TEMPO.CO, Jakarta - Danau Lindung Empangau merupakan habitat ikan arwana super red. Oleh penduduk lokal, arwana super red disebut sebagai siluk merah. Untuk melestarikan arwana super red, di habitat aslinya, warga dan LSM mengembangkan ekoturisme sekaligus konservasi di Danau Lindung Empangau.
Lokasi Danau Empangau berada di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Kini danau tersebut diminati sebagai tujuan ekoturisme. "Wisatawan bisa ikut dengan penduduk memanen arwana super red secara alami," kata Nanang Sunarya, fasilitator Tropical Forest Conservation Action (TFCA) Kalimantan saat lokakarya bersama Yayasan KEHATI di Jakarta Selatan, Rabu, 28 Agustus 2019.
Di Danau Lindung Empangau wisatawan umumnya datang untuk menikmati suasana alam, "Upaya pengembangan wisata yang atraktif dibatasi, karena di kawasan hutan dan danau lindung," tuturnya.
Pembatasan tersebut dilakukan, karena pariwisata di Danau Lindung Empangau mengutamakan praktik konservasi lokal ikan arwana. Pembatasan itu juga ditunjang dengan adanya aturan zonasi perlindungan kawasan, aturan pemanenan, pembudidayaan, pelepasan arwana di danau, serta pengawasan.
Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas Danau Lindung Empangau, Agus, mengatakan arwana yang sudah berumur dua tahun di penangkaran sudah bisa dilepaskan ke habitatnya. Kegiatan pelepasan arwana super red ini dilakukan dua tahun sekali setiap bulan Oktober. "Setiap pelepasan arwana ada juga turis asing yang ikut," katanya.
Agus menjelaskan pelepasan arwana pada Oktober untuk menyesuaikan kondisi air. "Tidak kemarau dan tidak terlalu meluap airnya," tuturnya. Sedangkan ikan arwana super red yang dilepaskan, setidaknya harus berumur dua tahun atau ukuran panjangnya sekitar 40 sentimeter, "Karena usia segitu arwana sudah bisa menjaga diri agar tidak dimangsa," ujarnya.
Ikan arwana terutama jenis super red banyak diburu dan diperjualbelikan. Foto: @aquabluering