Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata Sumbu Keraton Yogyakarta, Ini Filosofinya

image-gnews
Pasar Beringharjo jadi daya tarik wisatawan di seputaran Malioboro. Foto: @galeriexplor.id
Pasar Beringharjo jadi daya tarik wisatawan di seputaran Malioboro. Foto: @galeriexplor.id
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang menyambangi Yogyakarta biasanya menyambangi obyek utama yang berada dalam satu garis tarikan jalan: mulai dari monumen Tugu Yogya, Malioboro, Pasar Beringharjo, Titik Nol Kilometer hingga Keraton Yogyakarta Hadiningrat.

Sejumlah objek wisat ayang yang berada di satu garis tarikan itu, disebut juga sebagai sumbu filosofi. Dari Keraton Yogya jika ditarik garis ke selatan lagi akan bertemu titik bernama Panggung Krapyak. Rupanya sumbu filosofi ini bukan sekedar garis tarikan jalan dengan beberapa obyek wisata.

Sultan Keraton Yogyakarta Hadiningrat yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan, makna tersirat di balik sumbu filosofi yang sering jadi lokasi favorit para wisatawan saat ke Yogya itu.

"Terdapat filosofi garis yang menghubungkan Keraton dengan Tugu yang mencerminkan prinsip hablum minnallah, serta Keraton Yogya dengan Panggung Krapyak yang melambangkan hablum minnannas," ujar Sultan di Bangsal Kepatihan Yogya, Selasa petang 24 September 2019.

Sultan menuturkan dalam sumbu filosofi itu, Keraton Yogyakarta ditempatkan sebagai pusatnya, yang melambangkan bahwa seorang sultan harus mampu mengantarkan dan membimbing masyarakatnya tanpa membeda-bedakan.  

Sedangkan perjalanan dari Keraton Yogyakarta menuju utara atau tugu, yang melewati Pasar Beringharjo disimbolkan sebagai nafsu keduniawian.

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X meninggalkan usai memimpin Upacara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe menuju Keraton Yogyakarta, (23/1). TEMPO/Subekti

Secara simbolis, ujar Sultan, jika manusia terjebak di titik jalan pasar itu, maka dirinya akan terjebak dalam urusan dunia. Namun jika manusia bisa melewatinya atau tidak terjebak, maka akan mendapat kemuliaan. Hal itulah yang melatari mengapa jalan di sebelah utara Pasar Beringharjo bernama Jalan Margo Mulyo.

"Lalu ke utara lagi dari Jalan Margo Mulyo itu, ada jalan Margo Utomo. Artinya setelah manusia mendapatkan kemuliaan ia akan mencapai keutamaan," ujar Sultan. Malioboro sebagai kawasan yang dilewati sumbu filosofi dan menjadi jantung wisata Yogyakarta terus disentuh dengan penataan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, Presidium Paguyuban Kawasan Malioboro, Sujarwo menuturkan, para pedagang kaki lima di Malioboro saat ini berupaya ketat menjaga kebersihan dan keindahan kawasan itu.

Salah satu upayanya dengan menyiapkan maskot kebersihan Malioboro yang dinamai Jaka Dan Lisa. Dua maskot ini bukan sosok orang, melainkan singkatan dari program bernama Jaga Kebersihan, Lihat Sampah Ambil.

Peluncuran maskot kebersihan Malioboro ini akan dilakukan awal Oktober sekaligus bisa menjadi kado bagi Ulang Tahun ke-263 Kota Yogyakarta. Setelah peluncuran, anggota Paguyuban Kawasan Malioboro akan berkeliling untuk mensosialisasikan total care terhadap kebersihan Malioboro.

Paguyuban itu akan menerapkan konsep terpadu antar stakeholder, baik pemerintah, pedagang kaki lima, wisatawan, komunitas, pelaku bisnis serta pelaku wisata dalam menjaga Malioboro.

Warga bermain skateboard saat Malioboro bebas kendaraan bermotor. Tempo/Pribadi Wicaksono

“Kami optimistik, Malioboro dengan wajah baru yang mendukung program-program Pemda DIY ini akan menjadikan Jogja Istimewa benar-benar menemukan tempatnya,” ujar Sujarwo.

Selama ini usaha pemeliharaan kebersihan Malioboro telah berjalan. Salah satunya pada setiap Selasa Wage, seluruh PKL tidak berjualan demi merawat dan memperbaiki infrastruktur Malioboro yang rusak.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

14 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

15 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

15 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Gunungan Oleh-Oleh Yogyakarta Setinggi 11 Meter Pecahkan Rekor Dunia dan MURI

22 hari lalu

Gunungan oleh-oleh berbagai produk khas yang dijual UMKM di Yogyakarta setinggi 11 meter berhasil memecahkan rekor MURI dan rekor dunia dalam perhelatan Festival Teras Malioborodi Teras 1 Malioboro, Yogyakarta Selasa 5 Maret 2024. Dok. Istimewa
Gunungan Oleh-Oleh Yogyakarta Setinggi 11 Meter Pecahkan Rekor Dunia dan MURI

Gunungan oleh-oleh Teras Malioboro Yogyakarta tercatat sebagai yang terbesar dan tertinggi, serta melibatkan UMKM terbanyak.


Sambut Ramadan, Wisatawan Di Malioboro Bisa Mampir ke Sarkem Fest 2024

26 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Sambut Ramadan, Wisatawan Di Malioboro Bisa Mampir ke Sarkem Fest 2024

Wisatawan yang sedang berkunjung ke Malioboro, Yogyakarta akhir pekan ini bisa mampir ke Sarkem Fest 2024


Gunungan Oleh-oleh Yogyakarta Setinggi 11 Meter di Festival Teras Malioboro Bakal Pecahkan Rekor MURI

27 hari lalu

Pusat UMKM Teras Malioboro Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Gunungan Oleh-oleh Yogyakarta Setinggi 11 Meter di Festival Teras Malioboro Bakal Pecahkan Rekor MURI

Gunungan raksasa oleh-oleh di Teras Malioboro itu memecahkan rekor MURI sebagai yang terbesar dan tertinggi.


Yogyakarta Gencar Pantau Kawasan Tanpa Rokok di Malioboro, Pelanggar Bisa Didenda Rp 7,5 Juta

28 hari lalu

Satpol PP Kota Yogyakarta saat menyisir Malioboro  untuk melakukan pengawasan terhadap penegakkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Rabu (28/2). (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Gencar Pantau Kawasan Tanpa Rokok di Malioboro, Pelanggar Bisa Didenda Rp 7,5 Juta

Malioboro yang ramai dikunjungi wisatawan menjadi satu kawasan tanpa dalam Perda yang berlaku sejak Maret 2028.


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

29 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

30 hari lalu

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.


Bus Trans Jogja Berusia 16 Tahun, Ini Jalur Favorit yang Lewati Malioboro

33 hari lalu

Petugas berdiri di dekat bus Trans Jogja yang terparkir  di garasi bus Trans Jogja, Gamping, Sleman, D.I Yogyakarta, Ahad, 18 Juli 2021. Pemberhentian operasi bus Trans Jogja dilakukan guna menekan mobilitas masyarakat. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Bus Trans Jogja Berusia 16 Tahun, Ini Jalur Favorit yang Lewati Malioboro

Pelayanan bus ikon Yogyakarta, Trans Jogja genap berusia 16 tahun pada 18 Februari 2024 ini.