Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asal-Usul Bocah Gimbal dari Dieng

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Sejumlah tujuh anak berambut gimbal menjalani ruwatan dengan dipotong rambutnya di pelataran Komplek Candi Arjuna Dieng, Jawa Tengah, 31 Agustus 2014. Tempo/Aris Andrianto
Sejumlah tujuh anak berambut gimbal menjalani ruwatan dengan dipotong rambutnya di pelataran Komplek Candi Arjuna Dieng, Jawa Tengah, 31 Agustus 2014. Tempo/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah menyimpan peradaban kuno. Daerah pegunungan ini memiliki puluhan situs-situs candi kecil, peninggalan Mataram Kuno, bahkan mungkin era yang lebih tua. 

Kehidupan masyarakatnya yang agraris, masih berselimut mitos dan legenda mengenai para penguasa di dimensi lain. Makhluk-makhluk astral masih dipercayai mempengaruhi kehidupan masyarakat Dieng.

Termasuk fenomena bocah-bocah berambut gimbal yang kerap disebut bocah gembel. Mereka umumnya berada di Dieng, namun warga Dieng yang berdiaspora pun, tiba-tiba memiliki anak yang berambut gimbal sebagai “anak-anak yang dipilih” dan istimewa. Bila rambut mereka menggimbal nun jauh dari Dieng, bisa dipastikan dalam darahnya mengalir keturunan Dieng.

Lalu dari mana asal-usul kegimbalan mereka? Kepercayaan dari genersi ke generasi menyebut dua nama yang melegenda: Kyai Kolo Dete dan istrinya Nini Roro Rence.

Mereka berdua membawa pesan diplomatik untuk memperluas wilayah kerajaan Mataram. Sebagai diplomat Kyai Kolo Dete bisa memaksakan kesaktiannya agar suatu wilayah takluk, ataupun dengan diplomasi. Namun satu hal yang membuat sosoknya melegenda, ia sakti dan pembela rakyat kecil. 

Dalam misinya, mereka mendapat bisikan dari Ratu Pantai Selatan, untuk menjaga kesejahteraan masyarakat Dieng. Wangsit dari Nyi Roro Kidul tersebut akan ditandai dengan kemunculan anak gimbal di Dieng.

Ritual pemotongan rambut anak gimbal dalam Dieng Culture Festival 2018 di Kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara, Minggu, 5 Agustus. Tempo/Francisca Christy Rosana

Sejak itulah muncul anak-anak berambut gimbal di bagian barat Dieng. Kegimbalan mereka terjadi begitu saja dengan pertanda yang sama: demam tinggi berhari-hari lalu disusul rambutnya menggimbal atawa dreadlock.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak itu, bocah bersangkutan menjadi bocah gembel yang diistimewakan. Segala permintaan mereka biasanya dipenuhi dan diistimewakan warga. Mereka dianggap sebagai titisan Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Rence dari sang penguasa laut selatan,

Mereka menjadi semacam parameter tingkat kesejahteraan warga Dieng. Makin banyak bocah gembel, makin sejahtera warga. Jumlahnya memang pasang surut. 

Rambut-rambut mereka turut istimewa, lantaran tak bisa dipotong sembarangan dan perlu upacara adat. Kabarnya ada warga yang memotong rambut gimbal anaknya. Tak lama anak itu sakit dan reda setelah rambutnya kembali menggimbal.

Pemotongan rambut mereka dikenal sebagai ruwat gimbal. Sebelum prosesi, mereka diberikan kesempatan meminta barang atau sesuatu yang menjadi kesukaan mereka. Permintaan itu bisa mudah dikabulkan, kadang unik, terkadang sangat mahal untuk ukuran bocah.

Mudah bila hanya minta ikan goreng misalnya, unik bila mereka meminta binatang peliharaan. Ada satu kasus salah satu dari mereka meminta iPhon.

Usai dipotong, rambut mereka dilarung dilarung ke Telaga Warna yang mengalir hingga ke Pantai Selatan. Pelarungan rambut gimbal dianggap sebagai cara mengembalikan rambut titipan Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Rence kepada pemiliknya Ratu Kidul.

Kegimbalan mereka cukup sampai di situ. Usai menjalani upacara tradisional, mereka kembali sebagai bocah normal. Ruwat gimbal saban tahun menjadi salah satu atraksi budaya dalam Dieng Culture Festival 2019 pada 2-4 Agustus 2019.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


12 Oleh-Oleh Khas Dieng Wonosobo yang Banyak Diburu Wisatawan

9 November 2023

Peserta membentangkan Bendera Merah Putih saat peringatan Hari Kesaktian Pancasila di kompleks Candi Arjuna dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng, Jumat 1 Oktober 2021. Ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat diantaranya Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan Kebudaayan Riset dan Teknologi, Asosiasi Kerajaan dan Kesultanan Indonesia, serta pelestari adat dan budaya membentangkan bendera merah putih sepanjang 1.000 meter sebagai simbol persatuan dan kesatuan bangsa. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
12 Oleh-Oleh Khas Dieng Wonosobo yang Banyak Diburu Wisatawan

Dari makanan hingga kerajinan tangan, nilah 12 oleh oleh khas Dieng Wonosobo yang banyak diburu oleh wisatawan.


