TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Administrasi Kota Jakarta Selatan terus mendorong pengembangan pariwisata modern, guna mendukung kehadiran wisatawan di wilayah tersebut.
“Kami merevitalisasi pedestrian di wilayah Kemang, agar para pejalan kaki merasa nyaman. Selain itu wilayah yang dilintasi MRT kami kembangkan sentra kuliner, museum, dan belanja,” ujar Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Jakarta Selatan, Imron Yunus.
Pedestrian di wilayah Kemang dibangun mengacu pada pedestrian di wilayah Jalan MH Thamrin. Panjangnya mencapai 3 km dan lebarnya 4,4 m. Sementara itu sentra kuliner dan wisata museum, akan dibangun di Stasiun Blom M, Cipete, dan Fatmawati, “Tiga stasiun itu dikembangkan dengan konsep yang ramah wisatawan,” imbunya.
Menurut Imron, pihaknya mengamati, saat Sabtu dan Minggu penumpang MRT sangat banyak. Mereka hanya mencoba moda transportasi umum itu dan jarang pelesiran.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi di Kereta MRT Jakarta, Selasa 2 April 2019. TEMPO/M. JULNIS FIRMANSYAH
Agar para penumpang itu tertarik untuk bersantai sejenak, maka kawasan yang menjadi lokasi pemberhentian mulai dari Senayan hingga Lebak Bulus, akan terus dikembangkan secara maksimal, “Nantinya akan menjadi wisata urban yang modern dan menarik bagi milenial,” ucap Imron.
Agar destinasi itu ramai, menurut Imron perlu diadakan event rutin dan festival. Ia menyontohkan di Blok M terdapat festival Jepang setiap tahun, yang mengundang banyak wisatawan.
Tapi, ia menegaskan, meskipun membangun pariwisata urban, Pemkot Jakarta Selatan tetap mengangkat budaya Betawi. Selain itu UMKM tetap menjadi perhatian utama.
“Beberapa UMKM sudah bermitra dengan hotel dan mal dengan mendirikan kios-kios yang menjual produk lokal,” ujar Imron. Wisata urban diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Jakarta Selatan sangat pas mengembangkan wisata perkotaan atau urban. Pasalnya, di wilayah tersebut terkonsentrasi perkantoran dan permukiman penduduk kelas menengah.