TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Mei hingga Agustus atau selama liburan musim panas, para wisatawan mancanegara (wisman) memiliki alasan khusus ke Vietnam. Pantai-pantai negeri Paman Ho Chi Minh itu, terkenal elok – meski belum sepenuhnya dikelola dengan baik.
Untuk mengundang wisman, seperti dinukil dari Nham Dan, kota pesisir Nha Trang, provinsi Khanh Hoa, berlangsung festival laut selama 20 hari. Antusias wisatawan tak kendur meskipun berhari-hari di pantai.
Sepanjang rute dari Bandara Internasional Cam Ranh ke pusat kota, antrean panjang kendaraan membawa wisatawan asing ke tujuan menarik Nha Trang dan Khanh Hoa. Menurut Departemen Pariwisata Provinsi Khanh Hoa, Festival Laut Nha Trang 2019 menarik hampir 150.000 pengunjung, yang pengunjung internasionalnya berjumlah lebih dari 38.000.
Teluk Nha Trang masih menjadi ikon wisata pantai Vietnam, yang diklaim sebagai salah satu teluk paling indah di dunia. Nha Trang dengan berbagai event di bulan Mei hingga Agustus, menjadikannya masuk agenda rutin perjalanan wisatawan ke Asia Tenggara.Pada bulan itu, pasir pantai Teluk Nha Trang dibanjiri kegiatan seni, budaya, dan olahraga.
Wisatawan melihat deretan patung peraga para tahanan di Museum Penjara Hoa Lo, Hanoi, Vietnam, Ahad, 24 Maret 2019. Penjara ini digunakan kolonial Prancis untuk menahan para tawanan politik kala itu. ANTARA/R. Rekotomo.
Lokasinya hanya 120 km dari Kota Ho Chi Minh melalui jalan darat atau dua jam perjalanan dengan speed boat menyusuri Sungai Saigon dan Sungai Can Gio. Keelokan Nha Trang itulah yang membuat kota Vung Tau terhubung dengan baik dengan ibu kota Vietnam, Ho Chi Minh.
“Wisatawan domestik jauh lebih banyak dari wisatawan asing. Mereka hanya datang ke Vung Tau bila musim panas saja,” ujar Mr Linh, seorang pengusaha layanan wisata lokal. Linh juga menyebut kotanya hanya ramai di akhir pekan, sementara pada hari biasa tak banyak wisatawan yang datang.
Persoalannya, begitu musim panas tiba, hotel-hotel kewalahan menampung wisman yang tiba-tiba meningkat. Vung Tau sejatinya memiliki beragam akomodasi seperti resor, hotel melati, motel berbintang, dan kondotel. Namun, karena jumlah wisatawan yang tidak merata pada waktu yang berbeda, persediaan akomodasi belum mampu memenuhi permintaan saat peak season.
Di utara, distrik Co To Island di provinsi Quang Ninh juga memasuki musim puncak musim panasnya. Ini adalah tujuan yang akrab bagi wisatawan domestik dan asing karena keindahannya yang alamai dan pantai privat di sepanjang pantai pasir putihnya.
Co To telah dipersiapkan dengan baik untuk musim panas, dengan jumlah tamu yang mampu mencapai ribuan per hari, “Musim panas adalah periode puncak dengan sejumlah besar wisatawan. Kami memiliki beberapa pilihan persiapan untuk melayani kebutuhan pelanggan dengan baik, termasuk tur baru dan berbagai layanan perjalanan,” kata Trang Dao, seorang pemilik hotel lokal.
Vietnam memiliki peluang menggarap potensi wisata baharinya. Negara ini memiliki garis pantai lebih dari 3.200 km dengan hampir 50 teluk, beberapa di antaranya jadi ikon wisata, seperti Ha Long Bay yang diakui UNESCO, Lang Co Bay (Thua Thien - Hue) dan Xuan Dai Bay (Phu Yen).
Laut dan kepulauan Vietnam juga memiliki sumber daya hayati dan hayati yang beragam dan kaya, terutama di taman nasional, seperti Bai Tu Long, Cat Ba, Con Dao dan Phu Quoc, bersama dengan enam cagar biosfer yang terletak di kawasan hutan bakau pantai di hutan bakau Can Gio, Kepulauan Cat Ba, wilayah pesisir Delta Sungai Merah, pulau Kien Giang, Pulau Cham, dan Taman Nasional Ca Mau.
Selain pantainya yang oke, Pantai Vietnam juga memiliki lebih dari 1.000 peninggalan sejarah dan budaya, 195 festival rakyat tradisional dan lebih dari 150 desa penghasil kerajinan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan dari industri pariwisata di provinsi-provinsi dan kota-kota pesisir menyumbang lebih dari 60 persen dari total pendapatan dari seluruh sektor pariwisata. Dengan pantai-pantainya yang indah, Vietnam tak lagi terus menerus menjual wisata Perang Vietnam yang suram.