Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Museum Coca, Sebelum Kokain Jadi Barang Terlarang

image-gnews
Museum Coca di San Blas Square, Peru. Foto: Atlas Obscura/Sushipoet
Museum Coca di San Blas Square, Peru. Foto: Atlas Obscura/Sushipoet
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pegunungan Andes membentang melewati tujuh negara: Argentina, Bolivia, Chili, Kolombia, Ekuador, Peru, dan Venezuela, yang kadang disebut "Negara-Negara Andean" (Andean States). Di tujuh negara itu terdapat masyarakat berbudaya Andes.

Mereka telah membudidayakan coca selama ribuan tahun. Sejarah penggunaan tanaman coca sebagai obat, berakar pada peradaban pra-Kolombia yang membentang melintasi pegunungan di Amerika Selatan, jauh sebelum kedatangan obat-obat dari perusahaan farmasi dunia ataupun sebelum disulap jadi kokain dan turunannya. 

Orang-orang Andes secara tradisional mengunyah daun coca untuk alasan gizi dan agama. Pekerja dan prajurit sama-sama membawa bekal daun coca, untuk dikunyah selama perjalanan.

Mereka percaya tanaman itu bisa menangkal kelaparan dan meningkatkan stamina. Coca juga dikenal memiliki khasiat obat dan digunakan untuk mengobati beragam penyakit, mulai dari penyakit ketinggian hingga dehidrasi hingga patah tulang.

Daun coca dan alat penyimpannya di Museum Coca. Foto: Atlas Obscura/Anthony Tong Lee

Kedatangan Spanyol memperkenalkan coca ke dunia yang lebih luas membawa implikasi tersendiri. Tapi penemuan kokain di abad ke-19 yang membuat tanaman itu terkenal. Coca bagi warga Andes bukanlah zat berbahaya, kecuali daunnya diperlakukan secara kimia untuk mengisolasi alkaloid.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proses ini dilakukan untuk membuat kokain yang beracun itu. Bahkan Coca-Cola berutang nama terhadap daun coca. Pada awal pembuatannya, Coca Cola memasukkan daun coca sebagai penyedap dan pemberi efek riang -- sebagai pengganti alkohol. 

Coca masih merupakan bagian penting dari budaya Andes modern. Orang-orang mengunyah daunnya atau menyeduhnya menjadi teh dengan multimanfaat. Daun coca digunakan sebagai penangkal penyakit ketinggian. Wisatawan umumnya meminum teh coca trekking di Inca Trail. Meskipun setelah minum teh coca, bisa dipastikan urinnya dinyatakan positif menggunakan narkoba.

Untuk menghormati daun coca, sebelum datangnya sisi negatif kokain, di Cusco, Peru, didirikan Museum Coca. Museum ini berisi seni, gambar, artefak, dan informasi yang mencerminkan pentingnya tanaman coca pada masa lalu dan kini bagi orang-orang Andean. Setelah berkeliling museum, pengunjung dapat mampir ke toko oleh-oleh yang penuh dengan coca, mulai dari coklat coca, teh, hingga minuman keras.

Teh coca yang diyakini menangkal berbagai penyakit, termasuk penyakit ketinggian. Foto: Atlas Obscura/Calsidyrose

Tapi ingat, jangan pernah membawanya ke Indonesia. Bisa dipastikan Anda disangka penyelundup atau pemakai obat-obatan terlarang. Dan hukumannya sangat berat, hingga hukuman mati.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Boikot Berhasil, Penjualan McDonald's dan Starbucks Turun

42 hari lalu

Petugas membersihkan meja di restoran McDonalds yang kosong akibat boikot merek Barat di Mesir akibat pemboman Israel di Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung di Kairo, Mesir, 20 November 2023. REUTERS /Mohamed Abd El Ghany
Boikot Berhasil, Penjualan McDonald's dan Starbucks Turun

McDonald's adalah salah satu dari beberapa merek Barat, termasuk Starbucks dan Coca Cola, yang mengalami boikot karena dianggap pro-


Coca-cola dan Grab Tingkatkan Laju Daur Ulang Melalui 'Recycle Me'

20 Desember 2023

Coca-cola dan Grab Tingkatkan Laju Daur Ulang Melalui 'Recycle Me'

Coca-Cola menjalin kemitraan dengan Grab, super app terkemuka di Asia Tenggara, dalam upaya untuk mendukung daur ulang kemasan botol plastik PET bekas pakai oleh konsumen.


