Seniman membawakan tarian kuda lumping dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Ahad, 28 Oktober 2018. Acara yang digagas Aliansi Bela Garuda itu menjadi rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-90 serta guna menggelorakan semangat pemuda dengan pendekatan seni dan budaya. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Puncak Jogja Cross Culture menyajikan pertunjukkan Historical Orchestra dan Cross Culture Performance yang mengharmonisasikan seni karawitan, musik orkestra, kor, dan seniman-seniman Jogja yang berkolaborasi dengan seniman internasional dalam satu panggung.
Adapun representasi akar budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dihadirkan lewat Tepas Keprajuritan, akan berpartisipasi juga di Cross Culture Performance.
Elemen komunitas juga berbicara banyak pada program ini, selain komunitas seni musik, tari, visual, juga bergabung pada program ini komunitas permainan traditional, multimedia, dan forum-forum masyarakat online.
Program Jogja Budaya yang diwujudkan dalam perhelatan Jogja Cross Culture ini dikonsep menjadi gerakan seluruh elemen masyarakat. Tujuannya untuk membentuk kesadaran: jika budaya bukanlah sebuah komoditas melainkan cara hidup yang tumbuh dan berkembang pada sebuah kelompok, dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sehingga titik tekan program ini agar budaya itu hidup dan menghidupi. Gerakan pembinaan dan penguatan budaya di kelompok-kelompok inilah yang sebenarnya menjadi focal point.
Program Director Jogja Cross Culture RM Altiyanto Henryawan
mengatakan harapannya lewat kegiatan ini terjadi saling silang budaya yang kemudian menciptakan sebuah melting pot budaya dalam satu kota, "Jadi tepat kiranya Yogya menjadi bagian dari Kota Budaya Dunia,” ujarnya.