TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia kian digandrungi pecinta olahraga ekstrem. Medan yang sulit, udara yang lembab khas tropis, dengan pemandangan indah mengundang para petualang dunia. Tak heran bila dari waktu ke waktu lomba triathlon Ironman terus meningkat pengunjungnya di Pulau Bintan. Atau lari marathon menuju puncak Gunung Rinjani, yang membuat kangen para pendaki. Berikut olahraga ekstrem di Indonesia yang mendunia, dan tentu saja bukan bagi yang lemah jantung.
Maraton di Semeru dan Bromo, Jawa Timur
Baca Juga:
Bagi Maggie Kim Hong Yeo, pelari Malaysia, 6 kilometer terakhir rute turunan Bromo Marathon, memberi sensasi yang tidak bisa dilupakan. "Teman-teman bilang saya lari seperti orang gila ketika melewati rute ini, pace 4 (4 menit per kilometer). Saya memang jagoan di turunan," ujar juara III pada perhelatan 2013, kategori wanita full marathon (42,195 kilometer) dengan waktu finis 5 jam 13 menit 41 detik ini.
Bromo Marathon menawarkan keindahan pemandangan Gunung Bromo, start dan finis di Desa Wonokitri, Tosari, Pasuruan, Jawa Timur. Pertama kali diadakan awal September lalu, kejuaraan sukses menarik 1.000 peserta, 300 di antaranya dari 20 negara. Medannya lebih moderat dibanding Rinjani Ultra, cocok bagi siapa pun. CNN Travel melaporkan acara ini sebagai salah satu dari lima destinasi wisata lari terbaik di Asia 2013.
Selain lewat Bromo Marathon, menikmati keindahan kawasan Bromo-Semeru bisa lewat lomba lari gunung ekstrem bertajuk Bromo Tengger Semeru 100 Ultra, yang akan diadakan pertama kali pada akhir November ini oleh komunitas pelari gunung Trail Runners Indonesia. Menawarkan jarak 50 km, 100 km, dan 160 km. Semua titik terindah di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akan dilalui peserta, seperti Bukit Teletubbies, Bukit Penanjakan, Ranu Pane, Danau Ranu Kumbolo, Kalimati, Puncak Bromo, dan Puncak Gunung Batok.
Dua pelari wanita dari mancanegara meregangkan kaki sambil menikmati keindahan Gunung Bromo saat mengikuti ajang Bromo Marathon di desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur, (1/9). TEMPO/Fully Syafi
Ultra Trail Rinjani, Nusa Tenggara Barat
Bagi Yannick Douet, warga Prancis, menjuarai lomba lari gunung Mount Rinjani Ultra Trail 2013, Agustus lalu, menjadi pengalaman yang sangat mengesankan. "Rutenya sungguh menantang. Puncak Rinjani, Savana Sembalun, dan Danau Segara Anak pemandangannya sangat indah. Tidak menyangka saya bisa jadi juara," ujarnya. Tentu saja menantang. Rute yang biasa didaki dengan berjalan itu kini dilalui dengan berlari.
Ia sukses menyelesaikan lomba lari sepanjang 52 kilometer antara Senaru-Puncak Rinjani-Sembalun-Senaru itu dalam waktu 14 jam 14 menit 25 detik. Batas maksimal waktu dalam kejuaraan ini adalah 20 jam. "Tanjakan Sembalun adalah rute yang paling berat. Udaranya sangat panas. Tahun depan saya akan ikut lagi," kata Douet, pelari, ironman (atlet triatlon), dan mantan atlet renang tim nasional Prancis.
Diikuti 92 peserta dari 16 negara, hanya 10 orang yang berhasil finis di bawah waktu yang disediakan. "Rute brutal. Tidak hanya perlu terlatih lari jauh dan mental baja, tapi juga harus punya keberanian mendaki tebing. Tahun depan waktu akan kami perpanjang jadi 22 jam untuk memberi kesempatan agar lebih banyak lagi peserta yang bisa finis," ujar Hendra Wijaya, pelari gunung senior, inisiator, dan direktur lomba.
Trail Merapi , Yogyakarta
Letusan Gunung Merapi pada Oktober 2010 tak hanya meninggalkan kisah sedih. Kini warga di sekitar lereng gunung yang terletak di utara Yogyakarta itu menjadikan daerahnya sebagai obyek wisata baru. Salah satunya berwisata di atas motor trail. Sambil menggeber motor gahar ini, Anda bisa menyusuri jalanan berpasir dan sungai-sungai penuh batuan vulkanik. "Wisata ini juga menceritakan sejarah di Merapi," kata Naryono, pengurus Gadung Melati Trail Club, salah satu penyedia jasa paket wisata motor trail di Merapi.
Untuk menyewa satu motor KLX 150 cc spek adventure dan seorang pemandu, Anda cukup merogoh kocek Rp 50 ribu untuk jalur pendek yang berakhir di rumah Mbah Maridjan, Rp 150 ribu untuk rute menengah menyusuri Sungai Gendol dan Sungai Opak, serta Rp 250 ribu untuk paket lengkap yang berakhir di Puncak Glagah Sari—sekitar 3,5 kilometer dari Puncak Merapi.
Bersepeda Di Gunung Papandayan, Jawa Barat
Menggenjot pedal di atas Gunung Papandayan sudah biasa. Lebih biasa lagi jika mengambil rute wisata menuju puncak dari Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. Tapi cobalah berangkat dari Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Memulai perjalanan dari perkebunan teh Sedep, pedal terus dikayuh melalui Kampung Cibaturua. Teruslah menanjak hingga menemukan camping ground Pondok Salada yang dipenuhi edelweis. Dari situ, sesaat lagi puncak Papandayan (2.664 meter) akan tergapai. Jangan berhenti! Di bawah sana, kawah Papandayan menunggu diseberangi. Inilah sesungguhnya yang membedakan Papandayan dengan trek sepeda gunung lain.
Di atas kawah, adrenalin membuncah. Benak yang berpikir ingin cepat melewati kawah karena uap belerang terus mendesis harus berhadapan dengan jalur penuh batuan vulkanik. Sesekali sepeda pun harus digotong. Setelah kurang-lebih enam jam bersepeda, tibalah di Kecamatan Cisurupan. Gunung Cikuray di horizon menjadi bonusnya.
Jika Anda ingin mencobanya, pilihlah musim kemarau karena kabut menebal pada musim hujan, yang terkadang juga bisa memaksa uap belerang turun. Siapkan perbekalan yang cukup karena tak ada warung di atas sana. Dan yang terpenting, pastikan Gunung Papandayan berstatus aman.
Tubing di Tangkahan, Sumatera Utara
Ada cara yang lebih menantang untuk menikmati vegetasi hijau di Taman Nasional Gunung Leuser: menaiki ban dalam truk yang sangat besar dan membiarkannya terbawa arus Sungai Batang, Tangkahan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Berayun-ayun di atas sungai yang tenang, dengan hutan di tepian yang sunyi, cocok bagi Anda untuk sedikit mengendurkan urat saraf. Apalagi jika beruntung bisa melihat kera bergelayutan di pepohonan. Adrenalin sedikit terpacu ketika melewati salah satu bagian sungai yang berubah deras.
Setelah empat setengah jam di atas ban, perjalanan berakhir di air terjun Gelugur yang lebar. "Di permukaan kolamnya, Anda bisa santai berenang," kata Rilly dari Community Tour Operator Lembaga Pariwisata Tangkahan. Wisata tubing di Tangkahan bisa dinikmati dengan membayar Rp 200 ribu per orang.