TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata ingin mengerek sektor kuliner untuk meningkatkan kemajuan turisme di Indonesia. Menteri Pariwisata Arief Yahya menginginkan Indonesia memiliki destinasi kuliner bertaraf internasional.
Ia menjelaskan bahwa tantangan mengembangkan kuliner Indonesia dalam kepariwisataan untuk turis mancanegara adalah soal makanan nasional. Maka Kementerian Pariwisata menetapkan lima kuliner nasional yang dianggap populer di Indonesia.
Baca: Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Ada Kuliner Arab Sampai India
"Kementerian Pariwisata menetapkan soto, rendang, nasi goreng, sate, dan gado-gado," katanya saat jumpa media di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata pada Selasa, 11 Juni 2019.
Menurut dia kuliner sudah menjadi gaya hidup. Kuliner, ucap dia, bukan cuma tentang makanan melainkan juga yang berhubungan dengan produk lokal, warisan, serta mengandung unsur cerita. Keuntungan mempromosikan wisata kuliner atau gastronomi karena rasa makanan tidak bisa disajikan melalui visual. "Itu sebabnya para wisatawan harus datang ke destinasi untuk menikmati makanan lokal."
Saat ini, Kementerian Pariwisata telah menetapkan lima destinasi wisata untuk dikembangkan dalam sektor kuliner, yakni Bali, Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
Baca juga: Festival Jajanan Bango 2019: Trik Melestarikan Kuliner Lokal
Adapun Organisasi Pariwisata Dunia atau UN World Tourism Organization (UNWTO) sedang melakukan tahapan penilaian untuk menetapkan Ubud di Bali sebagai destinasi gastronomi tingkat internasional. "Program destinasi gastronomi standar UNWTO ini akan menjadi pencapaian pariwisata Indonesia untuk menjadi yang terbaik di global," tutur bos Kementerian Pariwisata tersebut.
BRAM SETIAWAN