TEMPO.CO, Jakarta - Dinding tebal setinggi sekitra empat meter yang berpagar besi di atasnya, menguatkan kesan pemilik rumah ingin kehidupan privat di permukiman elit Kengsinton, London. Dinding yang mengekspos batu bata itu, adalah rumah vokalis Queen, Freddie Meercury.
Kini, rumah itu nyaris terabaikan oleh pelintas, karena tak ada lagi penanda berupa surat-surat yang tertempel di dinding. Padahal sebelum 2019, dinding tebal itu menjadi ruang bagi surat-surat duka cita dan memorabilia para penggemar Queen. Mereka menumpahkan rasa cintanya kepada Freddie di dinding itu.
Kematian rockstar seperti Freddie Mercury memang membekas sangat dalam di hati penggemarnya. Pentolan band Queen itu lahir 5 September 1946 di Stone Town, Zanzibar. Bernama asli Farrokh Bulsara. Musisi rock yang pengaruhnya besar pada band-band dunia itu meninggal karena AIDS pada 24 November 1991. Di sisa hidupnya, Freddie menghabikan waktunya di rumahnya itu, Garden Lodge Mansion.
Menukil Atlas Obscura, Garden Lodge Mansion berada di area perumahan yang tenang. Freddie pindah ke rumah itu pada tahun 1985, dan didekorasi dengan mewah. Pada awalnya, Garden Lodge menjadi tuan rumah pesta dan sesi rekaman larut malam di studio yang ada di rumah itu.
Namun, ketika kesehatan Freddie memburuk, ia mundur dari mata publik. Mulanya ia menyangkal diagnosis HIV positifnya, dan mulai menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tampil di panggung dan di depan kamera. Bahkan ia lebih banyak menghabiskan waktu di Garden Lodge.
Ketika kondisi Freddie semakin lemah, pada minggu-minggu terakhir hidupnya, Mary Austin mantan istri dan sahabatnya itu merawatnya hingga meninggal dunia pada 24 November 1991. Freddie meninggalkan rumah dan sebagian besar tanah miliknya kepada Austin.
Berlawanan dengan persona panggung flamboyannya, kehidupan rumah Freddie Mercury terpencil dan pribadi. Ini tercermin dalam Garden Lodge, yang dikelilingi oleh dinding batu tinggi yang melindungi rumah dan taman dari pandangan pelalu-lalang. Merkurius dikremasi dan abunya dimakamkan di lokasi rahasia yang dirahasiakan oleh Mary Austin.
Walhasil, tanpa kuburan yang jelas, para fans berbondong-bondong mendatangi Garden Lodge Mansion untuk memberikan penghormatan. Dinding batu segera ditutupi dengan surat dan memorabilia. Bahkan di pintu-pintu hijau bertuliskan "Gerbang Studio" dan "Garden Lodge" pelayat mengukir belasungkawa.
Mary Austin dan keluarganya masih tinggal di Garden Lodge, di mana dekorasinya tampaknya sama dengan yang ditinggalkan Freddie Mercury. Di luar di jalan, meskipun sudah lebih dari dua dekade sejak kematian Freddie, penggemar Queen masih meninggalkan surat, bunga, hadiah, dan grafiti untuk mengingat penyanyi itu.
Mary Austin di rumah almarhun Freddie Mercury. Foto: Pinterest
Pada Januari 2019, dinding batu ini dibersihkan tanpa tanda coretan dan huruf yang ditinggalkan oleh penggemar Freddie. Tapi para fans rupanya masih ingin menuliskan atau menempelkan sesuatu di pintu belakang Garden Lodge. Namun pintu belakang Garden Lodge memperingatkan bahwa "grafiti adalah kejahatan" dan menunjukkan bahwa kamera keamanan sedang beroperasi.