TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan Candi berada di dataran tinggi Dieng. Salah satunya yang masih komplit arsitekturnya adalah Candi Arjuna. Lokasinya di perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, juga memudahkan wisatawan menjangkaunya.
Mengutip National Geographic, Candi Arjuna merupakan salah satu peninggalan agama Hindu yang beraliran Syiwa. Para arkeolog memperkirakan, Candi Arjuna merupakan candi Hindu pertama yang dibangun di Jawa pada abad ke-7.
Dalam cluster kompleks Candi Arjuna, candi itu berada paling ujung utara. Di depan Candi Arjuna terdapat Candi Semar yang diperkirakan sebagai pelengkap dari Candi Arjuna. Di Candi Arjuna inilah diadakan upacara pemotongan anak-anak berambut gimbal. Ada yang menyebut bocah gembel atau bocah bajang.
Catatan prasasti yang tersimpan di Museum Nasional Jakarta, menyebut Candi Arjuna dibangun pada 731 Caka atau tahun 808 Masehi. Prasasti tersebut merupakan prasasti tertua dengan tulisan Jawa Kuno.
Dari pasasti itulah para arkeolog menyimpulkan bahwa Candi Arjuna dibangun pada pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya. Di sekitar kawasan Candi Arjuna juga ditemukan arca Dewa Syiwa – yang kini disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Awal mula ditemukan pada 1814 oleh tentara Belanda Thedorf van Elf, Candi Arjuna terendam dalam rawa. Baru 40 tahun kemudian dilakukan pemugaran HC Cornelius. Ia mengeringkan rawa tersebut dan mulai melakukan restorasi. Selanjutnya, J Van Kirnsberg dibantu pemerintah Kolonial Belanda melanjutkan pekerjaan Cornelius.
Berlokasi di atas ketinggian 2.093 meter diatas permukaan laut (mdpl), Candi Arjuna berada di lingkungan yang sejuk. Meski berada di persimpangan Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, secara administratif, ia berada di Kabupaten Banjarnegara.
Dengan keelokannya dan berada di wilayah kampung budaya, Candi Arjuna menjadi tempat yang sempurna menghelat Dieng Culture Festival 2019.
Agenda acara Dieng Culture Festival. Foto: @budparbanjarnegara