Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Dua Bahaya yang Mengintip Amazon

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Eriana Waiapi, memberikan instruksi saat melintasi sungai Feliz, ketika membawa sekitar 50 kilo manioc yang akan dibuat Caixir di desa Waiapi, Amapa, Brasil, 13 Oktober 2017. AFP PHOTO / Apu Gomes
Eriana Waiapi, memberikan instruksi saat melintasi sungai Feliz, ketika membawa sekitar 50 kilo manioc yang akan dibuat Caixir di desa Waiapi, Amapa, Brasil, 13 Oktober 2017. AFP PHOTO / Apu Gomes
Iklan

TEMPO.CO, JakartaHutan Amazon mengalami kebakaran luar biasa. Kebakaran yang terjadi saat ini merupakan perpaduan antara musim kering dan deforestasi. Menurut data Institut Nasional Penelitian Ruang Angkasa (INPE), terjadi deforestasi Amazon besar-besaran pada 2005, 2010, dan 2015-2016. 

Data INPE menunjukkan pada 2019, terjadi peningkatan 88 persen terhadap deforestasi. Sembilan negara yakni Brasil (dengan 60 persen hutan), Kolombia, Peru, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis, bertanggung jawab terhadap keberlangsungan hidup Hutan Amazon.

Mari ke Kolumbia, mengikuti reportase Lucy Sherriff yang dinukil dari Jacada Travel. Pariwisata bisa sama merusaknya dengan kebakaran hutan. Kolumbia sejak lama telah memasarkan eksotisme pariwisata Amazon, semisal menemui suku di pedalaman dan tinggal bersama mereka. Berita tentang suku-suku puritan itu menyebar cepat, dan memompa pariwisata dengan keuntungan yang besar.

Bisnis itu tak serta merta menguntungkan banyak orang, "Saya khawatir tentang semua wisatawan yang akan segera datang ke sini," kata Elvis Cueva, saat kami berlindung di bawah kanopi toko dari hujan Amazon yang lebat. "Jika mereka tidak ditangani dengan cara yang benar, itu bisa sangat merusak bagi Amazon."

Elvis, dari suku asli dekat Putamayo – wilayah Brasil -- adalah pemandu bagi pengunjung Amazon, dan saya bertemu dengannya di Leticia, pintu gerbang Amazon dari wilayah Kolombia. Kekhawatiran Elvis beralasan, jumlah wisatawan yang mengunjungi Kolombia meningkat dari 4,5 juta pada 2016 menjadi 5,8 juta pada 2017 atau tumbuh 27,7 persen. Peru, Brasil, dan Ekuador juga menjual pariwisata Amazon, namun kini semakin banyak turis yang melewati Kolombia untuk mengakses hutan hujan Amazon.

Efek kedatangan wisatawan asal Eropa, tentu membuat gegar budaya, "Kami tidak memiliki infrastruktur atau pengalaman untuk berurusan dengan banyak wisatawan," lanjut Elvis. “Ada banyak suku di sini yang belum pernah melihat orang Barat. Penting untuk mendidik suku dan wisatawan tentang cara saling menghormati,” imbuhnya. 

Meskipun pariwisata dapat memiliki dampak negatif pada daerah terpencil, satu desa adat di Sungai Amazon menggunakan pengunjung untuk keuntungan mereka - dan Elvis ingin menunjukkan bagaimana pariwisata dapat memberi manfaat bagi masyarakat ketika diterapkan dengan benar.

Vergel, sebuah komunitas kecil satu jam dari hulu Sungai Amazon dari Leticia, Kolombia. Kampung itu memiliki 750 penduduk. Ketika kapal kami yang sempit dan reyot merepat ke tepian yang berumput, saya merasa was-was mengenai suku di pedalaman Amazon, "Di sini, kamu juga membantu mereka," dia meyakinkanku. "Ini adalah contoh yang bagus tentang bagaimana pariwisata dapat bekerja dengan baik." 

