TEMPO.CO, Kupang - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur berkukuh menutup kawasan wisata Taman Nasional Komodo pada 2020 meski ada penolakan dari Kementerian Pariwisata. Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretaris Daerah NTT, Marius Jelamu menyatakan langkah penutupan Pulau Komodo semata demi pelestarian dan konservasi alam.
"Pemerintah Provinsi NTT ingin menyelamatkan Komodo dengan melakukan konservasi terhadap Taman Nasional sehingga habitat Komodo maupun kondisi alam Pulau Komodo semakin terjaga dengan baik seperti aslinya," kata Marius Jelamu, Selasa 23 September 2019. Dengan begitu, Pemerintah NTT menolak sikap Kementerian Pariwisata yang merekomendasikan wisata Taman Nasional Komodo tetap dibuka seperti biasa.
Marius Jelamu melanjutkan, pihak Pemerintah Provinsi NTT belum menerima atau diajak berdiskusi tentang hasil kajian tim terpadu Kementerian Pariwisata. Tim tersebut, menurut Marius, menyimpulkan Taman Nasional Komodo tetap bisa dibuka untuk wisata. "Kami tidak hanya melihat jangka pendek untuk kepentingan pariwisata tapi untuk jangka panjang, bagaimana menjaga habitat Komodo dan ekosistem dalam kawasan itu terjaga dengan baik," ucap Marius.
Petugas menghalau seekor Komodo ketika persiapan pencanangan Penanaman 1 Miliar Pohon di Taman Nasional Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Kamis (12/9). ANTARA/Eric Ireng
Pemerintah NTT, Maris mengatakan, tidak melarang wisatawan berkunjung ke kawasan Pulau Komodo karena yang dilakukan pemerintah adalah mengkonservasi. Lagipula, menurut dia, masih banyak destinasi wisata di Pulau Komodo yang bisa dikunjungi.
Mengenai penolakan dari Kementerian Pariwisata, Marius Jelamu menjelaskan, Pemerintah Provinsi NTT akan berkoodinasi dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan jajarannya. "Kami segera melakukan kordinasi dengan pemerintah pusat untuk menyamakan persepsi terhadap penutupan Pulau Komodo," ucap dia.
Sebelumnya, Menteri Arief Yahya menyayangkan wacana penutupan Taman Nasional Komodo untuk kegiatan pariwisata. Akibat wacana tersebut, sejumlah agen perjalanan wisata enggan menjual paket perjalanan kapal pesiar (cruise) ke Taman Nasional Komodo. "Kalau dibilang mau ditutup, mau enggak ditutup, lalu mau ditutup lagi, customer bingung. Padahal sekali masuk cruise bisa ribuan (wisatawan asing)," kata Arief, di Jakarta pada Senin, 9 September 2019.