15 Wisata Paling Hits di Dieng Beserta Harga Tiket Masuk

9 November 2023

Sejumlah pengunjung menikmati keindahan peninggalan sejarah candi Arjuna bercorak Hindu aliran Syiwa, bangunan keagamaan tertua di Jawa berdasarkan prasasti bertuliskan Jawa Kuno menunjukkan tahun 808 M, di Kompleks Candi pegunungan Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis, 22 Desember 2022. Para ahli Arkeologi memperkirakan bahwa Candi Dieng dibangun melalui tahap pertama meliputi Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, dan Candi Gatotkaca, diperkirakan dilakukan akhir abad 7 hingga abad 8 dan tahap kedua sampai sekitar tahun 780 M terdiri dari 8 bangunan candi, atas perintah Raja-raja Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Kalingga (594-782 Masehi). Kompleks Candi Dieng pertama kali ditemukan oleh tentara Inggris yang sedang berwisata di kawasan pegunungan Dieng pada tahun 1814. TEMPO/Imam Sukamto
15 Wisata Paling Hits di Dieng Beserta Harga Tiket Masuk

Dari Telaga Menjer hingga Wisata Alam Patean Tambi, inilah 15 tempat wisata hits di Dieng yang bisa dikunjungi beserta harga tiket masuknya.


Merawat Situs Cagar Budaya Lewat Sadar Vegetasi Diserukan di Candi Prambanan

26 Oktober 2023

Forum dialog gerakan Siap Sadar Lingkungan di Komplek Candi Prambanan, Rabu petang (25/10/2023). Dok.istimewa
Merawat Situs Cagar Budaya Lewat Sadar Vegetasi Diserukan di Candi Prambanan

Kondisi lingkungan dan alam, seperti di wilayah gunung berapi, bisa mengancam keberadaan situs cagar budaya.


Penyebab Embun Es di Bromo dan Dieng, Apakah Beracun?

9 September 2023

Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)
Penyebab Embun Es di Bromo dan Dieng, Apakah Beracun?

Fenomena embun es terdapat di Gunung Bromo dan Dieng. Bagaimana terbentuknya? Apakah berbahaya, mengapa warga Dieng sebut embun racun?


Kenali 10 Gunung di Jawa Tengah, Tak Hanya Gunung Merbabu dan Merapi Saja

29 Agustus 2023

Pengunjung mengambil gambar pemandangan Gunung Sindoro-Sumbing saat matahari terbit atau sunrise yang terlihat dari Gunung Prau di Wonosobo, Jawa Tengah, 13 Oktober 2019. Jarak tempuh ke Gunung Prau yang tidak terlalu jauh menjadi daya tarik para wisatawan.TEMPO/Fajar Januarta
Kenali 10 Gunung di Jawa Tengah, Tak Hanya Gunung Merbabu dan Merapi Saja

Jawa Tengah dihiasi gunung-gunung yang berjejer. Berikut 10 gunung tersebut yang wajib masuk daftar para pendaki.


Puan Dukung Peningkatan Infrastruktur Kawasan Dieng

28 Agustus 2023

Ketua DPR RI Puan Maharani saat menyaksikan fenomena embun upas di kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Foto: Ist/nr
Puan Dukung Peningkatan Infrastruktur Kawasan Dieng

Kawasan wisata Dieng sedang diusulkan menjadi Geopark Nasional.


Fenomena Ajaib Setiap Agustus Turun Embun Salju di Dieng, Kok Bisa?

2 Agustus 2023

Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)
Fenomena Ajaib Setiap Agustus Turun Embun Salju di Dieng, Kok Bisa?

Meskipun Indonesia iklim tropis, fenomena ajaib terjadi di dataran tinggi Dieng setiap Agustus turun embun salju. Apa sebabnya?


Dieng Kembali Membeku di Bawah 0 Derajat Celcius, Ini Analisis Peneliti BRIN

28 Juli 2023

Kawasan Dieng, Jawa Tengah, kembali membeku dengan suhu -3,5C, pada Kamis, 27 Juli 2023. (Twitter/FestivalDiengID).
Dieng Kembali Membeku di Bawah 0 Derajat Celcius, Ini Analisis Peneliti BRIN

Potongan video yang memperlihatkan lapangan dengan rumput yang membeku di Dieng, Jawa Tengah, Kamis.


5 Tips Melihat Fenomena Embun Upas di Dieng dan Bromo

18 Juli 2023

Embun beku yang muncul akibat penurunan suhu hingga minus tujuh derajat celcius menyelimuti kompleks Candi Arjuna, di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (25/6/2019). Embun beku yang muncul akibat penurunan suhu ekstrem hingga di bawah nol derajat Celsius telah terjadi sepuluh kali sejak pertengahan Mei, dan menjadi daya tarik bagi wisatawan. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
5 Tips Melihat Fenomena Embun Upas di Dieng dan Bromo

Fenomena embun upas atau embun es biasanya terjadi pada musim kemarau di dataran tinggi Dieng atau Gunung Bromo.


Wisata Telaga Menjer: Tiket dan Jam Buka

2 Mei 2023

Telaga Menjer. Foto: visitjawatengah.jatengprov.go.id.
Wisata Telaga Menjer: Tiket dan Jam Buka

Telaga Menjer merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Wonosobo dengan pemandangan alam indah yang menyejukkan mata.