Penjelasan Coca Cola, Danone, Mcdonald's, dan Starbucks Terkait Tudingan Mendukung Israel

17 November 2023

Gerai McDonald's dan KFC di Jakarta, Minggu, 12 November 2023. Warga Indonesia yang pro Palestina banyak yang mulai memboikot gerai-gerai makanan dan minuman yang ditengarai mendukung Israel. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Penjelasan Coca Cola, Danone, Mcdonald's, dan Starbucks Terkait Tudingan Mendukung Israel

Berikut penjelasan lengkap dari Coca Cola, Danone, Mcdonald's, dan Starbucks terkait dugaan mereka mendukung Israel.


Terpopuler: Rincian Biaya Haji Naik Rp 105 Juta, Tanggapan Coca-Cola atas Tudingan Dukung Israel

16 November 2023

Ilustrasi Coca cola. Pexels/Suheda Yasikkaya
Terpopuler: Rincian Biaya Haji Naik Rp 105 Juta, Tanggapan Coca-Cola atas Tudingan Dukung Israel

Bagaimana rincian kenaikan biaya haji yang mencapai Rp 105 juta? Apa tanggapan Coca-cola atas tudingan dukungan terhadap Israel yang serang Palestina?


Profil Coca-Cola yang Buka Suara Atas Seruan Boikot karena Dituding Dukung Israel

15 November 2023

Ilustrasi Coca cola. Pexels/Craig Adderly
Profil Coca-Cola yang Buka Suara Atas Seruan Boikot karena Dituding Dukung Israel

Belakangan ini ramai seruan boikot atas produk multinasional yang dituding pro Israel. Salah satunya adalah Coca-Cola. Apa tanggapan perusahaan itu?


Terkini: Jokowi Pangkas Penarikan Utang jadi Rp 421 Triliun, Jawaban Coca-Cola soal Seruan Boikot

15 November 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato RUU APBN 2024 dalam Rapat Paripurna ke-1 Masa Persidangan I tahun 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. Rapat paripurna tersebut mendengarkan pidato kenegaraan oleh Presiden Jokowi dalam rangka penyampaian RUU tentang APBN tahun anggaran 2024 disertai nota keuangan dan dokumen pendukungnya serta pidato Ketua DPR RI dalam rangka pembukaan masa persidangan I tahun 2023-2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Terkini: Jokowi Pangkas Penarikan Utang jadi Rp 421 Triliun, Jawaban Coca-Cola soal Seruan Boikot

Berita terkini bisnis pada siang ini dimulai dari revisi target penarikan utang pemerintah oleh Presiden Jokowi pada APBN 2023.


Respons Coca-Cola soal Seruan Boikot Usai Dituding Dukung Israel

15 November 2023

Coca Cola
Respons Coca-Cola soal Seruan Boikot Usai Dituding Dukung Israel

Manajemen Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia angkat bicara merespons seruan boikot produk yang berafiliasi ataupun mendukung Israel.


Danone Diduga Dukung Israel, Ini Profil dan Produknya

13 November 2023

Danone merupakan pengendali saham PT Tirta Investama yang memproduksi minuman air mineral yang sangat terkenal di Indonesia, Aqua. Selain itu, Danone juga memproduksi sejumlah biskuit, susu bayi, serta makanan dan minuman nutrisi yang banyak dijual di Indonesia. Shutterstock
Danone Diduga Dukung Israel, Ini Profil dan Produknya

Tagar TolakDanoneAqua sempat menjadi trending di media sosia X (dulu Twitter). Gara-gara Danone diduga dukung Israel menyerang Palestina.


Parlemen Turki Boikot Produk Coca Cola dan Nestle karena Dukung Israel

8 November 2023

Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara dalam rapat umum solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Istanbul, Turki 28 Oktober 2023. REUTERS/Dilara Senkaya
Parlemen Turki Boikot Produk Coca Cola dan Nestle karena Dukung Israel

Turki memboikot produk yang diduga mendukung Israel. Agresi militer Israel ke Gaza menyebabkan lebih dari 10.000 orang tewas.


Konsumen: Klaim Ramah Lingkungan Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Menyesatkan

8 November 2023

Pemulung mencari sampah plastik di Sungai Citarum di Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, 22 April 2018. Pemerintah pusat menargetkan air sungai penuh sampah dan limbah ini dapat menjadi bahan baku air minum pada tahun 2025. TEMPO/Prima Mulia
Konsumen: Klaim Ramah Lingkungan Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Menyesatkan

Klaim ramah lingkungan dari perusahaan air minum dalam kemasan menyesatkan, kata kelompok konsumen Eropa