TEMPO.CO, Jakarta - Tutankhamun adalah raja Mesir yang kekuasaannya meliputi Afrika, Suriah hingga Persia. Ia dikisahkan mati muda. Jasadnya dimasukkan dalam peti kayu berlapis emas. Setelah 100 tahun diketemukan, peti matinya diretorasi.
Mengutip Al Jazeera, Pemerintah Mesir berencana usai merestorasi peti mati raja muda itu, akan mengembalikannya ke Grand Egyptian Museum (GEM), yang akan dibuka tahun depan di dekat Piramida Giza.
Peti mati itu diangkut dari selatan Mesir ke GEM tiga hari lalu. Restorasi ini merupakan yang pertama kalinya sejak penemuan makam itu.
"Peti mati itu telah mengalami banyak kerusakan, termasuk retakan pada lapisan plester emas dan mengalami kerusakan yang merata pada seluruh lapisan emas," kata Eissa Zidan, kepala Departemen Restorasi GEM.
"Pekerjaan restorasi akan memakan waktu sekitar delapan bulan," tambahnya. Pada bulan Januari lalu, konservator menyelesaikan restorasi makam firaun selama satu dekade.
Tutankhamun, atau Raja Tut, berusia sembilan tahun ketika ia menjadi firaun. Dia memerintah antara 1333 dan 1323 SM sebagai salah satu raja terakhir dari Dinasti ke-18. Selama ribuan tahun, ia hanya legenda dan menjadi kisah nyata usai mayatnya ditemukan.
Tutankhamun menjadi temuan besar awal abad 20, usai Arkeolog Inggris Howard Carter menemukan makam raja Dinasti ke-18 di Lembah Para Raja, di Luxor pada tahun 1922. Makam itu tidak tersentuh dan mencakup sekitar 5.000 artefak.
Mesir dalam beberapa bulan terakhir mengumumkan serangkaian penemuan kuno. Negeri itu berharap, warisan sejarahnya menghidupkan kembali industri pariwisata, sebagai sumber pendapatan utama nasional.
Awal bulan ini, Mesir meminta Interpol, organisasi kepolisian internasional terbesar di dunia, untuk membantu melacak sebuah patung Tutankhamun yang berusia 3.000 tahun setelah dilelang dengan harga lebih dari 4,7 juta pound (US$ 5,97 juta) kepada seorang pembeli rahasia di Amerika.
Rumah lelang Christie's, yang berbasis di Inggris, membantah melakukan kesalahan dengan melegalisasi barang ilegal. Mereka mengatakan pihaknya telah melakukan serangkaian ujian untuk memverifikasi keaslian patung itu dan telah "melampaui apa yang diperlukan untuk menjamin hak hukum".