TEMPO.CO, Jakarta - Penulis Asma Nadia telah enam kali berkunjung ke Korea Selatan. Dia berbagi cerita tentang perjalanannya di Negeri Ginseng itu dalam acara Korea Travel Fair bertema Muslim Friendly Korea Festival.
Kali pertama Asma Nadia berkunjung ke Korea pada 2006. Saat itu, dia tinggal di sana selama enam bulan. Asma menetap di dekat Universitas Korea. "Saya belajar bahasa Korea selama 400 jam di Korea University," katanya dalam sesi bincang Korea Travel Fair di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Minggu 8 September 2019.
Dia mengagumi cara pengajar saat mempelajari bahasa Korea. "Dia tidak menggunakan bahasa Inggris sama sekali. Jadi kalau menjelaskan dari atas ke bawah. Dia akan naik dan turun, supaya semua mengerti," tuturnya.
Setelah enam kali ke Korea, Asma Nadia melihat banyak perubahan, terutama berbagai penunjang untuk wisatawan muslim. "Pemerintah di sana (Korea) berusaha membuat pelancong muslim nyaman. Jajanan halal ada di mana-mana, kosmetik halal juga ada," katanya.
Bahkan, menurut dia, turis Indonesia begitu dikenal di Korea. Buktinya, Asma Nadia menjelaskan, sekarang pemandu wisata untuk pelancong Indonesia tidak lagi berbahasa Inggris, melainkan mengucapkan bahasa Indonesia. Begitu juga bila berkunjung ke toko. Beberapa pegawai toko yang mengetahui kedatangan pelanggan dari Indonesia juga akan menyambut dengan bahasa dari negara asal pengunjung tersebut.
Asma Nadia. Instagram
Satu lagi yang disukai Asma Nadia saat melancong ke Korea Selatan adalah sistem transportasi subway di sana. "Subway itu bisa mengantar kita ke sebagian besar tempat tujuan wisata yang diinginkan. Bukan yang jalan beberapa kilometer dulu, tidak repot begitu," kata dia.
Menurut dia, Korea termasuk negara yang nyaman bila bepergian sebagai solo traveler atau pelancong tunggal karena memiliki sarana transportasi yang nyaman. Mereka yang baru pertama berkunjung ke Korea pun, menurut Asma Nadia, dimudahkan dengan banyak panduan online yang bisa diakses melalui gawai, plus akses internet cepat tentunya.