Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sensasi Menyelam dengan Hantu Laut di Kwatisore

image-gnews
Seorang turis wanita menyelam dekat Hiu Paus di Teluk Cenderawasih, Papua, pada Oktober 2013. Nelayan lokal menyebutnya ikan hantu Kwatisore, karena kerap tiba-tiba muncul di samping perahu dan menggesek-gesekkan tubuhnya ke badan perahu. TEMPO/Rully Kesuma
Seorang turis wanita menyelam dekat Hiu Paus di Teluk Cenderawasih, Papua, pada Oktober 2013. Nelayan lokal menyebutnya ikan hantu Kwatisore, karena kerap tiba-tiba muncul di samping perahu dan menggesek-gesekkan tubuhnya ke badan perahu. TEMPO/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua jam menembus ombak Teluk Cenderawasih, pada tengah hari kapal kami—saya dan fotografer Ruly Kesuma—sampai di Resor Kali Lemon, Desa Kwatisore, Kabupaten Nabire, Papua. Sepi. Tak ada sinyal telepon. Seperti kembali ke peradaban silam.

Sesekali ada suara burung, anjing liar, desir angin, dan raungan tonggeret. Seekor elang dan rombongan rangkong terbang berpindah dari satu pohon ke pohon lain ketika kami datang, pertengahan Oktober lalu.

Taman Nasional Teluk Cenderawasih adalah taman nasional perairan laut terluas di Indonesia. Ada 150 jenis terumbu karang yang tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil. Koleksi ikannya juga mengagumkan. Lebih dari 200 jenis ikan menjadi penghuni setia kawasan ini. Kekayaan "hutan" bawah laut itulah yang mengundang wisatawan ke sini. Namun, dari sekian banyak jenis ikan di sana, yang sangat ingin kami jumpai adalah ikan hantu.

"Empat hantu Kwatisore sudah menunggu di bagan sejak pagi," ujar Yance Henawi, pemandu selam Kali Lemon. Hantu Kwatisore adalah sebutan untuk hiu paus (Rhincodon typus). Masyarakat Kwatisore memang biasa menyebut hiu paus sebagai hiniotanibre (ikan hantu).

"Nelayan lokal menyebutnya ikan hantu karena kerap tiba-tiba muncul di samping perahu dan menggesek-gesekkan tubuhnya ke badan perahu," ujar Ben Gurion Saroy, Kepala Taman Nasional Teluk Cenderawasih, otoritas wilayah laut Kwatisore.

Ikan terbesar di dunia ini memang terlihat menakutkan seperti hantu. Tubuhnya bisa mencapai sembilan ton dengan panjang 10 meter. Nelayan lain di Indonesia bagian timur menyebutnya gurano bintang (hiu bertotol) karena kulitnya bertotol.

Menurut Yance yang asli Kwatisore, masyarakat desa percaya ikan hantu laut adalah hewan adat. Di Desa Kwatisore, terdapat situs Bukit Batu Meja, yakni bukit setinggi 200 meter yang di atasnya terdapat batu besar berbentuk meja. Dari sana, Kwatisore tampak seperti ekor hiu paus.

"Bentuk pulau yang seperti ekor hiu paus membuat kami percaya Kwatisore memang rumah tinggal mereka. Kami dilarang mengkonsumsinya," ujar Yance saat kami berada di atas bagan, rumah dengan jaring terapung di tengah laut yang digunakan nelayan untuk menjaring ikan.

Di bawah bagan itu, hiu paus berkeliaran berburu ikan teri yang tertangkap di jaring-jaring nelayan. Terdengar bunyi ngosh-ngosh-ngosh dari mulut-mulut hiu paus yang menghisap jaring-jaring ikan. Empat hiu paus berwarna keabu-abuan dengan totol-totol putih di sekujur tubuhnya itu memiliki panjang 4-7 meter. Berat mereka diperkirakan 2-3 ton.

Bulu kuduk saya berdiri. Ini pertama kalinya saya melihat ikan raksasa terbesar di bumi. Bagi penyelam, bertemu dengan hiu paus adalah mimpi indah. Mimpi itu saya peroleh di Kwatisore. 

