Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benteng-Benteng Gagah, yang Kini Jadi Destinasi Wisata

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Benteng Fort Marlborough
Benteng Fort Marlborough
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai penghasil rempah-rempah, kepualauan Indonesia merupakan incaran negara-negara Eropa seperti Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda. Mereka berusaha merebut monopoli rempah-rempah dan mendirikan berbagai benteng.

Dari data Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia atau PDA Indonesia terdapat 459 benteng, 303 di Sumatera dan 159 di Jawa. Namun, yang secara fisik ditemukan hanya 177 benteng. Hampir 300 benteng yang hilang. Dari 300 benteng itu, hanya segelintir yang masih terawat dan terjaga. Berikut benteng-benteng megah yang beralih fungsi sebagai destinasi wisata sejarah dan edukasi.

Benteng Marlborough

Benteng Marlborough merupakan benteng terbesar milik Inggris di Asia tenggara. Maklum, saat masih aktif 1714 sampai 1719, kongsi dagang Inggris, East Indian Company (EIC) berkantor di benteng itu. Mereka mengatur perdagangan lada hitam yang dijual hingga ke Inggris. Benteng ini didirikan ketika era pemerintahan Gubernur Jenderal Joseph Collet.

Benteng seluas 44.100 persegi ini masih terlihat kokoh, bersih dan terawatt, dengan parit pertahanan yang mengelilinginya. Ketika Inggris dan Belanda membagi wilayah kekuasaannya, benteng tersebut ditukar dengan Singapura melalui Traktat London 1824. Dalam perjanjian tersebut, dijelaskan bahwa Belanda menyerahkan Malaka dan Semenanjung Melayu termasuk Penang dan sebuah pulau kecil tidak bertuan, Singapura kepada Inggris.

Sedangkan, Inggris menyerahkan pabriknya di Bengkulu, Port Marlborough dan seluruh kepemilikannya di Sumatera kepada Belanda. Perjanjian tersebut dilakukan pada 17 Maret 1824 di London.

Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg mula-mula dibangun pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa dipimpin oleh Nicolaas Harting. Belanda beralasan dengan adanya benteng tersebut, mereka bisa menjaga keamanan keraton dari serangan pemberontak atau keraton-keraton bekas Mataram lainnya.

Namun, sebenarnya Belanda ingin mengawasi dan mengontrol istana. Mulanya benteng ini terbuat dari tanah, dengan penyangga pohon kelapa dan aren. Bangunan pertama ini memiliki bastion atau seleka, Sultan menamai bastion tersebut Jaya Wisesa (sudut barat laut), Jaya Purusa (sudut timur laut), Jaya Prakosaningprang (sudut barat daya), dan Jaya Prayitna (sudut tenggara).

Lalu Gubernur Jenderal Hindia Belanda W.H. van Ossenberg mengusulkan agar benteng dibangun lebih permanen. Pada 1767, pembangunan benteng mulai dilaksanakan dengan pengawasan Frans Haak dan selesai tahun 1787. Kemudian dinamai 'Rustenberg'. Saat gempa bumi hebat pada 1867, sebagian benteng rusak kemudian direnovasi dan namanya diubah menjadi 'Vredeburg' atau benteng Perdamaian, wujud hubungan Belanda dengan Keraton Yogyakarta yang damai.

Benteng Vredeburg menjadi destinasi wisata edukasi dan sejarah. Foto: @museum.benteng.vredeburg

Benteng Rotterdam

Benteng Rotterdam awalnya bernama Benteng Ujung Pandang atau juga disebut benteng pannyu karena bentuknya seperti penyu dibangun sekitar tahun 1545. Pembangunannya atas perintah Raja Gowa ke X, Imarigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ Kallonna, yang juga terkenal dengan nama Tunipallangga Ulaweng. Mulanya benteng ini dibuat dari tembok batu dicampur dengan tanah liat yang dibakar hingga kering.

Pada era Raja Gowa ke XIV Sultan Alauddin, tembok benteng diganti dengan batu padas hitam yang bersumber dari pengunungan karst di daerah Maros. Selain sebagai hunian para raja, juag merupakan pusat pasukan laut Kerajaan Gowa. Pada 1666, pecahlah perang pertama antara Raja Gowa yang berkuasa di dalam benteng dengan Cornelis Speelman, Gubernur Jenderal Belanda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setahun berperang, Belanda berhasil menghancurkan Benteng Ujung Pandang. Dalam Pejanjian ‘Perjanjian Bongaya’ pada 18 november 1667, Kerajaan Gowa harus menyerahkan Benteng Ujung Pandang kepada Belanda. Lalu Speelman mengubah namanya menjadi Fort Rotterdam.

