Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wayang Sasak Juru Damai Perselisihan Warga

image-gnews
2. Latihan bersama. Sejumalh dalang anak berlatih bersama memainkan wayang sasak untuk sebuah pertunjukan di Desa Senteluk, Lombok Barat, beberapa waktu lalu. TEMPO/Abdul Latief Apriaman
2. Latihan bersama. Sejumalh dalang anak berlatih bersama memainkan wayang sasak untuk sebuah pertunjukan di Desa Senteluk, Lombok Barat, beberapa waktu lalu. TEMPO/Abdul Latief Apriaman
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Situasi di Lingkungan Petemon, Kelurahan Pagutan, Kota Mataram, malam itu belum pulih benar. Suasana hangat akibat pertikaian warga Petemon dengan warga kampung tetangganya, Lingkungan Karang Genteng masih terasa.

Tapi Darundya tetap memenuhi undangan Arpah (50) warga Petemon untuk mendalang. Di bawah kawalan aparat keamanan, pertunjukan wayang dengan lakon Perang Purwe Konde berlangsung lancar dan aman malam itu.

Menurut Arpah, tuan rumah pertunjukan, orang-orang di kampungnya kangen ingin menonton wayang seperti yang pernah dimainkan Nengah Gowang dan Nengah Giyur. Darundya datang atas rekomendasi Sukirno, seorang pegiat pedalangan wayang sasak, di Desa batu Kumbung, Lingsar, Lombok Barat, dia mengetahui bahwa ada dalang bernama Made Darundiya, cucu Nengah Gowang yang merupakan guru Nengah Giyur. “Kebetulan ada rezeki, waktu anak saya sunatan saya undang Darundya,” kata Arpah.

Tak sekedar membayar rindu dan menggelar hiburan sebagai rasa syukur atas sunatan anaknya, pertunjukan yang digelar malam itu ternyata punya muatan lain. Lakon yang dipilih adalah Purwe Konde. “Itu cerita tentang perang saudara di keluarga Amir Hamzah,” kata Arpah. Menurut Arpah, yang memilihkan lakon Purwe Konde adalah almarhum, Haji Saman ayahanda Arpah.

“Sepertinnya beliau ingin mengingatkan kami lewat pertunjukan wayang bahwa perang sesama saudara itu tidak ada manfaatnya, yang memang tidak akan dapat apa-apa, apalagi yang kalah,” kata Arpah. Benturan antarwarga memang kesia-siaan. Menang jadi arang, kalah jadi abu.

Ilustrasi tawuran pelajar. Dok. TEMPO/Dasril Roszandi.

Penggunaan wayang sebagai media pendamai pertikaian antar warga, konon sudah dilakukan oleh dalang Nengah Gowang pada masanya. Dan malam itu Darundiya seperti mengulang apa yang dulu dilakoni kakeknya. “Cerita bapak saya, kakek juga sering diminta mendalang di wilayah-wilayah yang sedang berkonflik, main wayang seperti syarat untuk meredam konflik,” tutur Darundiya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kehadiran dalang-dalang beragama Hindu yang memainkan Wayang Sasak bertemakan cerita Islam adalah sebuah kekayaan masyarakat Pulau Lombok yang plural. Pedande Gede Made Jelantik Dwija Gautama, seorang pemuka umat Hindu di Mataram sangat mengapresiasi upaya menjaga warisan budaya toleransi yang dilakukan oleh para dalang wayang sasak. Dia sama sekali tidak mempersoalkan dalang-dalang Hindu yang memainkan wayang bertemakan ajaran Islam. 

Sedari muda, Jelantik bahkan sangat menggandrungi wayang sasak. “Itu dia istimewanya di Lombok, wayang sasak itu muatannya penuh dengan cerita bernuansa agama Islam, tapi kami juga senang dan ikut melakoni, seperti dalang Pak Kantun, yang beragama Hindu dan diterima oleh semua kalangan. Itu tidak ada di daerah lain, itu istimewanya di Lombok,” kata Jelantik.

Apa yang dicontohkan para dalang itu, menurut Jelantik semestinya bisa jadi teladan bagi generasi muda Lombok, menjadi jawaban atas kondisi masyarakat hari ini yang cenderung terpolarisasi. 

Dalam sejarahnya, masyarakat Lombok memang pernah mengalami penjajahan oleh Kerajaan Karang Asem Bali, sekitar abad XVIII. Meski sejarah pendudukan Bali atas Lombok itu sudah berlangsung berabad lamanya, akan tetapi warisan polarisasi masih tersisa.

