Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Objek Wisata Taman Buaya Asam Kumbang, Berdiri Sejak 1959

image-gnews
Sejumlah buaya di Taman Buaya Asam Kumbang, Medan, Sumatera Utara. TEMPO | Abdi Purmono
Sejumlah buaya di Taman Buaya Asam Kumbang, Medan, Sumatera Utara. TEMPO | Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, Medan - Taman Buaya Asam Kumbang atau Taman Buaya Medan merupakan objek wisata legendaris di Kota Medan, Sumatera Utara. Taman buaya yang berlokasi di Jalan Bunga Raya II, Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, ini sudah berdiri selama 60 tahun atau sejak 1959.

Baca: Mudik Lebaran, Ketahui 4 Obyek Wisata di Jalur Selatan Jawa

Seorang pegawai senior yang juga pawang buaya di Taman Buaya Asam Kumbang, Jemari, menceritakan taman buaya seluas 2 hektare itu dibangun oleh seseorang bernama Lo Kie Yoe alias Lo Than Muk. "Dia adalah pria kelahiran Aceh Timur, 11 Maret 1928 yang tinggal di Medan dan hobi memelihara binatang, terutama buaya," kata Jemari di Medan, Minggu 2 Juni 2019.

Than Muk mengawali hobinya dengan memelihara 12 ekor buaya yang didapat dari sungai dan rawa-rawa di sekitar Kota Medan. Saat itu, populasi buaya masih banyak dan belum berstatus dilindungi. Medan pun belum dipadati penduduk dan bangunan.

Pada 1984, Lo Than Muk terpilih sebagai seorang Perintis Lingkungan Terbaik Tingkat Sumatera Utara. Di tahun yang sama, Than Muk menerima rombongan turis kapal pesiar Columbus yang mendarat di Pelabuhan Belawan. Saat itu pula kantor wilayah pariwisata Kota Medan meminta Than Muk membuka peternakan buayanya menjadi objek wisata.

Sejumlah buaya di Taman Buaya Asam Kumbang, Medan, Sumatera Utara. TEMPO | Abdi Purmono

Jemari bekerja di sana mulai 1990 setelah sebelumnya menjadi pendodos atau pemanen kepala sawit di Sumatera Selatan. Awalnya, pria berusia 50 tahun ini sangat takut terhadap buaya. Tapi dia menjadi terbiasa karena diajari Lo Than Muk. Sang juragan meninggal pada 25 September 2008 dalam usia 80 tahun. Usaha taman buaya kemudian diteruskan oleh istrinya, Lim Hui Chu.

Saking banyaknya, Jemari dan sang pemilik taman buaya tak ingat lagi berapa persisnya jumlah buaya yang dipelihara. Seingat Jemari, hingga kini ada 2.600 sampai 2.800 ekor buaya yang dipelihara dan sebagian besar jenis buaya muara.

Baca juga: 
Libur Lebaran, Ayo Naik Jeep di Gunung Merapi dan Gunung Merbabu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Buaya-buaya itu ditempatkan dalam 78 bak semen. Mayoritas bak ukuran kecil dan sedang yang diisi buaya-buaya berusia kurang dari 10 tahun. Setiap bak berisi buaya dengan umur berbeda. Adapun bak-bak berukuran besar dihuni buaya berusia 10, 11, 12, 15, 16, 28, dan 46 tahun.

Khusus buaya berumur 28 dan 46 tahun ditempatkan masing-masing sendirian di bak. Ada seekor buaya berusia 28 tahun yang ekornya buntung, makanya disebut buaya buntung. "Kalau bayi-bayi buaya ditempatkan di bak-bak kecil. Mereka harus dijemur tiap hari supaya enggak gampang kena penyakit. Kalau yang sudah besar-besar, cukup dibersihkan saja baknya tiap hari," kata Jemari, pria kelahiran Kutoharjo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, pada 1969.

Seekor buaya buntung atau tak punya ekor berusia 27 tahun di Taman Buaya Asam Kumbang, Medan, Sumatera Utara. TEMPO | Abdi Purmono

Selain di bak, banyak buaya berusia lebih dari 20 tahun yang menghuni telaga buatan seluas satu hektare dan sedalam tiga meter. Telaga ini dikelilingi tembok tebal setinggi 4 meter. Antara area pengunjung dan telaga disekat pagar tembok semeter dan berteralis besi panjang.

Buaya jantan dewasa memiliki panjang rata-rata antara tiga sampai 5 meter. Sedangkan buaya betina dewasa berukuran rerata 2,5 sampai 3 meter. Di dalam telaga hijau itu pula diperkirakan ada buaya yang berumur 60-an tahun. Dulu pernah ada buaya berusia 78 tahun.

