TEMPO.CO, Jakarta - Pekan Kebudayaan Nasional akan diadakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 7 Oktober hingga 13 Oktober 2019. Selama sepekan acara tersebut dibagi menjadi beberapa kegiatan, termasuk konferensi.
"Ruang-ruang seperti ini sebagai kreasi. Pastinya tak membosankan jadi pembicaraan yang bermakna," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Jumat, 13 September 2019.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi panitia pelaksana Pekan Kebudayaan Nasional, dengan agenda strategi memajukan kebudayaan dalam Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018.
Khusus untuk kegiatan konferensi mengangkat delapan tema, yakni pengetahuan tradisional, florikultur, ekonomi budaya, asal usul DNA, ekologi, etnoastronomi, etnobotani, dan ketahanan pangan, "Pengetahuan tradisional selama ini kurang mendapatkan perhatian. Padahal sebetulnya ranah kebudayaan yang luar biasa," ucap Hilmar.
Ia menambahkan bahwa tema-tema tersebut melalui tahap kurasi. Dari berbagai tema itu, Hilmar menjelaskan bahwa tujuannya untuk lebih dalam memahami pengetahuan kebudayaan. Karena persoalannya, kata Hilmar, kebudayaan dalam masyarakat kerap terjebak dalam pengertian sempit. Misalnya, hanya mengacu pada kesenian.
"Padahal segala pengetahuan masyarakat, termasuk tentang astronomi itu juga kebudayaan. Dan, kebudayaan nasional kita ini dibentuk dari macam-macam," katanya.