Mulut hiu paus menyeringai menakutkan. Namun badannya yang bergerak pelan membuatnya terlihat menggemaskan. "Sepanjang tidak diganggu, mereka tidak berbahaya. Jangan menyelam dekat ekor, bisa kena kibasan ketika mereka bergerak. Juga jangan membawa bunyi-bunyian, pendengarannya sensitif," ujar Bram Muaranaya, yang sejak 2006 sudah melayani wisata selam hiu paus di Kwatisore.

Peralatan selam pun disiapkan. "Ini penyelaman tanpa dasar, buoyancy (kemampuan mengapung) harus bagus," kata Rudy Setiawan, dive master. Peringatan yang membuat saya grogi. Biasa menyelam di kedalaman 20-35 meter, kini harus menyelam di lautan dengan kedalaman 50-100 meter. Jantung saya berdegup.

Dengan backroll, saya turun dari kapal. Sialan, arus laut rupanya sedang deras. Setiap mencoba mendekat ke hiu paus, saya selalu terseret menjauh. Pada penyelaman kedua, situasi lebih tenang. Saya menyelam di kedalaman tiga meter dan memilih berpegangan pada salah satu tiang bagan. Posisi ini membuat saya leluasa memotret dan mengamati gerak-gerik ikan dari jarak dekat.

Kali ini ada empat ekor hiu paus. Yang terbesar panjangnya enam meter, terkecil tiga meter. Menurut teori, anak hiu paus biasanya lahir berukuran 80 sentimeter dan setiap tahun rata-rata bertambah panjang 20 sentimeter. Saya perkirakan umur mereka 20-26 tahun.

Mulut hiu paus lebar dan mampu mengisap segala benda. Setelah berhasil mendekatinya, saya meletakkan kepalan tangan di samping mulut. Wow..., daya sedotnya luar biasa kuat. Apa saja benda di sekitar mulut akan diisap tanpa ampun. "Jika merasa yang terisap itu bukan makanannya, biasanya akan disemburkan lagi," ujar Bram. Melayang di atas ekornya, tinggi tubuh saya yang 168 sentimeter hanya seperempat dari tubuh hiu paus sebesar Metro Mini itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak tahun lalu, Taman Nasional Teluk Cenderawasih bekerja sama dengan World Wide Fund Indonesia memasang penanda radio frequency identification (RFID tag) dan satelit (satellite tag). Dengan tag ini, peneliti dapat mengamati pola migrasi dan perilaku setiap hiu. "Berdasarkan hasil survei kami, total ada 70 hiu paus yang ditemukan di sekitar Kwatisore. Penelitian selanjutnya 50 ekor telah dipasang penanda RFID sejak Juni 2012, 14 ekor dipasang penanda satelit sejak Mei 2011, dan 8 ekor lagi dipasangi penanda satelit pada April 2013," ujar Beny Ahadian Noor, kepala proyek WWF-Indonesia untuk Teluk Cenderawasih.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Populasi Hiu Paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih Bertambah 13 Ekor

27 hari lalu

Salah satu hiu paus yang berada di Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Nabire, Papua Tengah. (ANTARA/HO-Balai Besar Taman Nasional Teluk Cendrawasih)
Populasi Hiu Paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih Bertambah 13 Ekor

Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) Provinsi Papua Barat berhasil mengidentifikasi 13 hiu paus baru sepanjang 2023 lalu.


KKP Kuburkan Hiu Paus Seberat Satu Ton

30 September 2023

KKP Kuburkan Hiu Paus Seberat Satu Ton

KKP melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar menguburkan hiu paus dengan berat sekitar satu ton yang didapati terdampar dalam kondisi mati di Pesisir Pantai Banjar Yeh Kuning.


