Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata Serajah, Puluhan Timbangan Kuno Dipamerkan di Yogyakarta

image-gnews
Aneka timbangan kodok yang biasa dijumpai di pasar, salah satunya dengan kapasitas beban maksimal satu kilogram (nomer tiga dari kiri) yang dipamerkan dalam Pameran Alat Ukur dan Timbangan
Aneka timbangan kodok yang biasa dijumpai di pasar, salah satunya dengan kapasitas beban maksimal satu kilogram (nomer tiga dari kiri) yang dipamerkan dalam Pameran Alat Ukur dan Timbangan "Datcin" di Bentara Budaya Yogyakarta, Selasa, 9 Juli 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Bisa jadi timbangan digital di supermarket, timbangan bebek di pasar, timbangan barang di kantor pos, atau pun timbangan berat badan adalah jenis-jenis timbangan yang biasa ditemukan saat ini. Padahal rupa-rupa timbangan masa kini tersebut adalah hasil evolusi aneka bentuk timbangan kuno yang hadir pada masa lampau.

Baca: Cegah Pedagang Curang, Pos Deteksi Timbangan Masuk Pasar

Bahkan keberadaan timbangan dalam bentuk neraca sudah ada sejak zaman Mesir kuno yang digambarkan di lembaran kertas papyrus tentang dua sosok yang berdiri di antara timbangan gantung. "Timbangan di Indonesia sudah ada sejak zaman Hindu Budha, seperti yang terpahat di relief Candi Borobudur,” kata kurator Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) Hermanu, Selasa, 9 Juli 2019.

Hermanu mengisahkan, semula setiap daerah di Nusantara mempunyai cara mengukur dan bentuk timbangan yang berbeda. Semisal, satu pikul di Jawa berbeda dengan 1 pikul di Sumatera. Akibatnya, sering terjadi perselisihan.

Aneka timbangan dan alat ukur yang dipamerkan dalam Pameran Alat Ukur dan Timbangan "Datcin" di Bentara Budaya Yogyakarta, Selasa, 9 Juli 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

Kemudian masa pemerintahan Kolonial Belanda, Gubernur Jenderal JP Coen pada 1621, ukuran timbangan mulai diatur dengan alat ukur berat bernama Daatse atau Dacing. Yang diberi hak untuk membuat dan menyebarkan alat ukur tersebut adalah para mayor atau pemuka bangsa Cina di Batavia. "Lidah orang Cina waktu itu sulit mengucap kata daatse atau dacing. Jadinya datjin," kata Hermanu.

Kemudian pada 1923, alat-alat ukur diperbarui dengan kehadiran aneka timbangan buatan Eropa. Sebelum digunakan, timbangan-timbangan tersebut ditera atau dicek keseimbangannya. Pengunjung di seputaran Yogyakarta yang ingin melihat aneka rupa model timbangan sejak buatan tahun 1800-an hingga saat ini bisa menyinggahi BBY yang menggelar Pameran Alat Ukur dan Timbangan 'Datjin' dari 2-11 Juli 2019. Puluhan timbangan kuno digelar di ruang pamer yang cukup luas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aneka timbangan dan alat ukur yang dipamerkan dalam Pameran Alat Ukur dan Timbangan "Datcin" di Bentara Budaya Yogyakarta, Selasa, 9 Juli 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

Ada timbangan untuk mengukur kertas yang ukurannya hanya tujuh sentimeter hingga timbangan jenis Bascule yang dapat menimbang barang seberat satu ton. Ada pula alat ukur untuk benda cair seperti minyak tanah, air, minyak goreng yang kian jarang ditemui di pasar. Ketika minyak tanah belum dikonversi menjadi gas elpiji, alat ukur benda cair yang berbentuk kerucut dengan posisi menyamping dengan berbagai ukuran itu masih mudah ditemukan.

Ada pula alat ukur untuk mengukur panjang, tinggi, dan lebar hewan ternak yang disebut Rondo atau pita korelasi. Bentuknya seperti pita meteran panjang untuk mengukur baju. Dari hasil pengukurannya akan diketahui bobot hewan ternak tersebut. Alat ukur itu disimpan dalam meja etalase berbingkai kaca.

Salah satu timbangan kuno dengan dua piringan yang bersisihan untuk wadah beban yang dipamerkan dalam Pameran Alat Ukur dan Timbangan "Datcin" di Bentara Budaya Yogyakarta, Selasa, 9 Juli 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

Aneka timbangan dan alat ukur kuno tersebut milik empat kolektor benda-benda antik yang bergabung dalam pecinta barang-barang lawasan, Komunitas Padmaditya. Mereka adalah Hermanu, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Sumadi, Didi Kapal, juga Subiyanto. "Lebih 90 persen timbangan yang dipamerkan adalah koleksi saya," kata Subiyanto, kolektor asal Klaten. Kondisi timbangan-timbangan tersebut masih bisa digunakan. Naamun sebagian sudah terlihat berkarat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tol Yogya-Solo Kembali Ditutup Pasca Libur Lebaran, Berapa Total Kendaraan yang Melintas ?

3 jam lalu

Sejumlah kendaraan melewati jalan tol fungsional Solo-Yogyakarta yang mulai dibuka untuk pemudik Lebaran 2024 mulai hari ini, Jumat, 5 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Tol Yogya-Solo Kembali Ditutup Pasca Libur Lebaran, Berapa Total Kendaraan yang Melintas ?

Akses keluar yang menjadi favorit pengguna Jalan Tol Yogya-Solo adalah arah Ngawen sebanyak total 40.965 kendaraan.


Segini Uang yang Dibelanjakan Wisatawan Lokal dan Asing Saat Periode Libur Lebaran di Yogyakarta

15 jam lalu

Wisatawan memadati kawasan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Segini Uang yang Dibelanjakan Wisatawan Lokal dan Asing Saat Periode Libur Lebaran di Yogyakarta

Pergerakan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang menyambangi Kota Yogyakarta selama 10 hari libur Lebaran, 5-15 April 2024 totalnya bekisar 277 ribu lebih wisatawan.


Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

1 hari lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

1 hari lalu

Tersangka mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta, Eko Darmanto saat mencoblos di TPS 901 di Rumah Tahanan Negara Klas I Salemba Cabang KPK, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. KPK berkerjasama dengan KPU Provinsi DKI  Jakarta memberikan fasilitas bagi 75 tahanan korupsi untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

KPK kembali menetapkan bekas pejabat Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana pencucian uang atau TPPU.


Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

1 hari lalu

Bus jurusan Yogyakarta - Pati terbakar di Ring Road Barat Sleman Yogyakarta pada Kamis (18/4). Dok. Istimewa
Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

Temuan sementara kepolisian, komponen yang pertama kali terbakar dari bus itu diduga di bagian mesin.


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

1 hari lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

1 hari lalu

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

Yogyakarta adalah destinasi wisata yang memukau dan layak dikunjungi. Kekayaan budaya dan ragam kulinernya yang enak menjadi alasan terbaik untuk berlibur ke kota ini.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

2 hari lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.