TEMPO.CO, Jakarta - Semakin padat penerbangan berarti semakin banyak sampah yang dibuang oleh penumpang maupun maskapai itu sendiri. Berdasarkan data Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) pada 2016, penerbangan komersial menghasilan 5,2 juta ton sampah. Pada 2030, sampah akibat penerbangan komersial mencapai 10 juta ton.
Masalah ini menjadi fokus perhatian maskapai dunia. Dinukil dari DestinAsian, lima maskapai ini mulai membenahi manajemen sampah mereka mengurangi penggunaan plastik, hingga memilah sampah organic dan non-organik.
Orang-orang berdiri di area tiket maskapai Alaska Airlines di Sea-Tac International Airport Jumat, 10 Agustus 2018, di SeaTac, Washington, AS.[AP Photo / Elaine Thompson]
Alaska Airlines
Lebih dari setahun, Alaska Airlines resmi menjadi maskapai pertama di Amerika Serikat yang melarang penggunaan sedotan plastik pada penerbangan mereka. Gerakan tersebut dimulai pada Mei 2018. Maskapai yang berkantor pusat di Seattle itu, mengganti sedotan, pengaduk gelas, dan tusuk gigi berbahan plastik dengan bahan ramah lingkungan. Selain itu, mereka juga mengganti minuman berkemasan plastic dengan alumunium.
American Airlines
Maskapai Amerika lainnya, America Airlines, mengganti materi plastik di lounge bandara sejak Juli 2018 dan mulai November pada tahun yang sama, plastik untuk makanan penumpang dikurangi. Sedotan plastic diganti dengan sedotan berbahan bambu. Peralatan makan penumpang diganti dengan yang lebih ramah lingkungan.
Iberia Airlines.
Selain memangkas penggunaan plastik, maskapai asal Spanyol, Iberia Airlines, juga memilah sampah yang dihasilkan di kabin pesawat. Untuk urusan pemisahan sampah ini, Iberia Airlines bekerja sama dengan Ferrovial Servicios. Mereka memisahkan sampah berdasarkan jenisnya, yang diletakkan dalam kompartemen-kompartemen khusus.
Hi Fly
Langkah terukur mengurangi sampah dilakukan pula oleh Hi Fly. Pada 27 Desember 2018 lalu, maskapai ini terhitung sebagai maskapai yang bebas plastik pertama di dunia. Maskapai asal Portugal ini tberhasil mengurangi 350 kg sampah plastic dalam empat kali penerbangan. Penerbangan pertama tanpa plastic dimulai pada rute Lisabon-Natal di Brasil.
Penerbangan dengan armada Airbus A340 itu, berhasil mengganti seluruh peralatan makan dengan kertas, bambu, dan bahan-bahan lain yang dapat didaur ulang. Komitmen tersebut diaplikasikan pada gelas, sendok, piring, wadah mentega, tempat garam dan lada, botol minum, bungkus makanan, hingga sikat gigi.
Qantas. AP/Rick Rycroft
Qantas
Maskapai asal Australia ini memiliki ambisi besar untuk mengurangi sampah. Qantas melakukan perubahan besar dalam sistem operasional dengan menggunakan gelas kertas BioCups, tempat makan BioCane, tisu BioNapkins, dan alat makan BioPlastic.
Maskapai ini tak lagi menggunakan 100 juta plastik sekali pakai pada akhir 2020. Dan memangkas 75 persen sampah yang dihasilkan pada akhir 2021. Program zero-waste Qantas yang dikenal dengan nama Proyek Bowerbird tersebut juga diterapkan di lounge Qantas di terminal domestik Bandara Sydney.