. ''Kira-kira kalau di Indonesia, letak Lombok Straat itu seperti berada di kawasan Menteng Jakarta, '' kata Norman Efendi Minister Counsellor Ekonomi KBRI Den Haag.
Sehingga menurut DPRD NTB, dengan keberadaan nama jalan Lombok Straat tersebut, bisa menjadi suatu pintu masuk yang akan mempermudah untuk memperkenalkan NTB, khususnya Pulau Lombok di negeri Belanda.
Di Universitas Leiden, para anggota DPRD NTB ditemui Prof. Henk Schulte Nordholt, PhD (Guru Besar dan Kepala Peneliti Universitas Leiden), bersama Prof. Reene van Kessel Hagesteijn, PhD (Peneliti Senior pada International Science Council, France) dan Doktor Marije Plomp (Pustakawan Senior pada Perpustakan Universitas Leiden dan Perpustakaan Asia Universitas Leiden).
Di perpustakaan yang didirikan sejak 31 Oktober 1587 atau 432 tahun yang lalu tersebut, mengoleksi sekitar 26 ribu manuskrip kuno asal Indonesia, termasuk manuskrip-manuskrip kuno yang berasal dari kesultanan-kesultanan di NTB.
Untuk bandingannya, di Perpustakaan Nasional RI hanya menyimpan 10,3 ribu manuskrip. Jauh lebih banyak koleksi Perpustakaan Universitas Leiden dibanding yang berada di Perpustakaan Nasional kita.
Berkeliling ke seluruh ruangan-ruangan perpustakaan yang menyimpan dan ditunjukkan manuskrip, catatan-catatan, peta, gambar, lukisan, foto-foto tentang kesultanan-kesultanan di NTB. Termasuk diperlihatkan manuskrip novel terpanjang di dunia, I La Galigo, yang ditulis oleh pujangga Sulawesi Selatan, Babad Tana Jawa, Perang Diponegoro, dan Babad Sasak.
Para wakil rakyat NTB itu juga diperlihatkan catatan tentang peristiwa meletusnya Gunung Rinjani dan Gunung Rambora, hingga masa kejayaan dan runtuhnya kerajaan Selaparang, Kesultanan Sumbawa, Kesultanan Dompu dan Kesultanan Bima. Bahkan terdapat catatan perang antara Bali-Lombok.
Nurdin Ranggabarani meminta agar manuskrip kuno beserta seluruh benda pusaka dari kerajaan dan kesultanan di NTB tersebut dapat dikembalikan ke NTB, juga minta agar Universitas Leiden dapat menjalin kerja sama penelitian berbagai bidang, seperti sejarah, pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur, tata kota, air bersih, pertanian, peternakan, perikanan dan lainnya, dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang ada di NTB, baik yang perguruan tinggi yang berada di Pulau Lombok, maupun yang berada di Pulau Sumbawa.
Warga berseluncur di permukaan kanal Prinsengracht yang membeku, di Amsterdam, Belanda, 2 Maret 2018. AP Photo
Henk Schulte Nordholt, yang sangat fasih berbahasa Indonesia tersebut, mengatakan, bahwa Universitas Leiden sangat terbuka untuk menerima kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di seluruh dunia, termasuk dari Asia dan Indonesia. Di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Pajajaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Udayana.
Henk Schulte Nordholt juga menawarkan akses beasiswa ke 36 jaringan lembaga perguruan tinggi yang ada di Belanda, bagi putra-putri NTB yang ingin menempuh pendidikan, mulai dari tingkat diploma, S1, S2 hingga program doktoral.
SUPRIYANTHO KHAFID