Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Olahraga Ekstrem yang Bukan Untuk Si Lemah Jantung

image-gnews
Selain pendaki, gunung Papandayan juga menjadi favorit penggemar sepeda gunung. TEMPO/ Nita Dian
Selain pendaki, gunung Papandayan juga menjadi favorit penggemar sepeda gunung. TEMPO/ Nita Dian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia kian digandrungi pecinta olahraga ekstrem. Medan yang sulit, udara yang lembab khas tropis, dengan pemandangan indah mengundang para petualang dunia. Tak heran bila dari waktu ke waktu lomba triathlon Ironman terus meningkat pengunjungnya di Pulau Bintan. Atau lari marathon menuju puncak Gunung Rinjani, yang membuat kangen para pendaki. Berikut olahraga ekstrem di Indonesia yang mendunia, dan tentu saja bukan bagi yang lemah jantung.

Maraton di Semeru dan Bromo, Jawa Timur

Bagi Maggie Kim Hong Yeo, pelari Malaysia, 6 kilometer terakhir rute turunan Bromo Marathon, memberi sensasi yang tidak bisa dilupakan. "Teman-teman bilang saya lari seperti orang gila ketika melewati rute ini, pace 4 (4 menit per kilometer). Saya memang jagoan di turunan," ujar juara III pada perhelatan 2013, kategori wanita full marathon (42,195 kilometer) dengan waktu finis 5 jam 13 menit 41 detik ini.

Bromo Marathon menawarkan keindahan pemandangan Gunung Bromo, start dan finis di Desa Wonokitri, Tosari, Pasuruan, Jawa Timur. Pertama kali diadakan awal September lalu, kejuaraan sukses menarik 1.000 peserta, 300 di antaranya dari 20 negara. Medannya lebih moderat dibanding Rinjani Ultra, cocok bagi siapa pun. CNN Travel melaporkan acara ini sebagai salah satu dari lima destinasi wisata lari terbaik di Asia 2013.

Selain lewat Bromo Marathon, menikmati keindahan kawasan Bromo-Semeru bisa lewat lomba lari gunung ekstrem bertajuk Bromo Tengger Semeru 100 Ultra, yang akan diadakan pertama kali pada akhir November ini oleh komunitas pelari gunung Trail Runners Indonesia. Menawarkan jarak 50 km, 100 km, dan 160 km. Semua titik terindah di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akan dilalui peserta, seperti Bukit Teletubbies, Bukit Penanjakan, Ranu Pane, Danau Ranu Kumbolo, Kalimati, Puncak Bromo, dan Puncak Gunung Batok.

Dua pelari wanita dari mancanegara meregangkan kaki sambil menikmati keindahan Gunung Bromo saat mengikuti ajang Bromo Marathon di desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur, (1/9). TEMPO/Fully Syafi

Ultra Trail Rinjani, Nusa Tenggara Barat

Bagi Yannick Douet, warga Prancis, menjuarai lomba lari gunung Mount Rinjani Ultra Trail 2013, Agustus lalu, menjadi pengalaman yang sangat mengesankan. "Rutenya sungguh menantang. Puncak Rinjani, Savana Sembalun, dan Danau Segara Anak pemandangannya sangat indah. Tidak menyangka saya bisa jadi juara," ujarnya. Tentu saja menantang. Rute yang biasa didaki dengan berjalan itu kini dilalui dengan berlari. 

Ia sukses menyelesaikan lomba lari sepanjang 52 kilometer antara Senaru-Puncak Rinjani-Sembalun-Senaru itu dalam waktu 14 jam 14 menit 25 detik. Batas maksimal waktu dalam kejuaraan ini adalah 20 jam. "Tanjakan Sembalun adalah rute yang paling berat. Udaranya sangat panas. Tahun depan saya akan ikut lagi," kata Douet, pelari, ironman (atlet triatlon), dan mantan atlet renang tim nasional Prancis.

Diikuti 92 peserta dari 16 negara, hanya 10 orang yang berhasil finis di bawah waktu yang disediakan. "Rute brutal. Tidak hanya perlu terlatih lari jauh dan mental baja, tapi juga harus punya keberanian mendaki tebing. Tahun depan waktu akan kami perpanjang jadi 22 jam untuk memberi kesempatan agar lebih banyak lagi peserta yang bisa finis," ujar Hendra Wijaya, pelari gunung senior, inisiator, dan direktur lomba.

