TEMPO.CO, Jakarta - Ada tiga pemain besar wisata Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE) di Asia Tenggara: Bangkok, Singapura, dan Indonesia. Namun, Vietnam bisa jadi kuda hitam melampaui Indonesia.
Pasar terbesar bisnis pariwisata dan MICE Thailand adalah pebisnis Vietnam, Kamboja, dan Myanmar. Sebaliknya, pebisnis dan wisatawan dari Thailand kerap berbisnis di Vietnam. Pada 2014, pebisnis Vietnam yang mengunjungi acara MICE di Thailand mencapai 2.460 orang.
Di sisi lain, peserta pameran dan konferensi kerap pelesiran sebelum dan sesudah acara. Pasar mereka sangat bagus, karena daya beli dan lebih lama menginap di suatu daerah. Belanja turis MICE dari Eropa rerata antara US$700-1.000 per hari. Sementara wisatawan MICE dari Asia berbelanja rata-rata US$400 per hari.
Diperkirakan bahwa rata-rata, wisatawan MICE dari Eropa membelanjakan US$700-1.000 per hari, sementara wisatawan MICE asal Asia, belanja hariannya rerata US$400 per hari.
Wartawati melintas di International Media Center (IMC) KTT APEC 2017 di Kota Danang, Vietnam, 5 November 2017. Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) akan berlangsung 6-11 November 2017 di Kota Danang, Vietnam. Ratusan bahkan ribuan delegasi selalu mengikuti konferensi internasional butuh destinasi wisata. ANTARA FOTO/Yusran Uccang
Lalu apa modal Vietnam menggarap pasar MICE? Mengutip Vietnam Net, negeri itu memiliki ratusan tempat wisata dan peninggalan sejarah serta budaya yang terkenal. Lalu akomodasi berupa resor dan hotel modern sangat memadai, dengan biaya yang lebih rendah dibanding Thailand dan Indonesia sekalipun.
Kedua, Vietnam memiliki sistem politik yang stabil, yang merupakan kondisi yang menguntungkan untuk mengadakan acara dan konferensi penting. Vietnam memiliki pengalaman menyelenggarakan acara besar seperti APEC 2017, KTT ASEAN 2010, Forum Pariwisata ASEAN-ATF 2009 dan KTT Wanita Global ke-18.