TEMPO.CO, Jakarta - Cara memasarkan produk kuliner semakin berkembang. Bukan lagi sekadar kue atau keripik yang dikemas untuk dijadikan oleh-oleh. Tetapi juga makanan untuk hidangan santapan utama. Gudeg kemasan kaleng bisa jadi permisalan.
Pencerita makanan Ade Putri Paramadita mencontohkan seperti gudeg makanan khas Yogyakarta, Yu Djum atau Bu Tjitro yang dikemas menggunakan kaleng. "Sudah pasti kemasan kaleng aman, tidak terpengaruh cuaca atau penyimpanan. Dan, pasti sampai di meja makan dengan selamat," katanya, Kamis, 8 Agustus 2019.
Selain itu, ujar Ade, keuntungan produk makanan tradisional dengan kemasan kaleng juga menjaga karakter autentik, tanpa harus repot mengolahnya. Misalnya, bila bepergian ke luar negeri.
"Yang paling susah itu membawa bumbu (ke luar negeri), biasanya enggak boleh. Kalau ke Amerika Serikat bawa gudeg, dimakan rasa gudeg," ujarnya. Ade menjelaskan yang dimaksudnya itu bila membawa makanan tradisional kemasan tetap menikmati rasa yang autentik.
"Tapi kalau datang ke restoran Indonesia di Belanda, misalnya makan rendang rasa kalio atau gulai, karena cuma mengobati kangen," tuturnya.
Maka menurut dia produk makanan tradisional dengan kemasan kaleng saat ini memiliki banyak keuntungan. Tak perlu lagi, kata dia, khawatir makanan yang dibawa tidak tahan lama.
"Bisa menjadi bekal yang autentik, karena tidak ada masalah rusak atau enggak, misalnya gudeg itu," katanya. "Gudeg itu makanan proses masaknya sangat lama, tidak perlu pakai pengawet."