TEMPO.CO, Jakarta - Wisata insentif merupakan bentuk penghargaan bagi karyawan. Bagi perusahaan memberikan wisata insentif adalah investasi agar para karyawan lebih giat bekerja. Dan bagi karyawan, ini adalah liburan sekaligus menambah ilmu mengenai bidang pekerjaannya. Lalu bagaimana memilih kota yang pas untuk wisata insentif dalam grup besar? TEMPO merangkumnya dari berbagai sumber.
- Pastikan mudah dijangkau
Destinasi yang dipilih harus mudah dijangkau dengan pesawat, kereta, atau bus. Sebagus apapun dan se-trending apapun destinasi, bila sulit dijangkau jangan dimasukkan dalam pilihan. Pasalnya, Anda membawa minimal 50-100 orang. Makin remote area wisata makin besar biaya yang dibutuhkan. Hal itu menjadi catatan ketika memilih destinasi.
- Lama perjalanan tak lebih dari 2 jam
Agar seluruh peserta nyaman, lama perjalanan dari titik pendaratan pertama, tak lebih dari dua jam. Tujuannya, agar peserta tetap bugar dalam perjalanan. Sebagai contoh, titik pendaratan adalah Yogyakarta. Maka destinasi yang dipilih sebaiknya di sekitar Yogyakarta. Untuk mengejar kebutuhan waktu tempuh, pemerintah telah membangun bandara seperti di Banyuwangi dan Silangit di dekat Danau Toba.
- Terdapat hotel-hotel untuk peserta grup besar
Pertimbangan lainnya adalah di suatu kota memiliki hotel dengan jumlah kamar yang besar. Di Banyuwangi, terdapat hotel yang memiliki 100 kamar lebih. Dengan peserta mencapai 50-100, Banyuwangi pas untuk wisata insentif. Sebisa mungkin peserta diinapkan satu hotel, untuk memudahkan koordinasi dan pengumpulan peserta.
- Hotel atau tempat wisata memiliki area meeting dan outbond
Wisata insentif selain bersenang-senang juga bersifat edukasi. Maka pilihlah hotel atau destinasi yang memiliki ballroom atau fasilitas meeting untuk ratusan orang. Selain itu hotel atau destinasi memiliki area outdoor untuk kegiatan outbond.
Melibatkan wisatawan dalam melukis keramik mendatangkan pengalaman yang berkesan. TEMPO/Prima Mulia
- Ciptakan acara yang berkesan
Acara yang berkesan bisa dibangun dengan mendatangi destinasi wisata yang instagramable, dengan pilihan kuliner yang enak, dan acara yang sifatnya partisipan. Anda bisa membawa peserta ke desa wisata menikmati gaya hidup ndeso, atau berpartisipasi dalam pembuatan batik atau gerabah.
Malam harinya, mengundang kesenian tradisional lokal, yang melibatkan para peserta menari dan bernyanyi. Kesan dari liburan itulah yang diburu, agar terbangun rasa memiliki antara perusahaan dan karyawan.