TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengurus Pusat atau PP Muhammadiyah berencana membangun sebuah Pusat Kebudayaan Islam Indonesia di Yogyakarta. Pusat Kebudayaan Islam Indonesia rencananya akan berdiri di Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, Yogyakarta.
Baca: Muhammadiyah Angkat Bicara Soal Seruan People Power Amien Rais
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan pusat kebudayaan ini diharapkan menjadi rujukan sekaligus penyebar nilai-nilai ke-Islaman dan kebudayaan, khususnya Yogtakarta dan Indonesia. "Ini juga menjadi tempat penggambaran masa depan Indonesia yang maju dan menjadi kebanggaan di Yogtakarta sebagai salah satu destinasi wisata," kata Haedar Nashir seusai bertemu dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedhong Wilis, Komplek Kepatihan, Yogyakarta, Selasa 21 Mei 2019.
Haedar Nashir menjelaskan Muhammadiyah merancang Pusat Kebudayaan Islam Indonesia sebagai wadah untuk menggali, menampilkan, dan memproduksi nilai-nilai ke-Islaman dan kebudayaan. "Dari Pusat Kebudayaan Islam Indonesia ini ada nilai-nilai yang bisa dijadikan rujukan bagi generasi muda agar mereka paham tentang kebudayaannya," ujarnya. "Karena Indonesia ini negeri dengan mayoritas muslim, harapannya generasi muda juga bisa paham tentang Islam Indonesia."
Haedar Nashir melanjutkan, latar belakang pendirian Pusat Kebudayaan Islam Indonesia ini ada dua. Pertama, PP Muhammadiyah merasa prihatin dengan kondisi sekarang di mana nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama mulai tergerus oleh media sosial dan dunia digital. Alasan kedua, globalisasi dan modernisasi yang mencerabut pemahaman budaya masyarakat terhadap nilai-nilai kebudayaannya sendiri.
Baca juga: Bandara Baru Yogyakarta Buka Sampai Maghrib, Jangan Kemalaman
Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menurut Hedar Nashir, merespons positif rencana pendirian Pusat Kebudayaan Islam tersebut. "Bahkan dalam konteks kebudayaan, beliau menganggap Indonesia termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta memang perlu, bukan hanya melestarikan kebudayaan, tapi juga kebudayaan dalam makna yang luas, yakni menjadi nilai hidup yang membuat manusia bisa tetap berdiri di atas pijakan negerinya sendiri," ujar Haedar.