Di samping itu, dengan solusi transportasi yang unik dan nyaman, masyarakat di sekitar destinasi wisata juga dapat memperoleh dampak ekonomi dari kunjungan wisatawan tersebut.
Saat ini, ada 500 andong yang tersebar di Malioboro. Namun, untuk fase GrabAndong pertama, hanya 26 andong yang terdaftar untuk proyek awal. Ke depannya, Grab akan menambah lebih banyak mitra pengemudi, yakni sekitar 200 mitra untuk GrabAndong dalam waktu enam bulan ke depan.
Dukungan Bagi Andong
Sebagian dari pendapatan yang didapat GrabAndong, akan diserahkan ke Paguyuban Andong Daerah Istimewa Yogyakarta untuk digunakan dalam bentuk dukungan perawatan kuda mereka. Tujuannya kuda-kuda yang digunakan untuk GrabAndong dijamin merupakan kuda yang kondisi kesehatannya terjaga dan dirawat.
Purwanto sebagai Ketua Paguyuban Andong DIY mengatakan terkait perawatan kuda, setiap harinya selalu diawasi secara intensif. Mulai dari perawatan seperti membersihkan kuda, dan merawat sepatu kuda, bahkan memandikannya. Kuda-kuda itu juga diperiksa kesehatannya oleh Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
"Setiap hari, andong kami jalan maksimal 6-7 jam. Itu pun ketika mereka berhenti, kami selalu memberi air minum," ujarnya.
Yuriadi, Sekretaris Fakultas Kedokteran Hewan UGM menjelaskan kuda yang digunakan untuk andong di GrabAndong merupakan kuda yang perawatannya dijaga ketat oleh Paguyuban Andong Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hujan deras yang masih mengguyur Yogyakarta pada libur akhir pekan Sabtu (7/4) turut memberi berkah bagi para penarik andong untuk membawa wisatawan berbelanja di pusat oleh-oleh sekitar kawasan Malioboro. TEMPO/ Pribadi Wicaksono.
"Dalam hal nutrisi, setiap harinya mereka diberi porsi pakan kuda yang cukup dan jamu agar stamina tetap terjaga. Jika ada yang sakit, kami senantiasa akan mengecek kondisinya," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO