TEMPO.CO, Jakarta - Komedi Betawi menjadi salah satu pertunjukan dalam peringatan HUT Jakarta ke-492 di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 22 Juni 2019. Komedi Betawi kali mengangkat cerita berjudul Putri Nyasar.
Baca: HUT Jakarta, Sepeda Gratis Pinjam di Sudirman-Thamrin Urung Rilis
"Pertunjukan lenong bisa menjadi sarana hiburan dan edukasi," kata Syaiful Amri, sutradara dan penulis cerita Putri Nyasar. Lenong 'Putri Nyasar' mengisahkan seorang putri yang kabur dari Istana Kerajaan Bunian.
Sang Putri yang diperankan oleh seorang wanita bernama Nanda sengaja kabur karena menolak dijodohkan. Raja Bunian (Chaerul Ilung) panik mencari putrinya yang telah meninggalkan istana.
Raja Bunian yang didampingi penasehatnya (Azier), berupaya mencari Putri, hingga memohon pertolongan paranormal (Diding Boneng). Diding Boneng menjadi aktor yang dinanti para penonton. Suasana di amfiteater Zona A Setu Babakan, tempat komedi Betawi itu dipentaskan pun semakin ramai riuh penonton setelah kemunculan Boneng.
Diding Boneng (berpakaian hitam) berperan sebagai paranormal dalam komedi Betawi bejudul 'Putri Nyasar' di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan. Pergelaran kesenian ini diadakan dalam peringatan Hari Ulang Tahun Jakarta ke-492, Sabtu, 22 Juni 2019. TEMPO | Bram Setiawan
Sebelum Boneng naik ke panggung, seperti umumnya lenong, musik gambang keromong mengiringi kehadirannya. Namun ada pula bunyi irama musik tema The Pink Panther, yang di Indonesia identik muncul dalam film-film Warkop DKI. Irama musik tersebut mengingatkan penonton tentang masa muda Boneng yang terkenal saat membintangi layar lebar dalam film-film Warkop DKI.
Baca juga: Alasan YLKI Sebut Paket Ulang Tahun Jakarta 2019 Tak Adil
Selain memeriahkan HUT Jakarta ke-492, pentas komedi Betawi ini merupakan bagian dari rangkaian program hiburan dalam bulan Syawal. Menurut Syaiful Amri, teater tradisi lenong yang dipentaskan ini sekaligus mengingatkan publik kalau Betawi punya kesenian yang menarik. "Saya ingin mengangkat lenong. Sebab itu saya mendalami teater tradisi," ujar Syaiful.