Ada kekhawatiran di antara suku Vergel bahwa tradisi mereka di ambang kepunahan. Karena mereka harus menghadapi persaingan dengan dunia modern, masyarakat khawatir anak-anaknya mengabaikan kebiasaan demi teknologi, menonton sepak bola atau bahkan bermigrasi ke kota-kota. 

Pria suku Waiapi memegang busur dan panah di cagar alam Waiapi di desa Manilha, Brasil, 3 Oktober 2017. Waiapi adalah salah satu suku paling tradisional di Amazon Brazil, namun kehidupan modern semakin dekat. AFP PHOTO / Apu Gomes

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami mengajari anak-anak kami tarian kami, tetapi kami jarang mementaskannya,” kata María, istri pemimpin suku.

“Ketika wisatawan datang berkunjung, kami mengenakan pakaian tradisional kami dan kami melakukan tarian dan ritual. Ini membantu kami mengingat tradisi kami dan anak-anak juga ikut berlatih,” ujarnya.

Para wanita dan anak perempuan tidak mengenakan gaun yang terbuat dari pohon ficus. Kainnya dibuat dari kulit kayu bagian dalam, dan gaun-gaun yang dihiasi dengan pewarna alami. Baju-baju itu memiliki rumbai-rumbai yang digantungi biji-bijian yang dibakar, sehingga menyerupai manik-manik. Sementara anak-anak lelaki mengenakan tunik dan topeng lengkap yang menyerupai berbagai binatang Amazon.

Sau kelompok terdiri dari 14 orang, mereka bernyanyi dan menari. Menurut Maria pertunjukan itual menyambut tamu itu, membantu generasi muda menjelaskan mengenai asal-usul mereka, dan mengetahui pakaian adat mereka.

“Kami senang bisa menunjukkan kebiasaan kami kepada orang luar,” katanya. "Kami berharap ini akan mendidik wisatawan tentang siapa kami, dan agar mereka dapat menghormati tradisi kami, dan cara hidup kami."

Setelah pertunjukan, mereka menawarkan kerajinan tangan dan perhiasan. Meskipun sebagian besar kebutuhan desa dapat diupayakan secara swasembada, namun mereka memerlukan uang untuk membeli bahan makanan yang tak bisa mereka tanam dan membayar transportasi menuju Leticia, atau berobat ke rumah sakit.

Desa wisata seperti Kampung Vergel tak banyak di Amazon. Menurut Elvis, seharusnya pariwisata dikelola seperti Vergel. Para penduduk menyadari potensi pariwisata yang mereka miliki, sementara turis mendapat pengetahuan mengenai adat istiadat suku di Amazon. Dan mereka bisa menghasilkan uang dengan melestarikan budaya. Menurut Elvis, hal yang paling sulit adalah membuat model seperti Desa Wisata Vergel.

Pasalnya, bisnis wisata mampu mempengaruhi adat istiadat dan budaya suku-suku di Amazon. Pertemuan dengan budaya modern, membuat suku-suku itu terpengaruh untuk meninggalkan desanya. Dan itu sama berbahayanya dengan deforestasi.

Chieftain Akaupotyr Waiapi, menyalakan api unggun saat berada di desa Manilha, Amapa, Brasil, 12 Oktober 2017. FP PHOTO / Apu Gomes

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Game Fallout Diadaptasi Menjadi Serial akan Diluncurkan pada 11 April 2024, Simak Sinopsisnya

4 hari lalu

Serial Fallout akan tayang di Prime  Video pada 11 April 2024
Game Fallout Diadaptasi Menjadi Serial akan Diluncurkan pada 11 April 2024, Simak Sinopsisnya

Serial Fallout akan menceritakan kehidupan pascaperang nuklir global


Karyawan Google Dipecat setelah Lancarkan Protes Pro-Palestina

10 hari lalu

Kantor Google di San Francisco. Foto: Google
Karyawan Google Dipecat setelah Lancarkan Protes Pro-Palestina

Karyawan tersebut melancarkan protes ketika kepala Google Israel Barak Regev berpidato di sebuah konferensi industri di Kota New York, AS


Tablet Baru Oukitel RT8 Tawarkan Baterai Gahar dan Kamera Malam

11 hari lalu

Tablet RT8. Istimewa
Tablet Baru Oukitel RT8 Tawarkan Baterai Gahar dan Kamera Malam

Tablet kekar dari Oukitel ini baru akan diluncurkan akhir bulan ini. Simak spesifikasi lengkap dan informasi harganya.


