Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Intip Kisah Kejayaan Pabrik Karung Goni Delanggu, Klaten

image-gnews
Warga Dukuh Kuncen, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, bergotong-royong membersihkan Pintu Air Sungai Pleret, bangunan bersejarah peninggalan masa kolonial Belanda yang berkaitan dengan kisah kejayaan Pabrik Gula Delanggu (sebelum difungsikan menjadi Pabrik Karung Goni). Tempo/Dinda Leo Listy
Warga Dukuh Kuncen, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, bergotong-royong membersihkan Pintu Air Sungai Pleret, bangunan bersejarah peninggalan masa kolonial Belanda yang berkaitan dengan kisah kejayaan Pabrik Gula Delanggu (sebelum difungsikan menjadi Pabrik Karung Goni). Tempo/Dinda Leo Listy
Iklan

TEMPO.CO, Klaten - Menjelajahi pabrik peninggalan masa kolonial Belanda yang masih “perawan” alias belum dikelola menjadi obyek wisata merupakan impian para penggemar wisata sejarah. Namun, tidak mudah mewujudkan mimpi itu, terutama di pabrik yang dikuasai swasta seperti Pabrik Karung Goni Delanggu. “Kalaupun bisa masuk karena kenal penjaganya, anda tetap dilarang memotret di dalam,” kata Nugroho, fotografer profesional yang pernah menelusuri pabrik yang menjadi ikon kota Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, itu.

Baca: Sungai Pusur Klaten Dulu Jadi Tempat Sampah, Sekarang Bawa Berkah

Meski demikian, sejumlah pemuda di Dukuh Kuncen, dukuh di timur pabrik Karung Goni Delanggu, tak kehabisan akal untuk mengangkat kembali kisah kejayaan masa lalu Delanggu yang tersembunyi di balik kokohnya tembok pabrik berumur lebih dari seabad itu. “Warisan industri kawasan pabrik peninggalan Belanda kan tidak terbatas pada bangunan pabriknya. Masih banyak bangunan lain di sekitarnya yang menarik tapi jarang dilirik,” kata Pitut Saputra, warga Dukuh Kuncen, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, yang menginisiasi gerakan Bersih Sungai Pleret, saat ditemui Tempo pada Kamis, 16 Mei 2019.

Sungai Pleret adalah salah satu cabang dari Sungai Pusur yang berhulu di Kabupaten Boyolali. Sungai Pleret bisa dibilang sungai buatan pada masa kolonial Belanda untuk menggerakkan mesin-mesin bertenaga uap di Pabrik Gula Delanggu (sebelum difungsikan menjadi pabrik karung goni). “Aliran Sungai Pleret itu masuk ke pabrik dari sisi barat dan keluar lewat sisi utara pabrik. Dulu, di balik tembok pabrik itu ada kincir airnya,” kata Pitut. Dalam Bahasa Jawa, pleret dapat diartikan pintu air dengan struktur tanggul miring dan curam. Meski prasasti atau penanda kapan pembangunannya belum ditemukan, pintu air Sungai Pleret di Dukuh Kuncen itu diyakini sama tuanya dengan Pabrik Karung Goni Delanggu.

Cerobong asap pabrik kopi peninggalan masa kolonial Belanda di kawasan obyek wisata Green Canyon Mini Socokangsi di Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten. Tempo/Dinda Leo Listy

Menurut data yang dihimpun Tempo, Pabrik Gula Delanggu dibangun pada 1917. Pada 1933, pabrik gula itu ditutup karena dampak dari masa malaise (krisis ekonomi pada dekade 1920-an). Pada 1934, pabrik itu difungsikan sebagai pabrik karung goni. Pada 1992, pabrik karung yang dikelola PTPN XVII itu berhenti beroperasi karena tingginya ongkos produksi. Kini, pabrik yang termasuk sebagai benda cagar budaya itu dimiliki PT Dunia Hijau Indah.

Meski tidak sederas induknya Sungai Pusur, Sungai Pleret juga memiliki potensi pariwisata jika digarap secara serius. Dari sisi artistik, Sungai Pleret bak parit pertahanan pada kastil-kastil di Eropa, memisahkan kawasan utama Pabrik Karung Goni Delanggu dengan sub kawasan permukiman di sisi utaranya. Sayangnya sebagian bangunan bekas tempat tinggal karyawan pabrik itu kini rusak dan tidak terawat. Kendati demikian, bangunan-bangunan berarsitektur kolonial Belanda itu masih menjadi magnet bagi para penggemar wisata sejarah untuk menelusuri jejak kejayaan Delanggu pada masa lalu.

Pada 14 Mei 2017, kompleks bangunan tua di kawasan Pabrik Karung Goni Delanggu, termasuk di Dukuh Kuncen, menjadi salah satu destinasi kegiatan Laku Lampah, komunitas pertama di Kota Solo yang berkonsentrasi dalam upaya pelestarian sejarah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari sisi historis, Sungai Pleret juga sebagai bukti bahwa Delanggu yang dikenal sebagai lumbung padi Jawa Tengah pernah menjadi pusat perkebunan tebu. Dengan sistem irigasinya yang memecah Sungai Pusur menjadi beberapa anak sungai, Belanda berupaya menggenjot produktivitas perkebunan tebu yang terhampar di Delanggu. Dalam jurnal Gambaran Kepentingan Politik Kelompok Komunis di Indonesia: Pemogokan Buruh di Delanggu 1948 karya Dyah Ayu Anggraheni Ayuningtyas disebutkan bahwa luas lahan tebu di Delanggu pada 1871 mencapai 404 bau dengan hasil produksi 16.183 pikul.

