Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asiknya Coffee Tour, Menikmati Metamorfosa Biji Kopi

image-gnews
Penampakan secangkir kopi robusta di Kedai Kopi Asiang Pontianak, Minggu, 4 November 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Penampakan secangkir kopi robusta di Kedai Kopi Asiang Pontianak, Minggu, 4 November 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Magelang - Robusta atau juga disebut kopi jawa, banyak disukai masyarakat. Aromanya yang kuat dan rasanya yang pekat, membuatnya jadi kopi paling popular di warung-warung kopi.

Kopi robusta Losari adalah salah satu yang terbaik di kelangan penggemar kopi robusta. Kopi Losari yang terbaik dihasilkan di area Losari Plantation Coffee Resort & Spa di Desa Losari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

Pemiliknya, Gabriella Teggia menamai kopi produk kebunnya dengan Kopi Losari – sesuai nama resor yang dimilikinya itu. Namun sejak resor Losari berganti manajemen, MesaStila Resort & Spa pada 2011, Kopi Losari pun berganti nama Kopi MesaStila. Meski brand berubah, cita rasa kopi robusta Losari tak berubah.

Sebelum tur dimulai, TEMPO sempat mencicipi seduhan kopi robusta MesaStila dengan gula aren dari sadapan pohon nira. Cara lain menikmati kopi, dengan mengunyah biji kopi hangat bersama gula aren. Sensasi rasanya mirip permen kopi.

Proses sangrai manual kopi dalam cofee tour di warkop di tengah perkebunan kopi MesasTila Resort & Spa di Desa Losari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, 11 Juli 2019. TEMPO/Pito Agustin Rudiana

Perkebunan kopi MesaStila memiliki luas total 11 hektare, para peserta tur umumnya adalah para tamu resor. Bagi pengunjung non-tamu dikenakan tarif Rp200.000 per orang. Setiap tur ditemani pemandu, yang mengajak peserta belajar mengenai kopi robusta Losari.

Tur kian menyenangkan, karena seluruh peserta diajak berjalan kaki menyusuri perkebunan. Ujungnya, mereka singgah di warung kopi yang dikelola MesaStila Resort & Spa, untuk menikmati secangkir kopi robusta Losari.

Duty Manager MesaStila Resort & Spa, Yoyok Widyo Pramono yang memandu tur menjelaskan, Desa Losari berada di ketinggian 687 meter di atas permukaan laut (mdpl). Lahannya lebih bersahabat dengan kopi robusta dan liberika – yang kerap disebut kopi exelsa atau kopi lanang. Menurut Yoyo, kopi arabika juga bisa tumbuh di Losari, namun perkebunan kopi robusta lebih mendominasi.

“Kopi arabika biasa tumbuh pada ketinggian di atas 1.000 mdp. Sedangkan kopi robusta maupun liberika antara 300-900 mdpl. “Tapi jumlah arabika dan liberika di sini sedikit. Tak sebanyak robusta,” kata Yoyok.

Kopi termasuk tanaman yang jarang panen, hanya sekali panen dalam setahun. Tepatnya pada awal musim kemarau, mulai Juli hingga September, “Dalam satu pohon, biji kopi yang matang tak bersamaan. Biasanya satu gerombol ada yang merah dan masih ada yang hijau,” kata Yoyok.

Biji kopi yang terbaik adalah yang matang berwarna merah kehitaman. Usai pemetikan pertama, petani akan kembali memetik pada 7-10 hari kemudian untuk menunggu yang hijau matang, “Begitu seterusnya hingga 3-4 bulan. Satu pohon kopi bisa menghasilkan 3,5-5 kilogram biji yang dipanen,” ujar Yoyok.

Tahun ini, tak banyak kopi yang bisa dipanen. Pasalnya, dari 11 hektare kebun hanya 12.500 yang produktif dari angka ideal 15.000 pohon. Dari angka pohon kopi produktif, ternyata terdapat 2.000-an pohon kopi yang harus diremajakan.