Microsoft akan Mengakhiri Dukungan Android di Windows 11

12 hari lalu

Logo Microsoft terlihat di Los Angeles, California A.S. pada Selasa, 7 November 2017. (ANTARA/REUTERS/Lucy Nicholson/am.)
Microsoft akan Mengakhiri Dukungan Android di Windows 11

Microsoft mengakhiri dukungan untuk Windows Subsystem for Android (WSA), Amazon Appstore di Windows 11 tidak akan lagi didukung setelah 5 Maret 2025


Daftar Terbaru Perusahaan Raksasa Teknologi Dunia yang PHK Karyawan, Ada Sony dan Amazon

14 hari lalu

Ilustrasi Logo Amazon. REUTERS/Dado Ruvic
Daftar Terbaru Perusahaan Raksasa Teknologi Dunia yang PHK Karyawan, Ada Sony dan Amazon

Per 4 Maret 2024, sebanyak 186 perusahaan teknologi telah melakukan PHK terhadap 49.386 karyawan.


Realme Narzo 70 Pro 5G akan Diluncurkan, Ada Fitur Air Gestures

15 hari lalu

Realme Narzo 70 Pro 5G. youtube.com
Realme Narzo 70 Pro 5G akan Diluncurkan, Ada Fitur Air Gestures

Realme mulai membocorkan spesifikasi Narzo 70 Pro 5G sebagai ponsel premium


Ponsel Lipat Motorola Razr+ Hampir Separuh Harga di Amazon, Gara-gara Android 13?

54 hari lalu

Motorola RAZR+. Gsmarena.com
Ponsel Lipat Motorola Razr+ Hampir Separuh Harga di Amazon, Gara-gara Android 13?

Ponsel lipat Motorola Razr+ keluaran 2023 didiskon hingga 45 persen. Ini terjadi di situs e-commerce Amazon.


Amazon PHK Ratusan Karyawan Prime Video an Studio MGM

11 Januari 2024

Amazon. Kredit: Amazon.com
Amazon PHK Ratusan Karyawan Prime Video an Studio MGM

Amazon.com akan memberhentikan ratusan karyawan bagian operasi streaming dan studio, yang merupakan bagian dari PHK besar-besaran mereka.


Elon Musk Komentari Video Lawas Jeff Bezos soal Perilaku Konsumen

14 Desember 2023

Jeff Bezos dan Elon Musk. REUTERS
Elon Musk Komentari Video Lawas Jeff Bezos soal Perilaku Konsumen

Video lawas pendiri Amazon Jeff Bezos selama 32 detik muncul di media sosial X, Elon Musk pun ikut mengomentari.


Deforestasi Hutan Amazon Anjlok Tajam di 1 Tahun Presiden Kiri Brasil & Kolombia

29 November 2023

Foto udara kondisi air sungai Piraiba sebelum pertemuan puncak negara-negara hutan hujan Amazon, di Belem, negara bagian Para, Brasil 5 Agustus 2023. Petrobras telah mengajukan banding terhadap keputusan badan perlindungan lingkungan Brasil, Ibama, untuk menolak izinnya untuk mengebor sumur eksplorasi di mulut Amazon. REUTERS/Ueslei Marcelino
Deforestasi Hutan Amazon Anjlok Tajam di 1 Tahun Presiden Kiri Brasil & Kolombia

Perusakan hutan hujan Amazon melambat tajam dari tahun ke tahun, menurut laporan.