Simak: Mudik Lebaran, Pemudik Akan Dapat SMS Info Objek Wisata Terdekat

Tak perlu mencari informasi tentang Taman Buaya Asam Kumbang di media sosial. Jemari menjelaskan, tempatnya bekerja itu masih dikelola secara sederhana seperti dulu. Tiada laman atau situs online dan akun media sosial sebagai saluran promosi taman buaya Medan.

Untungnya, Taman Buaya Asam Kumbang sudah lebih dulu terkenal lewat pemberitaan media massa sebelum media sosial hadir. Ditambah promosi dari mulut ke mulut atau gethok tular. Tiket masuk ke taman buaya ini dipatok Rp 10 ribu per orang. Pengunjung bebas berada di dalam taman selama masih dalam jam operasional, yakni pukul 09.00 sampai 18.00.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

3 hari lalu

Pura Luhur Uluwatu, Bali. shutterstock.com
10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

Berikut ini Deretan daftar tempat wisata paling populer di Indonesia versi Tripadvisor, didominasi oleh objek wisata di Bali.


Warga Kabupaten Mukomuko Tewas Diserang Buaya Saat Mencari Lokan

4 hari lalu

Ilustrasi buaya muara. wikipedia.org
Warga Kabupaten Mukomuko Tewas Diserang Buaya Saat Mencari Lokan

Warga Kabupaten Mukomuko dilaporkan tewas diserang buaya saat mencari lokan di Sungai Selagan. Kasus kedua dalam dua tahun ini.


Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

8 hari lalu

Proses relokasi seekor buaya yang ditangkap di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-BBKSDA NTT
Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.


Bersiap Sambut Wisatawan saat Libur Lebaran, Kabupaten Kuningan Gelar Lomba Sapta Pesona

34 hari lalu

Telaga Biru Cicerem. Shutterstock
Bersiap Sambut Wisatawan saat Libur Lebaran, Kabupaten Kuningan Gelar Lomba Sapta Pesona

Setiap pengelola objek wisata di Kuningan diharapkan bisa menyiapkan lokasi wisata dengan baik untuk libur Idul Fitri tahun ini.


Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

37 hari lalu

Petugas damkar Tulungagung saat mengevakuasi seekor buaya yang ditangkap warga di areal persawahan Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Rabu, 13 Maret 2024. ANTARA/HO - Damkar Tulungagung.
Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?


Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

46 hari lalu

Pekerja anak melakukan kegiatan mengumpulkan pasir timah di lokasi tambang Perairan Toboali Kabupaten Bangka Selatan, Senin, 21 Agustus 2023. TEMPO/Servio
Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.


Apa itu Peringkat 5A untuk Objek Wisata di Cina?

5 Februari 2024

Foto udara menunjukkan para wisatawan mengunjungi Dunia Es dan Salju Harbin di Harbin, Provinsi Heilongjiang, Cina timur laut, 18 Desember 2023. Xinhua/Wang Jianwei
Apa itu Peringkat 5A untuk Objek Wisata di Cina?

Pemerintah Cina mengumumkan daftar 21 objek wisata yang akan diberi peringkat 5A


Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

29 Desember 2023

Pengelola Jakabaring Sport City, Palembang, menyiapkan wahana permainan anak menyambut libur sekolah akhir tahun. TEMPO/Parliza Hendrawan
Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

Libur sekolah kali ini, anak-anak di Palembang meramaikan wahana permainan di OPI Mall hingga kawasan Sungai Musi.


Batu Belalai Gajah yang Ikonik di Taiwan Runtuh karena Erosi

20 Desember 2023

Elephant Trunk Rock Taiwan (Unsplash)
Batu Belalai Gajah yang Ikonik di Taiwan Runtuh karena Erosi

Batu Belalai Gajah telah menjadi objek wisata populer di Taiwan selama bertahun-tahun. Banyak yang datang khusus untuk selfie.


Covid-19 Melonjak Jelang Nataru, Pengelola Objek Wisata di Tangsel Diimbau Antisipasi 2 Hal

18 Desember 2023

Tenaga Kesehatan memeriksa kesehatan warga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Budaran HI, Jakarta, Minggu, 17 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-59 menyelanggarakan cek kesehatan dan pencegahan obesitas serta vaksinasi gratis kepada warga untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Covid-19 Melonjak Jelang Nataru, Pengelola Objek Wisata di Tangsel Diimbau Antisipasi 2 Hal

Tren kasus Covid-19 yang naik jelang Nataru diperkirakan tidak berpengaruh signifikan pada sektor wisata di Kota Tangsel.