10 Makhluk Raksasa di Laut, Ada Monster Laut

15 Mei 2023

Seorang fotografer majalah Alert Diver, Stephen Frink mengabadikan penemuan hiu putih terbesar di dunianya dari dekat dengan berada di dalam sebuah kandang besi yang khusus dibuat untuk memoto predator buas di laut lepas. dailymail.co.uk
10 Makhluk Raksasa di Laut, Ada Monster Laut

Beberapa dari makhluk laut sangat misterius karena tinggal di tempat yang belum sepenuhnya terjelajahi. Berikut 10 mahluk raksasa di laut:


Tidak Hanya Raja Ampat, Papua Barat Memiliki Banyak Wisata Unggulan, Cek Tempatnya

21 September 2022

Wisatawan berfoto di puncak Telaga Bintang Geosite Piaynemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 26 Oktober 2021. Papua Barat menjadi provinsi dengan UMP 2022 tertinggi kelima di Indonesia, yaitu mencapai Rp 3.200.000. ANTARA/Olha Mulalinda
Tidak Hanya Raja Ampat, Papua Barat Memiliki Banyak Wisata Unggulan, Cek Tempatnya

Selain Raja Ampat, tidak hanya alamnya yang indah, Papua Barat memiliki banyak tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi. Cek daftarnya.


Sumbawa dan Konservasi Indonesia Kembangkan Ekowisata Hiu Paus di Teluk Saleh

10 Mei 2022

Seekor hiu paus sedang memakan ikan-ikan kecil yang lolos dari jaring di bawah bagan milik nelayan. Foto: @Shawn Heinrichs
Sumbawa dan Konservasi Indonesia Kembangkan Ekowisata Hiu Paus di Teluk Saleh

Populasi hiu paus tersebar di berbagai wilayah Indonesia, namun populasi kedua terbanyak berada di Teluk Saleh.


233 Media Massa Lokal Registrasi Liputan Balap MotoGP Mandalika 2022

14 Maret 2022

Proses pemasangan patung Speed bersosok Presiden Joko Widodo naik motor di gerbang utama Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Ahad dinihari, 13 Maret 2022. (Dok.Nuarta)
233 Media Massa Lokal Registrasi Liputan Balap MotoGP Mandalika 2022

Kementerian Kominfo RI akan mengadakan konferensi pers bersama media lokal pada 16 Maret 2022 sekaligus pembagian kartu liputan MotoGP Mandalika.


KKP dan Mitra Tangani Hiu Paus Mati di NTT

21 Februari 2022

KKP dan Mitra Tangani Hiu Paus Mati di NTT

Tim gabungan sepakat untuk menenggelamkan hiu paus tersebut menggunakan pemberat berupa karung pasir.


5 Fakta Denjaka, Pasukan Super Elite Milik TNI AL

28 Januari 2022

Anggota Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), berlari menuju laut untuk melakukan renang sejauh 10km, saat perayaan HUT ke-72 RI, di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah, 17 Agustus 2017. Sebanyak 75 anggota detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut, merayakan hari kemerdekaan dengan berenang sejauh 10km. ANTARA/Idhad Zakaria
5 Fakta Denjaka, Pasukan Super Elite Milik TNI AL

Denjaka adalah pasukan khusus anti-teror yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL).


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Hiu Paus Makin Sering Terjerat di Lampung, Omicorn

27 November 2021

Nelayan payang di pesisir laut di Sukaraja, Bandar Lampung, sedang melepaskan ikan hiu paus (Rhincodon typus) yang masuk dan terjaring jala, Kamis 25 November 2021. (ANTARA/Dian Hadiyatna)
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Hiu Paus Makin Sering Terjerat di Lampung, Omicorn

Topik tentang setiap tahun selalu ada kejadian ikan hiu paus terjerat nelayan di Lampung menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Semakin Sering, Ikan Hiu Paus Masuk Jaring Nelayan di Lampung

27 November 2021

Nelayan payang di pesisir laut di Sukaraja, Bandar Lampung, sedang melepaskan ikan hiu paus (Rhincodon typus) yang masuk dan terjaring jala, Kamis 25 November 2021. (ANTARA/Dian Hadiyatna)
Semakin Sering, Ikan Hiu Paus Masuk Jaring Nelayan di Lampung

Hiu paus adalah jenis ikan terbesar di dunia. Paling banyak dan sering masuk jaring di tahun ini dan di bulan ini. Kenapa?