Trail Merapi , Yogyakarta

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Letusan Gunung Merapi pada Oktober 2010 tak hanya meninggalkan kisah sedih. Kini warga di sekitar lereng gunung yang terletak di utara Yogyakarta itu menjadikan daerahnya sebagai obyek wisata baru. Salah satunya berwisata di atas motor trail. Sambil menggeber motor gahar ini, Anda bisa menyusuri jalanan berpasir dan sungai-sungai penuh batuan vulkanik. "Wisata ini juga menceritakan sejarah di Merapi," kata Naryono, pengurus Gadung Melati Trail Club, salah satu penyedia jasa paket wisata motor trail di Merapi.

Untuk menyewa satu motor KLX 150 cc spek adventure dan seorang pemandu, Anda cukup merogoh kocek Rp 50 ribu untuk jalur pendek yang berakhir di rumah Mbah Maridjan, Rp 150 ribu untuk rute menengah menyusuri Sungai Gendol dan Sungai Opak, serta Rp 250 ribu untuk paket lengkap yang berakhir di Puncak Glagah Sari—sekitar 3,5 kilometer dari Puncak Merapi.

Bersepeda Di Gunung Papandayan, Jawa Barat

Menggenjot pedal di atas Gunung Papandayan sudah biasa. Lebih biasa lagi jika mengambil rute wisata menuju puncak dari Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. Tapi cobalah berangkat dari Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Memulai perjalanan dari perkebunan teh Sedep, pedal terus dikayuh melalui Kampung Cibaturua. Teruslah menanjak hingga menemukan camping ground Pondok Salada yang dipenuhi edelweis. Dari situ, sesaat lagi puncak Papandayan (2.664 meter) akan tergapai. Jangan berhenti! Di bawah sana, kawah Papandayan menunggu diseberangi. Inilah sesungguhnya yang membedakan Papandayan dengan trek sepeda gunung lain. 

Di atas kawah, adrenalin membuncah. Benak yang berpikir ingin cepat melewati kawah karena uap belerang terus mendesis harus berhadapan dengan jalur penuh batuan vulkanik. Sesekali sepeda pun harus digotong. Setelah kurang-lebih enam jam bersepeda, tibalah di Kecamatan Cisurupan. Gunung Cikuray di horizon menjadi bonusnya.

Jika Anda ingin mencobanya, pilihlah musim kemarau karena kabut menebal pada musim hujan, yang terkadang juga bisa memaksa uap belerang turun. Siapkan perbekalan yang cukup karena tak ada warung di atas sana. Dan yang terpenting, pastikan Gunung Papandayan berstatus aman.

Tubing di Tangkahan, Sumatera Utara

Ada cara yang lebih menantang untuk menikmati vegetasi hijau di Taman Nasional Gunung Leuser: menaiki ban dalam truk yang sangat besar dan membiarkannya terbawa arus Sungai Batang, Tangkahan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Berayun-ayun di atas sungai yang tenang, dengan hutan di tepian yang sunyi, cocok bagi Anda untuk sedikit mengendurkan urat saraf. Apalagi jika beruntung bisa melihat kera bergelayutan di pepohonan. Adrenalin sedikit terpacu ketika melewati salah satu bagian sungai yang berubah deras.

Setelah empat setengah jam di atas ban, perjalanan berakhir di air terjun Gelugur yang lebar. "Di permukaan kolamnya, Anda bisa santai berenang," kata Rilly dari Community Tour Operator Lembaga Pariwisata Tangkahan. Wisata tubing di Tangkahan bisa dinikmati dengan membayar Rp 200 ribu per orang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Canyoning, Olahraga Ekstrem tapi Seru

10 Desember 2023

Canyoning diminati masyarakat urban yang ingin mencoba olahraga petualangan baru.
Canyoning, Olahraga Ekstrem tapi Seru

Walau termasuk olahraga ekstrem, canyoning juga bisa dinikmati anak-anak.


Mampu Sedot Antusiasme Pecinta Olahraga Air dan Olahraga Ekstrem Indonesia, DXI Digelar Lagi Tahun Depan

9 Juni 2023

DEEP & EXTREME Indonesia (DXI) 2023 berlangsung di Hall B, Jakarta Convention Center,  1-4 Juni 2023. (Instagram/@deepandextreme)
Mampu Sedot Antusiasme Pecinta Olahraga Air dan Olahraga Ekstrem Indonesia, DXI Digelar Lagi Tahun Depan

Antusiasme pecinta olahraga air dan olahraga ekstrem Indonesia terlihat di arena pemeran bertajuk "DEEP & EXTREME Indonesia (DXI) 2023".