*

Ahad lalu, Pitut bersama sejumlah warga Dukuh Kuncen bergotong-royong membersihkan pintu air Sungai Pleret. Setelah terbebas dari endapan sampah, cekungan di bawah pintu air itu ditebari ikan untuk wahana pemancingan. “Ada sekitar 50 kilogram ikan dari berbagai jenis yang kami tebar. Ikan itu sumbangan dari beberapa donatur,” kata pemuda yang bekerja sebagai driver Go-Jek itu.

Cukup dengan menyumbang Rp 10.000, pengunjung bebas memancing ikan di pintu air bersejarah tersebut selama 12 jam. Uang sumbangan itu sebagian untuk membeli benih ikan yang dibudidayakan dengan keramba jaring di Sungai Pleret. “Sebagian lagi untuk mendanai Gerakan Bersih Sungai Pleret. Sebab, gotong-royong bersih sungai musti berkelanjutan, tidak cukup satu-dua kali,” kata Pitut.

Di sela kesibukan mengelola Gerakan Bersih Sungai Pleret, Pitut dan rekan-rekannya juga rajin berselancar di internet untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan sejarah Pabrik Karung Goni Delanggu. “Berbekal data itu, kami bisa membuka obrolan seputar sejarah Delanggu dengan para pemancing. Tujuannya agar masyarakat turut peduli terhadap upaya pelestarian sejarah di Delanggu,” kata Pitut.

Baca: Arung Jeram Sungai Pusur Klaten, Ban Traktor dan Tangan Kosong

Salah satu pemancing di pintu air Sungai Pleret, Anung Pamadya, mengatakan Gerakan Bersih Sungai Pleret sekaligus menjadi gerbang untuk gerakan selanjutnya yang berfokus menggali potensi wisata sejarah di Delanggu. “Kalau digarap serius dan profesional, potensi wisata sejarah di Delanggu bisa membawa berbagai dampak positif,” kata warga Perumahan Delanggu Regency itu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

3 hari lalu

ilustrasi visa (pixabay.com)
Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

Biasanya petugas akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk menentukan kelayakan mendapatkan visa


Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

3 hari lalu

Maskapai penerbangan SAS. Instagram.com/@flysas/@bravojulietspotting
Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik


Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

3 hari lalu

Ilustrasi tidur di dalam mobil. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

Tidur singkat atau power nap dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan fisik dan mental selama perjalanan jauh dengan kendaraan. Kenapa penting?


Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

3 hari lalu

Sejumlah pemudik kereta api Jaka Tingkir berjalan keluar setibanya di Stasiun Senen, Jakarta, Minggu 14 April 2024. Angka kedatangan akan terus bertambah seiring pemesanan tiket arus balik yang masih tersedia. Arus balik diprediksi mulai tanggal 13, 14 dan 15 April 2024. Pada tanggal-tanggal tersebut terdapat sebanyak 44.000 - 46.000 lebih penumpang per harinya yang menuju Jakarta. TEMPO/Subekti.
Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memberikan promo tarif spesial selama masa arus balik Lebaran.


KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

4 hari lalu

Sejumlah penumpang KRL Commuter Line menunggu keberangkatan kereta di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin 12 Juni 2023. Menurut keputusan Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan nomor 17 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pelaku perjalanan orang dengan transportasi kereta api pada 12 Juni 2023, penumpang diperbolehkan tidak menggunakan masker apabila dalam keadaan sehat serta tidak berisiko tertular atau menularkan COVID-19 dan KAI Commuter selaku operator KRL Commuter Line menghimbau seluruh penumpang untuk tetap melakukan vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

KAI Commuter memprediksi akan ada lebih dari 850 - 900 ribu pengguna commuter line Jabodetabek di hari pertama kerja, pasca libur Lebaran 2024.


7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

5 hari lalu

Ilustrasi merawat motor. (Sumber: Yamaha)
7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

Motor perlu dirawat setelah digunakan saat mudik. Ini deretan komponen yang perlu dicek?


5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

5 hari lalu

Pemudik berjalan keluar dari kapal di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu 13 April 2024. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memprediksi puncak arus balik dari Pulau Sumatera menuju Pulau Jawa terjadi pada tanggal 13 sampai 14 April. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

Jangan biarkan arus balik Lebaran jadi berantakan karena kehabisan tiket kapal. Ikuti tips ini untuk mengamankan tiket penyeberangan


Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

7 hari lalu

Ilustrasi lansia traveling. Freepik.com/Rawpixel.com
Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

Program perjalanan khusus pensiunan ini tersedia setiap tahun selama 'musim sepi' dari bulan Oktober hingga Juni.


Mengurangi Risiko Mabuk Perjalanan Saat Mudik, Simak 5 Kiat Ini

10 hari lalu

Ilustrasi arus mudik dan balik Lebaran. TEMPO/Hilman Fathurrahman
Mengurangi Risiko Mabuk Perjalanan Saat Mudik, Simak 5 Kiat Ini

Risiko mabuk perjalanan dapat bertambah parah atau mudah kambuh saat duduk tak searah, misalnya menghadap ke belakang atau samping.


KAI Service Siapkan Program Selama Masa Lebaran, Ada Penjualan Paket Hampers

10 hari lalu

Sejumlah penumpang berada di dalam Kereta Argo Lawu jurusan Solo - Jakarta PP. Foto: Dokumentasi PT KAI Daop 6 Yogyakarta
KAI Service Siapkan Program Selama Masa Lebaran, Ada Penjualan Paket Hampers

KAI Service dari unit Reska Catering menyediakan paket hampers Lebaran dengan menu legendaris, yang menjadi signature kereta dan Loko Cafe.