TEMPO.CO, Sragen - Kawasan Pariwisata Borobudur dan sekitarnya adalah salah satu dari empat Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang akan dikembangkan oleh Pemerintah.
Dalam rangka pengembangan destinasi di kawasan tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengadakan monitoring, evaluasi, dan sinkronisasi program dan kegiatan di kawasan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Solo-Sangiran.
"Sesuai arahan dari Presiden, Menko Luhut merencanakan adanya percepatan pengembangan destinasi pariwisata. Ada 100.000 penduduk di kawasan situs Sangiran, baru 1.000 orang yang dibina," kata Asisten Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata, Rahman Hidayat.
Pada tahun 1996, UNESCO mendaftarkan Sangiran sebagai Situs Warisan Dunia di Daftar Warisan Dunia sebagai Sangiran Early Man Site. Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP), Muhammad Hidayat mengatakan belum dapat mengembangkan secara optimal Museum Fosil Sangiran karena keterbatasan tugas dan fungsi.
Museum sendiri memiliki fungsi sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pariwisata. Tanpa museum akan sulit memahami situs di Sangiran.
"Situs Sangiran merupakan lahan-lahan yang sah milik warga. BPSMP merangkul masyarakat untuk ikut serta melestarikan situs Sangiran dan dengan keberadaan situs dan museum, diharapkan dapat mengangkat kondisi perekonomian masyarakat sekitar," kata Muhammad Hidayat.
Upaya pemberdayaan masyarakat sekitar pun dilakukan oleh Pemerintah setempat dengan melakukan pembinaan untuk pengelolaan homestay, pembuatan souvenir yg berkualitas dan memiliki ciri khas Sangiran, pembinaan kesenian tradisional, dan pembekalan guide lokal di Sangiran.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang turut hadir dalam rapat koordinasi pun mengatakan pengembangan destinasi pariwisata tergantung dari seberapa cepat kita melakukan akselerasi.
Selain itu, menurut ganjar dibutuhkan orang-orang dari eksternal atau masyarakat untuk dapat membantu melihat tempat pariwisata dan memberikan masukan terkait pengembangan lokasi pariwisata UNESCO Heritage Triangle yaitu Sangiran, Gunung Sewu dan Borobudur, yang diprediksikan cepat berkembang karena infrastrukturnya sudah tersedia dengan baik.
"Siapa pasar dari pariwisata baik untuk Borobudur maupun Sangiran? Belum ada marketing research untuk hal tersebut atau apakah yang kurang dari Borobudur?" Kata Ganjar.
Ia menambahkan bahwa perlu untuk membandingkan pariwisata Jawa Tengah dengan di luar negeri. Negara harus mendukung untuk meningkatkan daya tarik pariwisata. "Kita membutuhkan rencana aksi cepat, harus mencari kebaruan, dan harus ada investasi," tambah Ganjar.
Sejumlah pelajar melihat ruang pamer manusia purba dalam pameran Sosialisasi dan Publikasi Museum Manusia Purba Sangiran di pusat perbelanjaan Mall Grand City, Surabaya, Kamis (11/6). TEMPO/Fully Syafi
Ganjar juga mengusulkan ide unik untuk membuat Sangiran menjadi destinasi unik, misalnya bertema kartun bertama purbakala seperti The Flinstones_ atau Jurassic Park. Namun, ia mengatakan bahwa ini masih sekedar gambaran dan masih perlu dikaji dan dicari kesesuaiannya.