TEMPO.CO, Jakarta - Generasi Z atau generasi yang lahir antara kurun tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 dianggap gandrung dengan media sosial. Dalam menentukan minatnya untuk urusan traveling, generasi Z kerap menggunakan foto dalam media sosial sebagai sumber menentukan rencana perjalanan.
Perusahaan e-commerce traveling Booking.com memamparkan hasil riset terhadap 21.807 sampel responden berusia 16 tahun. Dalam survei tersebut, para generasi Z, 43 persen tertarik bepergian ke tempat yang tampak bagus dalam foto. Hal itu juga termasuk umpan dari influencer. Adapun empat dari sepuluh orang (42 persen), generasi Z mengatakan ketika bepergian mereka selalu mengunggah foto perjalanan di media sosial.
Hal ini dianggap lebih banyak dari susunan (demografi) usia lainnya. Adapun perbandingannya 42 persen untuk generasi Z, sedangkan 35 persen dari semua pelancong.
Selama liburan, 29 persen generasi Z mengambil 10-30 foto setiap hari. Perbandingannya, satu dari empat orang (25 persen) mengambil lebih dari 50 foto setiap hari.
Objek foto di Bukit Indah Simarjarunjung terus diperbarui dua bulan sekali, bergantung antusias pengunjung. Foto: @bukitindahsimarjarunjung
Generasi Z boleh dibilang tumbuh sebagai digital natives, sehingga mereka enggan lama-lama offline. Hasil riset pun menunjukkan bahwa generasi Z, 55 persen menganggap bahwa Wi-Fi adalah fitur penting saat menginap.
Sumber motivasi generasi Z cenderung mengacu terhadap Instagram, namun berdasarkan riset tidak sepenuhnya demikian. Generasi Z juga menyadari betapa penting pengalaman liburan, hampir enam dari 10 orang (57 persen), mengatakan lebih memilih fokus dengan hal yang ada di depan mereka dan menikmatinya, dibandingan menghabiskan waktu mengambil foto untuk media sosial.
Generasi Z menganggap foto dalam umpan (feed) media sosial mereka adalah bonus perjalanan. Generasi Z yang fokusnya adalah pengalaman lebih memilih offline. Sementara 50 persen lainnya percaya bahwa terlalu banyak waktu yang dihabiskan dalam media sosial saat bepergian.
Tak disangkal generasi Z gandrung media sosial. Tapi kehidupan nyata dan pengalaman perjalanan juga diutamakan dibandingkan sekadar bermain media sosial saja.