Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Restoran Ini Menjanjikan Bersantap Bersuana Keraton Yogyakarta

image-gnews
Nasi gurih dengan lauk komplit di Bale Raos. Foto: @dk_chang
Nasi gurih dengan lauk komplit di Bale Raos. Foto: @dk_chang
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bila berkunjung ke Yogyakarta ada banyak pilihan untuk menikmati waktu luang, salah satunya dengan menikmati kuliner Yogyakarta. Penjaja kuliner pun sangat beragam, dari kaki lima dengan konsep angkringan, bahkan ada pula yang bersuasana keraton. Restoran ala keraton rupanya menarik minat pelancong untuk berkunjung. Berikut tiga restoran bergaya keraton di Yogyakarta, mengutip Pegipegi.

Bale Raos

Bale Raos boleh dibilang adalah tempat bersantap yang menunya mengikuti standarisasi Keraton Yogyakarta. Bale Raos dibuka sejak tahun 2004, lokasinya persis di samping Keraton Yogyakarta, Jalan Magangan Kulon Nomor 1.

Desain ruang bangunannya adalah rumah Joglo yang mengesankan suasana mewah. Bale Raos menawarkan beragam kuliner Keraton, di antaranya bebek suwar-suwir, gudeg manggar, sup timlo, bistik lidah sapi, dan kambing panggang.

Bale Raos memiliki minuman unggulan yang dinamai beer jawa atau bir jawa. Minuman tradisional itu tidak mengandung alkohol. Beer jawa hanya sebutannya saja karena minuman itu memiliki buih di permukaannya. Tempo pernah mencicipi minuman ini, rasanya nyaris mirip wedang uwuh. Dari perpaduan bahannya pun memang identik untuk membuat wedang uwuh. Meski tampilan warna minuman ini masih agak cokelat, tapi lebih cerah.

Rasa yang membedakan dengan wedang uwuh adalah bir jawa memiliki sensasi rasa asam dari perasan sari buah jeruk nipis. Bir ini kian menyegarkan karena disajikan dalam keadaan dingin. Tidak seperti wedang uwuh yang umumnya disajikan hangat. Beer jawa merupakan menu unggulan di Bale Raos karena unsur autentiknya. Bale Raos mempromosikan bir Jawa sebagai minuman kesukaan Sri Sultan Hamengkubuwana VIII.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

The House of Raminten

The House of Raminten menawarkan konsep warung lesehan, yang juga identik dengan gaya Jawa. Ragam menu yang ditawarkan umumnya nyaris sama dengan angkringan. Adapun menunya di antaranya, mendoan, sate telur puyuh, nasi kucing, ceker, dan lain-lain. Sedangkan, minuman andalan di The House of Raminten, di antaranya susu pawon Kebumen, es teler Raminten. The House of Raminten berada di Jalan Faridan M Noto Nomor 7, Gondokusuman, Yogyakarta.

Beer Jawa minuman tradisional Bale Raos Kraton Yogyakarta. TEMPO/Bram Setiawan

Angkringan Pendopo Ndalem

Umumnya orang mengenal angkringan menghidangkan makanan di gerobak. Namun Angkringan Pendopo Ndalem mengemas konsep yang berbeda. Ia tak berada di pinggiran jalan, namun menggunakan pendopo -- bagian depan rumah yang umumnya digunakan untuk pertemuan. Meski berkonsep 'resto', tapi menu yang ditawarkan tetap identik angkringan, di antaranya nasi kucing, oseng tempe, sate baceman. Ada pula jajanan pasar, di antaranya clorot, lupis, kipo, semar mendem, jadah manten. Angkringan Pendopo Ndalem beralamat di Jalan Sompilan Ngasem Nomor 12, Yogyakarta.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

10 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

12 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

21 hari lalu

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebar udik-udik bagian dari acara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara dalam menyambut Maulud Nabi. TEMPO/Subekti
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.


269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

42 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

43 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

43 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

57 hari lalu

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.


Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

12 Februari 2024

Serah terima uborampe atau sesaji mengawali Tradisi Labuhan Merapi di Kecamatan Cangkringan Sleman Minggu (11/2). Dok. Istimewa
Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam


Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

11 Februari 2024

Wisatawan berkunjung di kawasan Taman Sari, Yogyakarta, Minggu 25 Desember 2022. Kawasan Taman Sari yang dulunya sebagai tempat peristirahatan bagi Raja Keraton Yogyakarta tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2022. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

Dua abad lalu, Keraton Yogyakarta pernah dijarah tentara Inggris, tapi keraton tidak hancur dan mash bertahan sampai saat ini.


Momen Alam Ganjar Bareng Cucu Sultan HB X Berwisata Keliling Keraton Yogyakarta

7 Februari 2024

Putra capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo, Alam Ganjar menyambangi Keraton Yogyakarta Selasa 6 Februari 2024. TEMPO| Pribadi Wicaksono.
Momen Alam Ganjar Bareng Cucu Sultan HB X Berwisata Keliling Keraton Yogyakarta

Alam Ganjar menuturkan lawatan ke Keraton Yogyakarta ini menjadi kunjungannya kembali setelah sekian lama tak menyambanginya.