Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Langka, Tari Beksan Lawung Ageng Bakal Tampil di Festival Keraton

image-gnews
Keraton Yogyakarta. (TEMPO)/Pribadi Wicaksono
Keraton Yogyakarta. (TEMPO)/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pura Pakulaman memastikan akan berpartisipasi dalam ajang Festival Keraton Nusantara (FKN) XIII. FKN 2019 dipusatkan di Istana Kedatuan Luwu, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, 7-12 September 2019.

Divisi kesenian dan pertunjukan Karaton Yogyakarta, Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhomardowo menyatakan dalam perhelatan itu, Keraton Yogyakarta akan menampilkan tari legendaris: Tari Beksan Lawung Ageng yang melibatkan 36 penari.

"Kami mengusung tema karya Sri Sultan Hamengku Buwono I yang sarat dengan semangat keprajuritan. Oleh karena itu yang dipilih Tarian Lawung,” ujar Penghageng (pimpinan) KHP Kridhomardowo, Kanjeng Pangeran Hario Notonegoro di sela Gladi Bersih di Pagelaran Keraton Yogyakarta Rabu sore 4 September 2019.

Tarian Beksan Lawung karya Sri Sultan Hamengku Buwono I, raja pertama Kasultanan Yogyakarta (1755-1792), menggambarkan ketangkasan prajurit bertombak, terinspirasi dari Watangan.

Watangan merupakan latihan ketangkasan berkuda dan memainkan tombak yang biasa dilakukan oleh Abdi Dalem Prajurit pada masa lalu. Gerakan-gerakannya cenderung mengandung unsur heroik, patriotik, dan berkarakter maskulin.

Selain menampilkan Tari Lawung, Keraton Yogyakarta juga akan menyajikan parade/defile prajurit, pameran benda pusaka dan koleksi Keraton Yogyakarta, serta peragaan busana prajurit.

Untuk pameran sendiri, Keraton Yogyakarta akan menghadirkan tampilan beberapa foto pusaka, serat, yang bertemakan Hamengku Buwono I dengan format digital. Pengunjung dan peserta pameran lainnya, dapat melihat koleksi keraton tersebut dalam bentuk digital flip book.

Tari Beksan Lawung Ageng merupakan tarian yang sangat jarang ditampilkan, namun bakal muncul dalam Festival Keraton Nusantara. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain berkolaborasi dengan Keraton Yogyakarta, Kadipaten Pura Pakualaman Yogya menampilkan pula tari legendarisnya dalam Festival Keraton Nusantara nanti, "Pakualaman akan menyajikan tari Beksan Floret yang ditarikan delapan penari," ujar Ketua Bidang Adat Pura Pakualaman Kanjeng Pangeran Hario Indrokusumo.

Indrokusumo menjelaskan Beksan Floret dibuat oleh mendiang Raja Paku Alam IV karena terinspirasi dengan olahraga anggar. Namun demikian, senjata anggar yang digunakan pada saat ini telah disesuaikan dengan standar dari Ikatan Anggar Seluruh Indonesia.

Selain Beksan Floret, Kadipaten Pakualaman juga menggelar pameran dokumen seperti silsilah Pakualaman, foto koleksi kereta, kegiatan-kegiatan dan tradisi adat, serta foto dan display bregada prajurit Kadipaten Pakualaman.

Tak hanya itu, busana Adipati Pakualam beserta pernak-perniknya, termasuk segala jenis pakaian adat yang dimiliki Kadipaten Pakulaman juga akan dipamerkan pada festival itu.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Aris Eko Nugroho menuturkan total delegasi dari Yogya yang akan diterjunkan pada Festival Keraton Nusantara ini sebanyak 181 orang.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

11 jam lalu

Razia Jam Malam Anak di Kota Yogyakarta digencarkan selama bulan Ramadan 2024 untuk mencegah kejahatan jalanan. (Dok. Istimewa)
Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

Razia jam malam di Yogyakarta untuk mengantisipasi kejahatan dan kekerasan jalanan atau klitih yang berulang, pelakunya sering kali di bawah 18 tahun.


7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

21 jam lalu

Sleeper Bus buatan Laksana tampil di GIIAS 2019. TEMPO/Muhammad Kurniato
7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

Ada beberapa pilihan bus rute Bogor Yogyakarta yang bisa Anda coba. Harga tiketnya mulai dari Rp180 ribu saja. Ini informasi lengkapnya.


Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

2 hari lalu

Sederet menu berbuka puasa di Candi Ratu Boko dan Prambanan. (Dok. Istimewa)
Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

Wisatawan yang menunaikan ibadah puasa di Yogyakarta, ada sejumlah spot menarik untuk ngabuburit dan berbuka puasa yang jadi pilihan. Salah satunya di Candi Ratu Boko maupun di Candi Prambanan, Sleman Yogyakarta.


Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

2 hari lalu

Massa membawa replika batu nisan makam di Aksi Sejagad : 30 Hari Matinya Demokrasi di Rezim Jokowi di depan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta Kamis sore 14 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia


Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

3 hari lalu

Pemantauan daging segar oleh Pemkot Yogyakarta di pasar rakyat saat Ramadhan. (Dok. Istimewa)
Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.


Banjir Semarang Surut Akhir Pekan Ini, Perjalanan Kereta Api Area Daop 6 Yogyakarta Kembali Normal

3 hari lalu

Sebuah loko kereta api terjebak banjir di  emplasemen Stasiun Tawang Bank Jateng, Semarang, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir melumpuhkan aktifitas di stasiun ini, rute kereta yang melintasi kota Semarang dialihkan ke jalur selatan Jawa Tengah. Foto : Budi Purwanto
Banjir Semarang Surut Akhir Pekan Ini, Perjalanan Kereta Api Area Daop 6 Yogyakarta Kembali Normal

Bersamaan dengan surutnya banjir Semarang, Daop 6 kembali menjalankan kereta api yang sempat dihentikan operasinya.


Rekomendasi 7 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta

3 hari lalu

Masyarakat berdatangan ke Kampoeng Ramadhan Jogokariyan Masjid Jogokariyan. Dok. Istimewa
Rekomendasi 7 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta

Ini sejumlah tempat menarik di Yogyakarta untuk ngabuburit


97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

3 hari lalu

Rumah tertimpa tiang listrik yang roboh akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta (ANTARA/HO-BPBD Bantul)
97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

Sebanyak 97 rumah rusak akibat cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di DIY pada Kamis. Masih berpotensi terjadi sampai 16 Maret


Cuaca Ekstrem Timbulkan Kerusakan di Empat Kabupaten Yogyakarta

4 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
Cuaca Ekstrem Timbulkan Kerusakan di Empat Kabupaten Yogyakarta

BMKG pada Rabu telah mengeluarkan peringatan dini potensi bencana cuaca ekstrem yang akan terjadi di wilayah Yogyakarta pada 14-16 Maret.


Soroti 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Jokowi, Massa Bawa Nisan di Depan Istana Presiden Yogyakarta

4 hari lalu

Massa membawa replika batu nisan makam di Aksi Sejagad : 30 Hari Matinya Demokrasi di Rezim Jokowi di depan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta Kamis sore 14 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Soroti 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Jokowi, Massa Bawa Nisan di Depan Istana Presiden Yogyakarta

Salah satu yang diserukan massa aksi di Yogyakarta itu adalah menolak hasil Pemilu 2024 yang diwarnai berbagai pelanggaran.