Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ikon Batik Solo Itu Laweyan atau Kauman?

image-gnews
Pembatik menyelesaikan proses pembuatan batik kombinasi tulis dan cap motif dua jari di Batik Putra Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 12 Maret 2019. Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno pernah berkunjung ke Kampung Batik Laweyan pada awal Februari kemarin. ANTARA/Mohammad Ayudha
Pembatik menyelesaikan proses pembuatan batik kombinasi tulis dan cap motif dua jari di Batik Putra Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 12 Maret 2019. Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno pernah berkunjung ke Kampung Batik Laweyan pada awal Februari kemarin. ANTARA/Mohammad Ayudha
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sama-sama ikon batik dan legendaris, warga Laweyan dan Kauman sudah memiliki tradisi membatik jauh sebelum republik ini berdiri. Meskipun sama-sama menghasilkan batik tulis dan cap berkualitas tinggi, kedua memiliki perbedaan.

Penggemar batik mendapati batik produk Laweyan lebih berwarna sementara Kauman menghasilkan motif-motif klasik Keraton Kasunanan. Namun, inovasi yang dilakukan para pengrajin, sangat memungkinkan sekat-sekat gaya itu kian menipis.

Asal Usul Laweyan

Nama Laweyan merujuk istilah untuk kelompok kaum kaya atau Wong Nglawiyan. Artinya orang yang berlebih atau kaluwih-luwih dalam segala hal, terutama dalam hal kebutuhan hidup atau harta kekayaan. Wilayah Laweyan sejak dulu merupakan pusat perdagangan batik dan tempat tinggal para pengusaha batik tulis Jawa.

Kampung Batik Laweyan berdiri di atas wilayah seluas 24 hektar lebih. Sebagian besar warganya bekerja sebagai pedagang ataupun pengrajin batik. Kampung batik ini menjadi ikon batik Solo sejak abad ke-19. Bahkan sejarah pergerakan nasional terukir di situ, saat Sarikat Dagang Islam (SDI) berdiri pasa 1912. Asosiasi pedagang pertama milik pribumi itu dibentuk untuk melawan dominasi pengusaha China dan Eropa. Pendirinya seorang pengusaha sekaligus muslim yang taat Haji Samanhudi pada 1912.

Kini, Laweyan memiliki lebih dari 250 motif batik yang sudah dipatenkan. Ciri khasnya, warna-warnanya lebih terang dan tak terikat kuat dengan motif keraton. Saat mengunjungi Laweyan, wisatawan disambut dengan dinding tinggi dan gang-gang sempit. Bangunan rumah pedagang batik Laweyan banyak dipengaruhi oleh arsitektur Jawa, Eropa, China dan Islam.

Tak hanya menjual batik, di Kampung Batik Laweyan juga memiliki paket wisata workshop membuat batik. Wisatawan bisa belajar membatik selama dua jam, hasilnya bisa langsung dibawa pulang. Selain workshop singkat bagi pengunjung, ada juga pelatihan membatik secara intensif bagi yang ingin mendalami teknik pembuatan batik tulis dan cap.

Suasana salah satu gerai penjualan batik yang ada di kawasan Kampung Wisata Batik Kauman Solo, Jawa Tengah, Jumat 21 September 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kampung Batik Kauman

Bila wilayah Laweyan dibangun oleh rakyat kebanyakan, maka Kauman merupakan permukiman abdi dalem Keraton Kasunanan. Mereka mempertahankan tradisi membatik dengan motif-motif dari keraton. Kampung ini salah satu perkampungan tertua di Solo, yang pernah menjadi pusat bisnis batik dan syiar agama Islam. 

Kauman dibangun saat Raja Keraton Surakarta Paku Buwono III membangun Masjid Agung Keraton. Lokasi Kauman terletak persis di sisi sebelah barat alun-alun Keraton Solo pada tahun 1763-1788. Kauman mulai menjadi pusat kampung batik, ketika keraton memerintahkan para abdi dalem menjadi penyuplai pakaian penghuni kraton.

Keraton membutuhkan sandang batik. Abdi dalem yang biasa membatik diperintahkan tinggal di Kauman agar lebih dekat dengan keraton. Sejak itulah bisnis batik turut berputar di Kauman. Abdi dalem memiliki standar khusus untuk memproduksi pakaian para bangsawan dan raja. Untuk dijual umum, mereka cukup membuat motif yang berbeda dengan keraton, namun masih beraura priyayi. Pasalnya, motif batik menunjukkan status sosial di antara masyarakat kebanyakan.

Pendek kata, dibandingkan dengan Laweyan, batik Kauman lebih menampilkan motif batik klasik berdasar pakem atau standar keraton. Motif batik Kauman lebih merepresentasikan motif batik yang dikenakan di Keraton Kasunanan. Batik Kauman memiliki tiga jenis: batik klasik dengan motif pakem (batik tulis), batik cap, dan batik kombinasi cap dan tulis. 

Ciri khas kampung Batik Kauman adalah bentuk bangunannya yang bergaya Jawa-Belanda, rumah joglo dan limasan. Rumah-rumah klasik itu berada di gang-gang sempit, yang menjadikan Kauman sebagai kampung yang bernuansa khas.