Fort Rotterdam termasuk benteng yang terawatt dengan baik. Berbagai pertunjukan seni dunia dihelat di dalam benteng. Selain itu terdapat Museum La Galigo yang menyimpan koleksi perjalanan sejarah Sulawesi Selatan.

Benteng Rotterdam Makassar. TEMPO/Hariandi Hafid

Benteng Kalamata

Kalamata atau Kalumata dikenal juga sebagai Benteng Santa Lusia atau Benteng Kayu Merah. Dibangun dengan komposisi bebatuan sungai, batu karang, dan batu kapur, benteng Portugis ini tetap gagah meski melampaui milenial. Dari tembok benteng ini, Pulau Tidore dan Maltara terlihat dengan jelas. Didirikan pada 1540, oleh perwira Portugis, Fransisco Serao. Kalamata didirikan untuk mengahadapi serangan dari bangsa Spanyol dari Rum, Tidore.

Benteng ini pernah dikuasai Spanyol dan Belanda silih berganti. Namun pada akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda. Benteng yang gagah ini masih terawat rapi dan jadi titik pertemuan warga. Pemandangan laut dari benteng ini tak membosankan: langit biru, laut yang tenang, pulau bergunung, dengan kapal kayu hilir mudik. Mungkin seperti itulah ratusan tahun lalu ketika rempah-rempah mengundang orang-orang Eropa ke Maluku.

Benteng Kalamata saksi perebutan rempah di Maluku oleh bangsa-bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda. Foto: @pegi_pegi

Benteng Van Der Wijck

Mulanya, hanya sebuah kantor Dagang VOC di Gombong. Namun Perang Diponegoro membuat kantor itu disulap menjadi benteng. Pasalnya, pasukan besar dari Batavia sepanjang 1825-1830 ditempatkan di kantor tersebut.

Benteng ini sangat strategis, karena berada di dekat pusat komando pasukan Diponegoro di Bagelen. Usai Perang Diponegoro, benteng ini digunakan sebagai basis pertahanan untuk menghancurkan Kabupaten Panjer pada 1832. Setelah direnovasi besar-besaran, benteng itu dinamai Fort Generaal Cochius, diambil dari nama Letnan Jenderal Frans David Cochius, seorang komandan di Hindia Belanda yang memimpin pasukan Belanda di Gombong pada masa Perang Diponegoro.

Pada tahun 1856 Fort Cochius berubah menjadi Pupillenschool atau Sekolah Taruna Militer untuk anak-anak Eropa yang lahir di Hindia Belanda. Namanya diubah menhadi Fort Van der Wijck sebagai penghormatan kepada Van der Wijck atas jasanya kepada pemerintah Belanda dalam bidang kemiliteran. Bangunannya yang bercat merah, membuatnya dijuluki Benteng Merah, dan kini menjadi destinasi wisata utama di Gombong.

Sejumlah pengunjung menikmati wisata sejarah benteng Van der Wijck di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, (9/8). TEMPO/Arif Wibowo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

23 jam lalu

Sejumlah remaja perwakilan dari berbagai daerah berjalan dengan mengenakan busana kolaborasi kebaya, adat, dan batik saat mengikuti pagelaran fesyen Batik Specta Nusantara di Kawasan Cagar Budaya Nasional Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 1 Oktober 2022.  Pagelaran fesyen yang menampilkan 1.000 busana batik nusantara itu sebagai upaya Pemerintah Kota Semarang mendukung Gerakan Peningkatan Produk Dalam Negeri (P3DN) sekaligus dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.


Terpopuler Bisnis: Jadwal Gaji ke-13 PNS, Jokowi Evaluasi Arus Mudik dan Balik Lebaran

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) berbincang dengan Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian (kiri) dan  Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Abdullah Azwar Anas (kanan) sebelum konferensi pers terkait pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Pemerintah menganggarkan  sebesar Rp48,7 triliun untuk pembayaran THR dan Rp50,8 triliun untuk gaji ke-13 ASN pada 2024 atau total tersebut naik Rp18 triliun dibandingkan anggaran pada 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Terpopuler Bisnis: Jadwal Gaji ke-13 PNS, Jokowi Evaluasi Arus Mudik dan Balik Lebaran

Lebaran telah usai. Simak jadwal pencairan gaji ke-13 PNS.