Pohon kopi robusta mulai siap panen pada usia lima tahun, sementara masa produktifnya mencapai 60-70 tahun. Pada 2018, dari sekitar 10.000-an pohon yang dipanen menghasilkan 12 ton kopi basah. Setelah dijemur selama 10 hari, beratnya susut hingga 3 ton saja. Dengan kata lain, perbandingan kuantitas kopi basah dengan kopi kering adalah 4:1.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kopi kering tersebut dikupas dan disimpan digudang untuk proses fermentasi minimal dua tahun. Semakin lama proses fermentasinya semakin mengurangi kadar kafein dan keasaman dalam kopi, “Proses fermentasi tercepat adalah kopi luwak. Karena hanya semalam diolah di lambung luwak,” kata Yoyok. Tak heran, kopi luwak harganya tinggi di pasaran. 

Di perkebunan MesaStila juga menerapkan teknik okulasi silang antara robusta dengan arabika, ataupun robusta dengan arabika. Teknik tersebut cukup membantu petani yang kekurangan lahan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

19 hari lalu

Ilustrasi pria  minum kopi. fadquip.com
Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

Minum kopi sebelum penerbangan tak hanya meningkatkan risiko kembung, tapi juga menyebabkan dehidrasi yang berujung pada rasa mual dan sakit kepala.


Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

26 hari lalu

Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

Menu andalan Blewah Tea dengan taburan Blewah Jelly yang terbuat dari ekstrak buah asli


Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

28 hari lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

Penderita epilepsi diminta tidak minum kopi berlebihan untuk menghindari kejang. Pasalnya, kafein justru dapat meningkatkan frekuensi kejang.


Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

33 hari lalu

Ilustrasi kopi. Foto: Pixabay/Clayton Majona
Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

Ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo Kencana Fitri Hudayani SST, M.Gz memberi tips mengonsumsi teh atau kopi yang pasa saat puasa.


Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

38 hari lalu

Ilustrasi wanita minum kopi. Foto: Unsplash.com/Engin Akyurt
Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

People for the Ethical Treatment of Animals atau PETA meminta wisatawan di Bali menghindari minum kopi luwak setelah melakukan penyelidikan.


Dukung Kebahagiaan Keluarga Indonesia, Kapal Api Gelar Mudik Gratis

41 hari lalu

Dukung Kebahagiaan Keluarga Indonesia, Kapal Api Gelar Mudik Gratis

Selain mudik gratis, peserta juga mendapatkan asuransi perjalanan dan fasilitas lainnya.


Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

43 hari lalu

Tangkapan layar video hasil investigasi PETA di peternakan luwak di Bali. TEMPO/Irsyan
Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

Investigasi terbaru PETA merekam bagaimana luwak di Bali masih terus dieksploitasi demi cita rasa kopi luwak.


7 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula

49 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
7 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula

Tidak hanya menyajikan kenikmatan, kopi hitam tanpa gula memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang menarik. Apa saja?


Ini Efek Samping Sering Minum Kopi Hitam Tanpa Gula

49 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
Ini Efek Samping Sering Minum Kopi Hitam Tanpa Gula

Meskipun kopi hitam memberikan sejumlah manfaat kesehatan, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak.


Mencicip Sensasi Kopi dengan Krim Fluffy yang Gurih, Ada Rasa Tiramisu hingga Sea Salt

56 hari lalu

Workshop Ngopi Lucu: Cold Cream Sensation Djournal Coffee di Pacific Place, Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. (Dok. Ismaya Group)
Mencicip Sensasi Kopi dengan Krim Fluffy yang Gurih, Ada Rasa Tiramisu hingga Sea Salt

Perpaduan kopi pahit dengan susu yang manis, ditambah dengan krim gurih yang lembut, memberikan sensasi yang berbeda.