Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lebaran Betawi, Saatnya Berburu Kuliner Silang Budaya

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Sejumlah masyarakat menimmati makanan kerak telor pada acara lebaran Betawi di Setu Babakan, Jakarta Selatan, 28 Juli 2018. Lebaran Betawi juga dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno. Tempo/Fakhri Hermansyah
Sejumlah masyarakat menimmati makanan kerak telor pada acara lebaran Betawi di Setu Babakan, Jakarta Selatan, 28 Juli 2018. Lebaran Betawi juga dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno. Tempo/Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sederet hidangan khas Betawi tak banyak yang tampil sehari-hari. Beberapa di antaranya hanya dijaja di wilayah tertentu. Atau muncul dalam perhelatan besar semisal Pekan Raya Jakarta atau Lebaran Betawi.

Perhelatan Lebaran Betawi yang dihelat pada 19-21 Juli 2019 ini, bakal menampilkan berbagai kuliner Betawi semisal gabus pucung, soto betawi, kerak telor, gabus pucung, bir pletok, nasi uduk, dodol, hingga es doger. Kuliner ini hadir untuk membangkitkan memori warga Jakarta mengenai budaya Betawi yang unik.

Kekayaan kuliner Betawi lahir karena persilangan budaya sejak era Jayakarta dan Batavia, lalu melahirkan berbagai masakan Betawi yang khas, yang tak didapati di kota-kota lain. Cita rasa kuliner Betawi, meninggalkan jejak adanya berbagai bumbu dari makanan Arab, China Melayu, Jawa, Sunda, hingga Belanda.

Roti buaya dan bir pletok misalnya, merupakan pengaruh dari Belanda sekaligus membawa semangat perlawanan. Roti hanya ditemukan dalam tradisi makanan pokok bangsa Eropa. Demikian halnya bir atau wine sebagai penghangat tubuh dalam berbagai pertemuan orang-orang Belanda.

Ilustrasi sayur Gabus Pucung. Dok.TEMPO/ Arif Fadillah

“Warga Betawi yang Islami, memilih meramu minuman berbahan dasar jahe dan berbagai rempah untuk penghangat badan, lalu jadilah bir pletok,” ujar sejarawan dan budayawan Betawi, JJ Rizal. Mengalirnya bir pletok dalam acara-acara warga Betawi menunjukkan tingkat suksesnya acara.

Sementara roti buaya, Perkawinan kultur kembali tecermin dalam unsur roti buaya. Penganan yang kerap disebut lambang kesetiaan itu, pada unsur utamanya yakni roti, tercatat sebagai identitas kuliner Belanda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hebatnya, orang-orang Betawi membuat hidangan-hidangan mancanegara itu menjadi akrab di lidah – sebagaimana warga Solo menyulap beef steak menjadi bistik dan selat solo, “Keragaman budaya dalam kuliner menunjukkan kepiawaian masyarakat Betawi mampu mengelola perbedaan sekaligus memikat lidah segala kaum,” ujar pakar kuliner William Wongso. 

Nah, benturan budaya tak sebatas antara bir pletok dan roti buaya. Juga nasi uduk. Penganan yang saban pagi mengisi perut sebagian besar warga Jakarta ini, ternyata dipengaruhi oleh dua suku besar Jawa dan Melayu. 

Variasinya beragam, nasi uduk bisa berteman dengan semur tahu atau hanya dengan tempe goreng plus sambal. Sambal kacang yang encer juga kerap jadi padu padan. Dari mana nasi uduk itu berasal?

Pengamat budaya dan sejarah, Pundetia menyebut nasi uduk merupakan imbas dari kejatuhan Kerajaan Malaka ke tangan Portugis. Para pelarian dari Melayu itu membawa pergi budayanya, termasuk kulinernya ke Jayakarta saat itu. Di sisi lain, saat Sultan Agung dari Mataram menyerang VOC, serdadunya membawa tradisi membuat nasi gurih.

Dua menu berupa nasi lemak dan nasi gurih itulah yang melebur menjadi nasi uduk. Kebiasaan suku-suku bangsa yang menetap atau mampir di Jakarta, rupanya ditangkap dengan baik oleh masyarakat Betawi. Baik dari cara berpakaian, adat-istiadat, arsitektur rumah, hingga kuliner.

Bubur Ase, salah satu kuliner khas Betawi yang sudah langka hadir di Acara Pagelaran Pentas Seni Budaya dan Kuliner Betawi di Pasar Seni Ancol. Ahad, 15 Oktober 2017. Dewi/Tempo.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

2 hari lalu

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti
Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

Walau terdengar tidak biasa, memadukan Lemang dengan tapai ketan cukup populer di Sumatra Barat. Penganan ini disebut Lamang Tapai.


Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

2 hari lalu

Djakarta Ramadhan Fair 2024  di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dibuka 15-20 Maret 2024. (Kemenparekraf)
Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

Djakarta Ramadan Fair 2024 menawarkan kuliner dan produk Ramadan, digelar 15-20 Maret 2024.


Pembahasan RUU DKJ, DPR dan DPD Usulkan Keterlibatan Orang Betawi di Pilkada Jakarta

3 hari lalu

RDPU Baleg DPR RI tentang RUU Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) bersama Bamus Betawi dan Kaukus Muda Betawi. Foto: YouTube/TVR Parlemen
Pembahasan RUU DKJ, DPR dan DPD Usulkan Keterlibatan Orang Betawi di Pilkada Jakarta

Penguatan terhadap suku Betawi dan asetnya bisa diformulasikan untuk mencari kekhususan pada RUU DKJ.


Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

6 hari lalu

Hidangan Ramadan Aryaduta Menteng
Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

Aryaduta Menteng menghadirkan serangkaian pengalaman kuliner Ramadan yang menggugah selera di tiga restorannya yang berbeda


Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

9 hari lalu

Warung Blayag Mek Sambru (karangasemkab.go.id)
Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

Warung blayag kaki lima ini telah ada selama 57 tahun dan berhasil mendapat dua sertifikat nasional berkat konsistensinya.


Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

9 hari lalu

Ilustrasi adonan kue. Foto: Freepik.com/Azerbaijan_Stockers
Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

Pesatnya pertumbuhan ini tak lepas dari masifnya penggunaan media sosial yang mendorong munculnya tren-tren kuliner kekinian.


Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

9 hari lalu

Blayag, ketupat ala Bali dengan 15 lauk (denpasarkota.go.id)
Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, blayag yang mirip ketupat ini sering digunakan pada upacara adat.


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

11 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.


Kontroversi Bak Kut Teh Masuk Daftar Makanan Warisan Nasional Malaysia

13 hari lalu

Bak Kut Teh (Tangkapan layar Youtube/The Meatmen Channel)
Kontroversi Bak Kut Teh Masuk Daftar Makanan Warisan Nasional Malaysia

Pengakuan bak kut teh sebagai warisan nasional dianggap sebagai keberagaman budaya dan kuliner di Malaysia. Namun, sebagian warga merasa tidak nyaman.


10 Restoran Unik di Singapura yang Harus Dicoba, Ada Makanan Terinspirasi Harry Potter

15 hari lalu

Restoran The Wizard's Brew Singapura (Instagram/@thewizardsbrewsg)
10 Restoran Unik di Singapura yang Harus Dicoba, Ada Makanan Terinspirasi Harry Potter

Singapura adalah surganya bagi para pecinta makanan dengan beragam hidangan lokal dan internasional yang menarik.