Deretan Destinasi Wisata Terfavorit di 3 Provinsi Selama Libur Lebaran, Apa Saja?

2 hari lalu

Bhikhu berdoa bersama saat perayaan hari raya Magha Puja 2024 di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 8 Maret 2024. Hari raya Magha Puja diperingati setiap bulan purnama di bulan ketiga kalender Buddha untuk mengenang Sang Buddha saat membabarkan Dharma pentingnya umat menghindari perbuatan jahat, menambah kebajikan, kesucian hati dan pikiran. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Deretan Destinasi Wisata Terfavorit di 3 Provinsi Selama Libur Lebaran, Apa Saja?

Kemenparekraf mengungkap destinasi wisata favorit selama libur lebaran.


Pantai Menganti Jadi Destinasi Wisata Baru Terfavorit, Alternatif Parangtritis dan Pangandaran

3 hari lalu

Sejumlah warga berwisata di Pantai Menganti di Desa Karangduwur, Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, 29 Desember 2016. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Pantai Menganti Jadi Destinasi Wisata Baru Terfavorit, Alternatif Parangtritis dan Pangandaran

Kemenparekraf mengungkap Pantai Menganti menjadi destinasi wisata baru yang ramai pengunjung selama musim libur lebaran.


Sembilan Destinasi Wisata Terfavorit Selama Lebaran, Malioboro sampai Bromo

3 hari lalu

Wisatawan memadati kawasan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Sembilan Destinasi Wisata Terfavorit Selama Lebaran, Malioboro sampai Bromo

Kemenparekraf mengungkap sejumlah destinasi wisata yang menjadi tujuan utama wisatawan selama libur Lebaran 2024.


Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

3 hari lalu

Destinasi wisata budaya tempo dulu di Bukit Siguntang, Palembang. Di dalam Bukit Siguntang terdapat diantara nya makam Putri Rambut Selako. TEMPO/Parliza Hendrawan
Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

Agar tak terlalu capai saat pulang mudik Lebaran bisa menepikan kendaraan untuk menikmati kuliner mengunjungi destinasi wisata


Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

4 hari lalu

Pengunjung berfoto dengan latar belakang Istana Siak Sri Inderapura ketika mengisi libur akhir tahun di Kabupaten Siak, Riau, Minggu 30 Desember 2018. Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang selesai dibangun pada tahun 1893. ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

Pekanbaru dan sekitarnya menawarkan pengalamanbaru bagi para wisatawan libur Lebaran 2024. Antara lain Istana Siak dan Asia Farm Pekanbaru.


Selain Jembatan Gantung Situ Gunung, Ini Rekomendasi Destinasi Wisata di Sukabumi

5 hari lalu

Curug Cikaso di Kabupaten Sukabumi. (Dok Humas Disparbud Jabar)
Selain Jembatan Gantung Situ Gunung, Ini Rekomendasi Destinasi Wisata di Sukabumi

Situ Gunung Sukabumi ramai di media sosial lantaran telah mencuri perhatian aktor Hollywood Will Smith. Berikut destinasi wisata lain di Sukabumi.


Berpetualang Sambil Menikmati Panorama Kebun Teh Pangalengan di Nimo Highland

6 hari lalu

Pengunjung menikmati sunrise di akhir pekan di Nimo Highland, Pengalengan, Bandung. (Dok. Nimo Highland)
Berpetualang Sambil Menikmati Panorama Kebun Teh Pangalengan di Nimo Highland

Selain bertualang dan menikmati suasana hamparan kebun teh, wisatawan juga bisa menyusuri jembatan atau sky bridge dan meniti wahana jembatan kaca.


Prakiraan Cuaca Destinasi Wisata Jabar Akhir Pekan, Bandung dan Bogor Berpotensi Hujan Petir

6 hari lalu

Owa Jawa berinteraksi dengan pengunjung di Bandung Zoo, Sabtu, 27 Mei 2023. (ANWAR SISWADI)
Prakiraan Cuaca Destinasi Wisata Jabar Akhir Pekan, Bandung dan Bogor Berpotensi Hujan Petir

Hujan berpotensi mengguyur sejumlah destinasi wisata di Jawa Barat pada Sabtu, 13 April 2024.