Jadi Objek Penelitian, Atlet Spanyol Ini Tinggal Sendirian 500 Hari di Dalam Gua

16 April 2023

Beatriz Flamini, seorang pendaki profesional berhasil menghabiskan 500 hari tinggal dikedalaman 70 meter di sebuah gua di luar Granada. REUTERS
Jadi Objek Penelitian, Atlet Spanyol Ini Tinggal Sendirian 500 Hari di Dalam Gua

Beatriz Flamini, atlet ekstrem Spanyol, berusia 48 tahun ketika masuk gua dan merayakan dua ulang tahun sendirian di bawah tanah.


Puluhan Penonton WSBK Mandalika 2022 Alami Heat Stroke, Apa Itu?

14 November 2022

Persiapan start Race 1 World Supersport (WorldSSP) di Sirkuit Mandalika, Sabtu, 12 November 2022. TEMPO/Dicky Kurniawan
Puluhan Penonton WSBK Mandalika 2022 Alami Heat Stroke, Apa Itu?

Sejumlah penonton mengalami heat stroke selama balap motor WSBK Mandalika 2022 di Lombok. Apa itu penyebab heat stroke serta bagaimana pencegahannya?


Olahraga Ekstrem Slackline, Bukan Sirkus Berjalan di Atas Tali pada Ketinggian

15 September 2022

Pegiat olahraga ekstrem berjalan di atas tali webbing pada kegiatan Bandung Highlines Festival di Tebing Hawu, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu, 18 Desember 2021. Selain berolahraga, kegiatan ini juga bertujuan menjaga serta melestarikan Tebing Hawu yang termasuk kawasan konservasi Karst Citatah. ANTARA/Novrian Arbi
Olahraga Ekstrem Slackline, Bukan Sirkus Berjalan di Atas Tali pada Ketinggian

Kenali olahraga ekstrem slackline, berjalan kaki di atas tapi di atas ketinggian. Bukan sirkus, perlu latihan ekstra.


Kisah Awal Skateboard Berselancar di Trotoar antara Olahraga Ekstrem dan Tren

17 Oktober 2021

Atlet skateboarding asal Jerman, Lilly Stoephasius tampil di ajang Olimpaide Tokyo 2020 di Ariake Urban Sports Park, Tokyo, Jepang, 4 Agustus 2021. Lilly Stoephasius sendiri masih berumur 14 tahun. REUTERS/Mike Blake
Kisah Awal Skateboard Berselancar di Trotoar antara Olahraga Ekstrem dan Tren

Skateboard komersial pertama muncul pada 1959. Termasuk olahraga ekstrem yang dipertandingkan saat ini, selain kegiatan tren pula.


Tak Hanya Lincah Parkour di Usia 70 Tahun, Kak Seto Kini Ketagihan Panjat Tebing

16 September 2021

Kak Seto mencoba olahraga panjat tebing di usia 70 tahun. Foto: Instagram/@kaksetosahabatanak.
Tak Hanya Lincah Parkour di Usia 70 Tahun, Kak Seto Kini Ketagihan Panjat Tebing

Menurut Kak Seto, usia 70 tahun tak menjadi penghalang untuk melakukan olahraga panjat tebing jika berada di bawah pengawasan yang tepat.


Della Dartyan Jaga Kebugaran Fisik dengan Olahraga Ekstrem

7 Desember 2018

Della Dartyan di Festival Film Tempo 2018, di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 6 Desember 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)
Della Dartyan Jaga Kebugaran Fisik dengan Olahraga Ekstrem

Della Dartyan sejak kecil menyukai olahraga ekstrem


Atlet Putri Juga Bisa Bersinar di Olahraga Ekstrem, Ini Contohnya

17 September 2018

Ilustrasi terjun payung. ANTARA/Irsan Mulyadi
Atlet Putri Juga Bisa Bersinar di Olahraga Ekstrem, Ini Contohnya

Olahraga ekstrem kini bukan saja didominasi kaum pria. Para wanita pun semakin banyak yang menggeluti olahraga yang membutuhkan nyali ini.


4 Jenis Olahraga Ekstrem yang Kian Digemari Wanita, Berani Coba?

17 September 2018

Yulia Boyarintseva, master olahraga snowboarding dan snowkiting menggunakan bikini saat bermain snowkites dekat sungai Yenisei di kota Siberian, Rusia, 6 Apri 2018. REUTERS/Ilya Naymushin
4 Jenis Olahraga Ekstrem yang Kian Digemari Wanita, Berani Coba?

Ada banyak pilihan olahraga ekstrem yang bisa dilakukan, baik olahraga dalam air atau di darat.