“Sejarah kami mewariskan polarisasi, suka tidak suka dan membangun di atas polarisasi itu tidak mudah, karena sewaktu-waktu bisa meletup, kecuali ada gerakan untuk berdamai dengan sejarah,” kata Tuan Guru Hasanain Juaini, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Haramain, Narmada.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Heru Budi Bakal Cabut KJP Pelajar yang Konvoi Bawa Sajam di Jakpus

13 hari lalu

PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi saat meninjau pasar sembako murah di kantor Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu, 6 Februari 2024. Sembako yang ditebus dengan harga Rp 100 ribu berisi beras, minyak 2 liter, gula,tepung terigu, mie instan atau di total dengan harga pasaran sebesar Rp 135 ribu. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Heru Budi Bakal Cabut KJP Pelajar yang Konvoi Bawa Sajam di Jakpus

PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono akan mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP) pelajar yang kedapatan membawa senjata tajam saat konvoi di Senen


38 Remaja Diamankan Lantaran Diduga Hendak Tawuran Berkedok SOTR di Depok, 5 Orang Positif Narkoba

13 hari lalu

Ilustrasi tawuran. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
38 Remaja Diamankan Lantaran Diduga Hendak Tawuran Berkedok SOTR di Depok, 5 Orang Positif Narkoba

Polres Metro Depok AKBP Markuat pengamanan 38 remaja itu berawal dari tim patroli melihat mereka sedang berkumpul.


170 Remaja Terjaring Penindakan Konvoi dan Hendak Tawuran, 2 di antaranya Positif Narkoba

14 hari lalu

Ilustrasi tawuran/perkelahian penganiayaan. Shutterstock
170 Remaja Terjaring Penindakan Konvoi dan Hendak Tawuran, 2 di antaranya Positif Narkoba

Polda Metro Jaya dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumpulkan puluhan remaja di halaman Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu.


Bandara Lombok Buka Posko Terpadu Angkutan Udara untuk Arus Mudik dan Balik

14 hari lalu

Bandara Lombok buka Posko Terpadu Angkutan Udara Lebaran Tahun 1445 H/2024 mulai 3 April 2024. (Dokumentasi PT API 1 Bandara Lombok)
Bandara Lombok Buka Posko Terpadu Angkutan Udara untuk Arus Mudik dan Balik

Posko terpadu Bandara Lombok yang beroperasi selama 16 hari ini akan melakukan pemantauan dan pengendalian selama musim libur Lebaran.


Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

20 hari lalu

Bebek Songkem. (dok. Indonesia Kaya)
Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah


Gelar Sahur on the Road dengan Konvoi Motor, 31 Remaja di Pancoran Diciduk Polisi

23 hari lalu

Ratusan remaja di Pasar Minggu ditangkap polisi karena menggelar sahur di jalan atau Sahur On The  Road (SOTR). Foto: Dokumentasi Polsek Pasar Minggu
Gelar Sahur on the Road dengan Konvoi Motor, 31 Remaja di Pancoran Diciduk Polisi

Dari para peserta sahur on the road itu, polisi menyita 16 unit sepeda motor, satu buat petasan yang sudah kosong, hingga bambu.


Polisi Tangkap 6 Remaja Diduga Bakal Tawuran di Jatinegara Bawa Celurit dan Botol Air Keras

23 hari lalu

Tim Patroli Presisi Perintis Polres Metro Jakarta Timur menggagalkan sekelompok remaja yang diduga akan tawuran di Jatinegara, Jakarta Timur, Ahad dini hari, 24 Maret 2024.  Dok. Polres Metro Jakarta Timur.
Polisi Tangkap 6 Remaja Diduga Bakal Tawuran di Jatinegara Bawa Celurit dan Botol Air Keras

Polisi menangkap keenam pemuda bersenjata tajam yang diduga hendak tawuran itu ketika berpatroli di wilayah Jalan Cipinang Lontar, Jatinegara,


Hendak Tawuran dengan Senjata Tajam Jelang Sahur, 12 Remaja di Ciledug Tangerang Ditangkap

25 hari lalu

Ilustrasi tawuran. Dok. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Hendak Tawuran dengan Senjata Tajam Jelang Sahur, 12 Remaja di Ciledug Tangerang Ditangkap

Polsek Ciledug menangkap 12 remaja yang diduga hendak tawuran di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Ahad dini hari.


Polisi Kembali Gagalkan Aksi Perang Sarung di Solo, 1 Pemuda Ditahan

25 hari lalu

Ilustrasi barang bukti perang sarung. Dok. Humas Polri
Polisi Kembali Gagalkan Aksi Perang Sarung di Solo, 1 Pemuda Ditahan

Polresta Solo menggagalkan perang sarung yang terjadi di Kampung Nayu, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo Minggu dini hari.


Lion Air Buka Lagi Rute Makassar - Lombok untuk Tingkatkan Jumlah Wisatawan

30 hari lalu

Aneka menu sajian berbuka puasa khas daerah Wali Songo di The Southern Hotel Surabaya. Foto: dok The Southern Hotel Surabaya
Lion Air Buka Lagi Rute Makassar - Lombok untuk Tingkatkan Jumlah Wisatawan

Rute penerbangan ini semakin meningkatkan jumlah wisatawan ke Lombok atau Makassar.