TEMPO.CO, Yogyakarta - Tak banyak wisata gua yang dimiliki Yogyakarta. Namun Gua Song Gilap bakal menjadi destinasi wisata baru, ikon pariwisata Jogja. Pelaku wisata Dusun Klumpit, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, saat ini sedang mengembangkan Gua Song Gilap, sebagai destinasi wisata baru yang diharapkan mampu mengembangkan ekonomi masyarakat.
Pemandu wisata Gua Song Gilap, Joko Wastiyo mengatakan Gua Song Gilap memiliki keunikan tersediri, jika dibandingkan dengan wisata gua lainnya. Keunikan tersebut didapati karena di dalam gua terdapat lokasi yang dinamakan Istana Ornamen.
"Istana ornamen itu terletak di salah satu ujung gua. Di sana banyak batu berbentuk mirip jamur dan bunga teratai," kata Joko. Menuju ke Istana Ornamen butuh waktu sekitar 2 jam dari mulut gua. Ketika sampai di istana tersebut, wisatawan harus menaati aturan, yakni dilarang menyentuh bebatuan yang mirip jamur dan teratai, agar tak mengganggu pertumbuhannya.
Jalur untuk menuju Istana Ornamen itu melewati aliran sungai, yang kedalamannya beragam. Dari setinggi mata kaki hingga lutut orang dewasa, "Saat berangkat ke Istana Ornamen, pengunjung bakal melawan arus sungai, namun saat menuju pintu gua akan mengikuti arus sungai. Batu-batu ornamen itu tumbuh, bila disentuh akan mengganggu pertumbuhannya," ujar Joko.
Selain Istana Ornamen, di Gua Song Gilap juga terdapat stalagmit dan stalagnit. Bila Anda ingin bertandang untuk menikmati keindahan seluruh gua tersebut, pengelola menjualnya dalam bentuk paket Rp750.000 per lima otang.
Pengunjung memang belum ramai. Wisatawan yang datang per bulannya bisa dihitung jari. Kebanyakan adalah mahasiswa dan pelajar serta mereka yang ingin menikmati wisata minat khusus.
Gua Song Gilap ditemukan pada 1972 oleh warga Dusun Kumplit, Budiyanto. Lalu kemudian dieksplorasi warga sehingga menemukan sumber mata air baru untuk warga Dusun Kumplit. Lalu, belakangan dikembangkan menjadi destinasi wisata minat khusus.