Suasana disalah satu sudut kawasan Kampung Wisata Batik Kauman Solo, Jawa Tengah, Jumat, 21 September 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


111 Tahun Muhammadiyah, Ini Makna Logo Matahari dan 12 Sinar Utama

19 November 2023

Logo Muhammadiyah. ANTARA/HO-istimewa
111 Tahun Muhammadiyah, Ini Makna Logo Matahari dan 12 Sinar Utama

Muhammadiyah rayakan hari jadinya ke-111. Ini perjuangan KH Ahmad Dahlan mendirikannya, dan makna logo Muhammadiyah.


Mengenal 8 Motif Batik di Indonesia

3 Oktober 2022

Koleksi batik ready to wear motif mega mendung di strore Batik Trusmi/Foto: Ecka Pramita/Cantika
Mengenal 8 Motif Batik di Indonesia

Setiap pola dan motif batik memiliki filosofi tersendiri. Bahkan, batik sudah diakui UNESCO pada 2 Oktober 2009 sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia


Asal Usul Kampung Kauman Yogyakarta, Tempat Kelahiran KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah

2 Agustus 2022

Suasana upcara Gerebeg Besar Keraton Yogyakarta dalam perayaan hari raya Idul Adha di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta, Jumat (26/10). TEMPO/Pribadi Wicaksono
Asal Usul Kampung Kauman Yogyakarta, Tempat Kelahiran KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah

KH Ahmad Dahlan lahir di Kauman pada 1 Agustus 1886. Kampung Kauman ini ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta.


Perjalanan Sang Pencerah KH Ahmad Dahlan, Susah Payah Mendirikan Muhammadiyah

1 Agustus 2022

KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org
Perjalanan Sang Pencerah KH Ahmad Dahlan, Susah Payah Mendirikan Muhammadiyah

Hari ini, 136 tahun silam atau 1 Agustus 1886, hari kelahiran KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.


Mengenal Beduk Raksasa Masjid Agung Purworejo Bernama Kyai Bagelan

26 April 2022

Masjid Agung Purworejo. kemendikbud.go.id
Mengenal Beduk Raksasa Masjid Agung Purworejo Bernama Kyai Bagelan

Beduk Kyai Bagelan di Masjid Agung Purworejo memiliki ukuran garis tengah bagian depan 194 cm, garis tengah bagian belakang 180 cm, panjang 292 cm.


Transit Mudik di Pekalongan? Jangan Lewatkan Sentra Batik Inii

25 April 2022

Presiden Jokowi melihat kemeja batik pilihannya saat mengunjungi Pasar Grosir Setono, Kota Pekalongan, Kamis, 22 November 2018. Menurut penjual, pada batik motif Jokowi terdapat motif yang aksennya identik dengan batik yang sering dipakai Jokowi. Foto: Biro Pers Setpres
Transit Mudik di Pekalongan? Jangan Lewatkan Sentra Batik Inii

Kampung batik ini terletak di Jalan KH Wahid Hasyim Kauman, Pekalongan. Kampung Batik Kauman telah dikenal sejak lama sebagai pusat pengrajin batik.


Geruduk Pasar Kauman Ramadan Yogyakarta Cari Rupa-rupa Takjil

6 April 2022

Pasar Sore Ramadan Kampung Kauman Kota Yogyakarta, Selasa (24/7). Bermacan makanan dan minuman dijajakan oleh puluhan pedagang sebagai takjil menjelang waktu berbuka puasa. TEMPO/Anang Zakaria
Geruduk Pasar Kauman Ramadan Yogyakarta Cari Rupa-rupa Takjil

Pasar Ramadan Kauman merupakan pasar kaget tertua di Yogyakarta, yang hanya muncul saat bulan Ramadan. Aneka jajanan takjil ada di sini.


Wamen BUMN Sebut Solo Bisa Menjadi Model Kota Wisata Halal di Dunia

11 Februari 2022

Pahala N Mansury. ANTARA/Nova Wahyudi
Wamen BUMN Sebut Solo Bisa Menjadi Model Kota Wisata Halal di Dunia

Pahala Nugraha Mansury ingin Indonesia melalui sektor kuliner halalnya dapat menjadi Dapur Halal Global


Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Muhammadiyah yang juga Anggota BPUPKI

24 November 2021

Ki Bagus Hadikusumo, ketua Muhammadiyah 1944-1953. foto: sangpencerah.com
Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Muhammadiyah yang juga Anggota BPUPKI

Pada 24 November merupakan hari kelahiran Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Muhammadiyah yang juga anggota BPUPKI.


Kampung Kauman Yogyakarta: Tempat KH Ahmad Dahlan Mendirikan Muhammadiyah

25 April 2021

KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. wikipedia.org
Kampung Kauman Yogyakarta: Tempat KH Ahmad Dahlan Mendirikan Muhammadiyah

KH Ahmad Dahlan mendirikan perkumpulan Muhammadiyah di Kampung Kauman Yogyakarta. Lokasinya tak jauh dari Keraton, Masjid Gedhe dan Alun-alun.