TEMPO.CO, Mekah - Para peziarah yang melakukan wisata religi ke Kota Mekah umumnya akan berkunjung ke Jabal Nur. Jabal berarti bukit dan Nur artinya cahaya. Di bukit ini terdapat Gua Hira, tempat Nabi Muhammad pertama kali mendapatkan wahyu.
Guru Besar Filologi Universitas Islam Negeri atau UIN Syarif Hidayatullah, Oman Fathurrahman mengatakan wisata religi ke Jabal Nur memiliki sedikitnya dua makna. "Ini merupakan tempat kontemplasi dan pencerahan," kata Oman saat berziarah ke Jabal Nur.
Nabi Muhammad beberapa kali naik Jabal Nur untuk mencapai Gua Hira. Di tempat itu, Nabi Muhammad melakukan kontemplasi untuk membersihkan diri dan memikirkan kondisi masyarakat Kota Mekah yang masih jahiliyah. "Dari Gua Hira yang berada di puncak Jabal Nur, Nabi Muhammad melihat ke bawah yakni Kota Mekkah," ucap Oman.
Seorang umat muslim berdoa diatas gunung Jabal Nur yang dipercaya saat Nabi Muhammad menerima ayat pertama Al Quran oleh malaikat Jibril di di Mekah, Arab Saudi, 7 September 2016. REUTERS/Ahmed Jadallah
Diperlukan perjuangan dan kekuatan untuk mencapai puncak Jabal Nur. Medan berat berupa tebing yang curam dan tandus membutuhkan keterampilan dalam memanjat. Kendati telah dibuatkan anak tangga, tetap perlu fisik yang prima untuk bisa sampai di puncaknya.
Untuk masyarakat awam, setidaknya butuh waktu hampir 2 jam dari kaki Jabal Nur hingga sampai ke puncaknya. "Pada masa Nabi Muhammad, tentu lebih berat medannya untuk bisa naik ke tempat ini," kata Oman.
Jika tidak mempersiapkan diri dengan fisik yang kuat dan memiliki waktu terbatas, biasanya pemandu wisata religi tak menyarankan jemaah untuk nekat naik Jabal Nur. Terlebih posisi Gua Hira agak masuk dan terselip di antara tebing bukit.